U

5.7K 355 2
                                    


Keiza pov

   Kuregangkan badanku sebentar sebelum ke kamar mandi.

   Drrt.drrt.drrt. kuambil handphone di atas meja kecil.

  "Jam berapa kamu kuliah Kei?"

   Aku tau kamu hanya semakin sakit saja seperti ini, berpura-pura seolah tak terjadi apapun.

   "Aku minta maaf soal semalam"

  "Aku tanya lain kamu malah jawab lain"

   Aku tau kamu hanya tak ingin membuat ini semakin sulit.

  "Aku minta maaf "

   Lama dia tak menjawab pesanku, lebih baik aku mandi dulu seraya menunggu pesannya.

   Kupakai kemeja merah kotak-kotak, celana jeans panjang, dan sneaker abu-abu. Kuraih handphoneku di atas kasur dan benar sudah ada 2 pesan masuk.

  "Seharusnya aku yang minta maaf Kei, tak seharusnya aku bersikap egois, aku tak memikirkan posisimu yang semakin sulit saja karenaku"

  "Aku minta maaf Kei"

"Mau ketemu hari ini?"

"Asal kamu tidak sibuk"

"Ketemu di taman pukul 4 ya :)"

   Aku minta maaf Tuhan, aku selalu membuatnya semakin sakit saat bersamaku. Aku menyayanginya Tuhan, aku selalu ingin melihat kebahagiannya dan akan kupastikan kebahagian itu bukan berasal dari aku saja tapi dari orang lain.

   Aku rela menjadi orang lain asal itu membuatnya senang dan aku rela jika pada akhirnya dia akan pergi.

   Pergi, kata yang selalu sukses membuatku ingin mati dan kata itu pasti akan kudapatkan darinya juga.

°°°°°°

   Kulangkahkan kaki ini melangkah di koridor seraya melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 03.20 dan ke taman itu butuh waktu 10 menit. Lebih baik aku yang menunggu daripada dia yang menunggu.

   "Berhenti Kei."

   Aku berhenti lalu menoleh kebelakang melihatnya yang sedang berdiri seraya melambaikan tangannya.

   Kembali aku berbalik dan melanjutkan langkahku tapi baru beberapa langkah tanganku ditarik kebelakang sehingga membuatku harus berhenti terpaksa.

   "Apa?"

   "Mereka tak percaya kalau kita pacaran, mereka ingin melihatmu bersamaku, kita pergi ke kafe dekat sini ya," ajaknya seraya menarik ujung kemejaku.

   Tak taukah apa yang dilakukannya ini menarik perhatian orang lain.

   "Berhentilah bersikap seperti ini!"

   "Kamu tak suka cewek manja?" tanyanya serius menatap mataku.

   "Gue tak peduli tapi asal elu tau sikap elu ini dapat tatapan aneh dari  orang lain."

   "Aku tak peduli," ucapnya lalu mengandeng tanganku dan menarikku pergi.

    Kenapa gadis ini terlihat tidak peduli dengan pandangan orang lain.

    Kulangkahkan kakiku yang hanya mengikutinya, langkah ini berhenti tepat disebuah meja yang sudah diisi 2 gadis yang bernampilan sangat modis.

   "Hai," sapanya pada mereka lalu duduk didepan meja mereka dan aku ikut duduk disebelahnya

   "Eu beneran bawa dia?" ucap temannya yang menurutku sangat cantik, rambutnya yang bergelombang dibiarkan tergerai yang menambah kesan elegan untukku.

It's all because of youOù les histoires vivent. Découvrez maintenant