Rainy Wilkinsky

5.4K 357 1
                                    

Selamat membaca

------

Rainy P.O.V

Aku berjalan keluar kampus dan berjalan ke halte bus. Sebaiknya aku pulang duluan agar terhindar dari kesialan lagi karena boyband - boyband aneh itu. Aku membuka handphoneku dan mencoba menelpon Shaine.

"Hallo Shaine."

"Ya, Rain?"

"Aku hanya ingin bilang aku pulang ke penthouse duluan. Aku benar-benar lelah hari ini."

"Ah baiklah. Kami segera pulang."

"Ok, Shaine." Aku langsung mematikan telfon. Tumben banget Shaine tidak menggila hari ini. Kadang dia bakalan cerewet.

Dia aneh sangat aneh hari ini.
Aku melihat bus yang berhenti di depanku. Aku langsung masuk diikuti penumpang lainnya.

30 menit kemudian.

Sampainya di halte bus dekat penthouseku aku langsung turun dan berjalan meninggalkan halte.

Aku melihat di parkiran halte ada sekitar 6 pasang perempuan dan laki-laki berpakaian seperti preman. Memang ada preman di kawasan elit gini?

Ah bukan urusanku. Tapi aku sedikit penasaran dengan lelaki yang sepertinya ku kenal atau pernah lihat? Aku mengernyit memperhatikan lelaki dan teman-temannya itu.

Oh tidak ini bencana. Aku langsung berlari masuk ke lift. Semoga dia tidak melihatku. Jangan sampai dia melihatku. Lelaki tadi bersama genknya. Argh.. Kenapa dia bisa di sini?!

"Hey! Tahan lift itu." Suara bariton terdengar di gendang telingaku. Lelaki dan genk nya itu langsung memandang ke lift. Segera aku membalikan badan. Astaga semoga dia tak melihatku. Aku melirik bukan melihat orang yg berteriak itu. Dia berlari masuk ke dalam lift ini.
Aku hanya diam sambil memakai maskerku. Dia berhasil masuk dengan terengah-engah.

"Terima kasih." Dia berbicara padaku? Aku melihatnya dan sangat terkejut bahwa lelaki ini adalah anggota dari salah satu BB !!

Sial sekali hari ini! Harus bertemu dengan anggota BB terus.

"Kau bukannya gadis yang di parkiran kampus tadi?" Tanyanya dia anggota BB yang kuingat namanya Peter? Aku hanya menganggukan kepala. Malas berbicara.

"Kau tinggal di sini juga? Tapi kurasa aku tak pernah melihatmu." Aku hanya melirik sekilas. SKSD sekali lelaki ini.

"Baru pindah." Ucapku malas-malasan. Dia mengangguk-anggukan kepalanya.
Lift ini terasa lama sekali?!

"Kita belum berkenalan bukan? Perkenalkan aku Peter Serrano."

"Rainy Willkinsky." Dia mengangguk. Dan menatap mataku aku membalasnya.

"Kenapa?" aku bertanya dengan nada jutek sejutek-juteknya.

"Mata ambermu indah."

"Jangan merayuku." Lelaki ini malah tersenyum. Aneh sinting dan gila!

Ting!

Akhirnya sampai juga. Aku langsung keluar dari lift meninggalkan Peter yang masih di dalam.

"See you again, Rainy!" Kurang kerjaan berteriak-teriak memang dia pikir tempat apa ini? Hutan?? Dasar gila, Sial.

Berapa banyak aku mengumpat hari ini?!

Aku langsung masuk ke penthouse dan berjalan ke kamarku. Kamar bernuansa putih dan biru.

Aku lupa jam weker tadi pagi yang ku lempar dimana ya? Aku melempar tas dan melepaskan beanie dan masker mulai mencari jam weker yang ku lempar.

Aku menemukannya tak berdaya di pojokan kamar. Malang sekali nasib mu.

Aku mulai memperbaiki jam weker itu. Sedikit retak tapi lumayan. Untung ini bukan kaca dan hanya plastik bening menyerupai kaca. Jika ini kaca pasti harus membeli baru. Aku harus berhemat.

Aku mungkin telat memperkenalkan diri.

Aku Rainy Wilkinsky bukan dari keluarga mampu. Aku hanya beruntung dapat berteman dan bersahabat dengan orang-orang terpandang. Aku membiayai makanku sendiri sedangkan dengan pendidikan Ayah Rachel dan Shaine mau menanggung. Baik sekali kan tapi dengan syarat aku harus bisa mendapatkan nilai tinggi. Itu tidak lah susah. Aku setiap sore sampai malam bekerja di cafe, dan mungkin besok aku mulai mencari kerja lagi.

Kalian ingin bertanya tentang keluargaku? Mereka membuangku.

Mereka sama sekali tak menginginkanku. Jadi aku kabur dari rumah dan mulai mandiri. Aku memiliki Kakak lelaki dia sangat baik padaku tapi dahulu saat aku masih sekitaran 6 tahunan. Setelah itu? Aku sering di suruh-suruh dan di bully oleh dia di sekolah dan dia menginginkan aku untuk di jual menjadi pelacur untungnya aku bisa lari sebelum itu terjadi, tapi sampai sekarang dia masi mengejarku untuk di bawa ke dunia malam itu. Sebab itu aku menjadi pemberontak, orang blak-blakan, dan tomboy maklum saja ini modal agar bisa menjaga diri.

Oke oke sampai situ dulu perkenalanku ya? Hati-hati naksir padaku.

Aku langsung berjalan ke kamar mandi untuk mandi setelah itu? Aku tidur haha sudah kebiasaan ku. Supaya lebih fresh dan makin cantik dong ya.

-----

Arthur P.O.V

Peter masuk ke penthouse ku dengan wajah bahagia. Aku memandanginya aneh. Kurasa aku harus memeriksanya ke dokter kejiwaan.

"Tebak aku bertemu dengan siapa?" Dia langsung duduk di bar sambil nyengir seperti orang gila.

"Mana aku tau bodoh." aku memutar mata malas meladeni Peter.

"Hahaha.. Aku barusan bertemu dengan gadis tomboy yang berani mengancam Sang Arthur!! Dan aku juga berkenalan dengan gadis itu." aku menatap matanya. Menyelidiki. Dia serius?

" Kau serius?"

"Iya dia tinggal di sini juga."

"Di sini juga." Aku menyeringai. Akan semakin mudah membuatmu tunduk padaku.

"Yap. Dan kau ingin tau nama gadis itu?" Tanya peter.

"Siapa nama gadis itu? "

"Rainy Wilkinsky."

"Rainy? Nama yang indah. Rain (Hujan tau dong?)." Arthur tersenyum licik.

"Terimakasih infomu, Peter. Aku akan mentraktir mu nanti malam. Kau bisa minum sepuasnya nanti."

"Whoah bagus sekali. Kebetulan dompetku sedang tipis. Daripada minum bagus kau menyewakan jalang aku ingin bermain malam ini."

"Baiklah. Apapun yang kau mau, Pet." aku langsung menelfon tangan assistenku.

"Hallo, Jose."

"..."

"Tolong carikan semua tentang gadis bernama Rainy Wilkinsky."

"..."

"Aku ingin malam ini juga semuanya ada."

"..."

Aku langsung mematikan sambungan telfon. Aku penasaran dengan gadis manis itu. Tunggu pembalasanku karena sudah mempermalukanku gadis manis.

TBC

Maaf jika masih ada typo

Minggu, 25 Sept 2016

Billionaire BoysWhere stories live. Discover now