Part sepuluh

17.3K 1.1K 3
                                    

Prilly tak mendengarkan omongan Ali. Ia masih setia menunggu Ali hingga kembali pulang. Ali yang baru saja sampai dan mau membuka Pintu terkejut karena prilly tertidur di depan kamarnya.

"Dia bandel banget sih, gue kan udah bilang 'jangan pernah ganggu gue lagi" ucap Ali berbicara dalam hati.

Ali membopong tubuh prilly membaringkan prilly di kasurnya.

"Kalo tidur Lo tambah cantik"ucap Ali.

Rasanya Ali ingin tertawa saat melihat perut prilly yang mulai membuncit.

"Semoga kamu tenang di perut bunda nak, ayah sayang sama kamu" ucap Ali dalam hati sambil mencium perut prilly.

Ali bangkit dari kasur. Kakinya melangkah menuju balkon. Pikiran nya melayang, memikirkan hubungan tentang dirinya dan prilly.

"Harusnya gue ga boleh kaya gitu ke prilly, siapa tau itu cowok Cuman saudara atau sahabatnya prilly kan? Duh..!! Bego sih Lo li!" Ucap Ali mencaci dirinya.

"Sekarang gimana? Pikirin Ali, pikirin!!!" Ucap Ali lagi.

Prilly yang sedang berbaring di kasur empuk Ali terbangun dari tidurnya.

"Dimana gue?"ucap prily setengah sadar.

Prilly bangkit. Matanya memperhatikan seluruh Isi ruangan.

"Apartement Ali?"tanya prily.

Prilly bahagia karena Ali membawa ke dalam apartement nya. Prilly mencari Ali. Senyum nya mengembang ketika pria yang di cari ya sedang berada di balkon.

"Ali...!! Lo udah ga marah kan sama gue??"tanya prily memeluk Ali dari belakang.

Sontak Ali terkejut karena ada tangan melingkar di pinggang nya dan itu prily.

"Prilly, pril.. Lo udah bangun??"tanya Ali.

"Ali, sekarang Lo udah ga marah lagi kan?"tanya prilly.

"Ummm, sebaiknya Lo makan dulu di dapur, soalnya makanan udah gue siapin"ucap Ali yang melepaskan pelukan prily.

"Oke"ucap prilly.

Ali tersenyum menatap punggung prilly yang sudah menghilang.

"Gue ga boleh egois, gimana pun juga itu anak gue dan prilly, ya sekarang gue ga boleh curiga sama prilly, karena.. Gue yakin hatinya Cuman buat gue seorang"ucap Ali.

Ali melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen. Ia memutuskan untuk menuju ruang makan, mencari keberadaan prilly.

"Ali...!! Masakan kamu makin lama tambah enak"ucap prilly.

"Oh ya? Padahal ini Kan Cuman bubur aja pril"ucap Ali.

"Ga tau, rasanya tuh enak, kamu cocok deh jualan bubur"ucap prilly.

"Haah..!! Jualan bubur? Aku--"ucap Ali terpotong.

"Shutt..!! Aku bercanda kok, masa tukang bubur ganteng banget sih?"ucap prilly.

Ali gemas. Ia langsung mencubit pipi prilly.

"Aduh..!! sakit Ali"ucap prily.

"Oh.. Cakit ya? Mana? Cini - cini?"ucap Ali seperti anak kecil.

"Ini yang cakit.."ucap prilly mengusap - Ngusap pipinya.

"Oh cakit ya? Cini aku ucap - ucap"ucap Ali mengusap - Ngusap pipi prilly.

Ali dan prilly tertawa lepas. Mereka seakan lupa dengan masalah yang menimpa hubungan mereka.

---------[please vote, Coment]------
Ahhh.. Readers sorry ya ceritanya rada aneh? Gimana ini? Minta pendapatnya dong.

Thanks.

The incidentWhere stories live. Discover now