I

4.4K 295 2
                                    


Keiza pov  

   Rasanya saat kembali ke kota ini dan menginjak rumah yang sudah lama kutinggalkan, semuanya terasa hampa.

   Dulu rumah ini yang selalu memberikanku kehangatan dari dunia luar.

  Rumah ini sudah hancur, dindingnya yang menghitam, jendela yang pecah dan hanya ditutupi dengan kayu-kayu yang dipaku, perabotan yang berserakkan, bingkai-bingkai foto yang pecah.

   Kusandarkan punggungku di salah satu tiang penyangga, kuambil handphoneku yang tak kugunakan sedaritadi.

  Aku tersenyum kecil pada daftar log panggilan, banyak sekali panggilan tak terjawab darinya.

Bolehkah aku berpikir kalau kamu khawatir denganku, biarkan aku terus berharap kalau kamu takkan pergi walaupun aku tak yakin kalau kamu tau siapa aku.

   Tanganku mulai mengetik pesan untuknya.

"Maaf baru memberimu pesan sekarang, kamu tau kota ini masih saja sama saat aku tinggalkan dulu" .

  Kota ini berukuran kecil atau hanya sebuah pulau, kata orang dulu pulau ini hanya sebagai tempat singgah  para nelayan, mereka hanya singgah dipinggir dan tak berani masuk ke kota ini karena hutan yang masih rimbun.

   Orang belandalah yang berani masuk dan mulai mengebor minyak dan bertemu dengan orang asli pulau ini dan mulailah pulau ini ramai.

   Dan kota ini hanya kukunjungi setahun sekali sebagai permintaan maaf atas dosa yang telah kulakukan dulu.
 
  Kurasakan hpku bergetar, kulihat ada panggilan masuk darinya, segera kutempelkan benda persegi ini pada telingaku.

    "H..." belum selesai aku menyapanya dia sudah langsung memotongnya.

   "Kangen"  aku tertawa pelan mendengar katanya yang mulai terdengar manja.

   "Kam...." lagi, belum selesai aku bicara dia langsung menyelanya seolah dia tak memperbolehkan aku menyelesaikan ucapan.

   "Kangen"  kenapa dia mengucapkan kata yang sama dan kenapa dia malah menjadi kekanak-kanakkan gini.

   "Belum sehari Re" ucapku cepat agar dia tak memotongnya lagi

   "Tapi aku kangen Kei, kamu pulang dong kesini, aku mau nanti malam kamu sudah ada didepan pintu kamarku" huft. Gadis ini beneran manja tapi kenapa aku malah menyukainya.

   "Maaf Re lusa baru aku pulang" jawabku

   "Memangnya kamu mau temui siapa sih?"  dia marah?

   "Hanya mengunjungi seseorang" maaf aku tak bisa memberitaumu dan aku tak berbohong Re.

   "Cowok atau cewek, ah keduanya sama saja aku bakalan cemburu Kei" aku hanya bisa tertawa mendengar ucapannya yang menurutku sangat lucu.

   "Kamu aneh aja deh".

   "Ih aku beneran, aku cemburu Kei, kamu tega buat aku cemburu gini".

   "Kamu pulang ya" tambahnya.

   "Nggak bisa Re kan tiketnya sudah kubeli untuk keberangkatan lusa".

   "Kan gampang aku akan beliin tiket untukmu".

   "Nggak usah Re" tolakku.

  "Ya sudah aku marah" ucapnya lalu mematikan telpon.

Dia beneran marah, apa aku harus memberikan hadiah untuknya tapi aku tak tau apa yang disukainya.

  Tapi sebelum mencarikan dia hadiah sebaiknya aku meminta maaf dulu.

It's all because of youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang