"Daniel Zarro Ardiansyah, kelas tidak tahu, datang pukul tidak tahu, alasan terlambat karena tidak tahu alamat sekolah jadi sempat kesasar. Hmmm..."

"Gue ga salah kan?"

"Jadi apa yang kamu tau sih? Kelas gak tau, sekolah gak tau. Bahkan jam datang pun gak tau."

"Ok, listen. Gue itu anak baru disini. So, wajar kalo gue gatau apa apa." Ucapnya.

Akupun terdiam sejenak. Anak baru? Apa jangan jangan, dia yang papa ceritakan padaku tadi pagi? Sejenak aku menatap anak itu. Dia menatapku balik dengan penuh rasa kemenangan.

"Oh, jadi kamu anak baru? Oke, karena disini gak pandang bulu buat siapapun. Jadi aku minta kamu untuk menjalani hukuman. Mmm, lari selama dua menit, push up satu menit, sit up satu menit, dan sapu sapu satu menit udah cukup."

"Wah gila aja lo gue anak baru dis..."

"Protes satu kali, tambahan waktu hukuman satu menit."

"Tapi..."

"Kali ini saya baik sama anda. Anda mau dikasih tambahan waktu lagi karena mengelak?" Ancamku

Dia hanya mendengus kesal dan mulai menjalani hukuman. Dia mulai berlari keliling lapang parkir yang cukup luas. Kemudian ia push up, sit up dan sapu sapu selama dua menit.

"Non, apa itu ga berlebihan?" Tanya Pak Aryo

"Berlebihan apanya pak?"

"Ngasih hukumannya non. Liat aja dia keliatannya kecapean gitu. Padahal dia anak baru."

"Mau dia anak baru atau lama, kalau telat mesti dihukum,pak. Lagian bapak ga liat badannya yang atletis itu? Masa olahraga ringan gini aja sampe ngos ngosan banget sih pak."

"Haha iya juga sih non."

Akupun menghampiri anak yang bernama Daniel itu. Sepertinya dia sudah selesai menjalani hukuman pertamanya.

"Oke. Karna waktu yang diberikan sudah habis. Dan kamu harus menjalani satu hukuman lagi."

"Hah, ada lagi? Nyesel gue sekolah disini. Banyak hukumannya."

"Hukuman ini ga berat kok. Kamu harus baca salah satu buku, dan kamu harus menulis resume buku tersebut."

"Mmmm..." Daniel tampak sedang berpikir, sepertinya dia akan menolak lagi.

"Komik? Boleh?" Lanjutnya. Aku berpikir sejenak, sebetulnya disekolah ini siswa dilarang membawa komik, namun aku melihat Daniel yang tampak kelelahan dan putus asa, sepertinya berbaik hati sedikit tidak rugi juga.

"Untuk sekarang boleh saja. Sekarang kamu baca komik kamu sampe upacara selesai."

"Yess!"

Akup hanya tersenyum kecil melihat tingkahnya yang cukup kekanakan walau tubuhnya tegap layaknya bodyguard. Akupun menunggu hingga upacara selesai bersama Pak Aryo sambil mengawasi anak baru itu.

45 menit pun berlalu. Upacara pun selesai. Aku mengajak anak baru itu ke ruang kepala sekolah.

"Upacara beres. Kamu ikut saya."

"Oke."

"Eits, sebelum itu, kamu masukkan seragam kamu, rapikan rambut, lepas gelangnya, dasinya dinaikkan, kaus kaki tidak boleh dilipat, celana juga naikkan sedikit, tidak boleh memakai celana dibawah pinggang. Oiya terakhir, mohon wajahnya dikondisikan."

"Kondisikan? Mohon maaf nih udah dari lahir tampang gue cakep. Tapi bisa bisanya lo merhatiin gue sampe sedetail itu."

"Udah jangan banyak omong, cepetan."

Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]Where stories live. Discover now