N

3.9K 294 2
                                    


Update cepat untuk menggantikan minggu kemarin yang nggak update.

Happy Reading ^^

"Selamat malam Kei. Hari ini aku nggak menginap, bibi sangat khawatir padaku yang tak pernah pulang."

Tanpa Kei memintanya Reka sudah mengatakannya duluan. Keiza hanya bisa diam dan menganggukan kepalanya.

"Aku mencintaimu Kei. Kumohon ingatlah hal itu," ucapnya dengan suara bergetar, Keiza sangat tau ada yang berbeda dari cara bicara Reka. Ia seolah mengucapkan itu pada dirinya sendiri.

"Aku juga mencintaimu." ucapnya lalu menutup pintu mobil. Dan menunggu mobil Reka perlahan menghilang dari pandangannya. Ia membuka pintu rumahnya dengan perlahan dan harus menyesuaikan dengan kegelapan. Ia menutup pintunya lalu terduduk dengan bersandar pada pintu.

Helaan napas berat keluar dari bibirnya, matanya terlihat kosong tapi garis luka masih menghiasi iris matanya.

"Tuhan, Sedikit panjangkan waktunya. Aku masih belum siap," gumamnya.

Keiza pov

Aku terbangun dari tidurku, baru saja ingin berdiri rasa nyeri menjalar di leherku, kusentuh leherku lalu memijitnya dengan pelan. Luka yang diberikan Nanda masih berbekas.

Dengan susah payah kuraih handphone yang terus berdering dan ada sebuah panggilan dari Reka.

"Reka?"

"Suaramu masih terdengar serak itu berarti kamu baru bangun. Kamu jangan lupa makan ya, hari ini aku tak bisa menjemputmu, aku punya jadwal kuliah pagi."

Kamu punya jadwal atau hanya untuk menghindariku Re. Kenapa? Apa yang kamu hindari dariku, apa aku berbuat salah karena aku lah penghancur kebahagianmu dengan Ferry. Astaga apa yang kupikirkan, Reka sendirilah yang bilang dia mencintaiku jadi dia tak mungkin mengganggapku seorang pengacau.

"Kei...Keiza kamu masih ada kan?"

"Maaf tadi aku sedikit melamun."

"Jangan melamun lagi ya, aku tutup telponnya. Dosenku sudah mau masuk kelas, aku harus bergegas sebelum terlambat."

"Berjuanglah."

"Makasih."

Ia pun memutuskan telponnya. Kenapa hanya sebentar aku dapat mendengar suaramu Re padahal aku ingin mendengar suaramu untuk menyakinkan diriku.

Sebaiknya aku mandi sebelum pikiran buruk ini terus menyergapku. Membuatku akan mati tak berdaya, aku masih belum mau bangun. Jadi tambahlah waktunya Tuhan.

Guyuran air yang terus menerpaku tak membuat rasa gelisah ini menghilang. Apa aku terlalu khawatir dan mulai tak percaya dengan perasaan Reka. Kenapa aku jadi terlihat lemah seperti ini.

Selesai mandi dan memakai pakaian lengkap aku ke meja makan. Aku tak berniat membuat sarapan hanya untuk sekedar duduk dan melihat ke sekeliling. Kenapa rumah ini terlihat sepi tanpanya dan aku sudah sangat merindukan kehadirannya padahal baru saja kami berbicara di telpon.

Sepertinya aku mulai berlebihan hanya karena dia sedikit tak ada didekatku. Tenang kamu akan melihatnya di kampus, ya aku harus ke kampus dan melihatnya untuk menghilangkan rasa gelisah ini.


°°°°

Reka tak fokus dengan ucapan dosen yang sedang berbicara didepannya, dia memang sedang duduk dan terlihat seperti memperhatikan tapi nyatanya pikirannya terus melayang entah memikirkan apa yang pasti bukan perkataan dosen.

It's all because of youWhere stories live. Discover now