Still Jealous

176K 8.1K 292
                                    

Bella's POV

No siders
Happy reading!

------------------------------------------

08.00 am

Matahari mulai menyinari lorong sekolah, aku berjalan keluar kelas dengan wajah kesal.

Tadi pagi saat aku hendak pergi ke sekolah, aku bertemu papi. Entah mengapa aku menjadi benar-benar manja belakangan ini.

Aku meminta mobil keluaran terbaru, mungkin papi tidak berani menanyakan kembali bagaimana keputusan ku sehingga aku mengambil kesempatan untuk meminta sesuatu.

Saat aku pergi tetap dengan lamborghini, aku menyetir sendiri dengan Vio disampingku.

"Bell gue mau nanya"
"Apa?"

Vio memang cantik, tetapi dia tidak memiliki sifat sepertiku, dia terlalu ramah dan baik di depan orang lain.

Berbeda denganku, ketika baru masuk highscope aku tidak mudah tersenyum atau apapun.

Ah sudahlah, kami memang berbeda.

"Kemarin cowok yang rambut blonde kayak gue gitu siapa?"
"Kenapa? Itu Axel"
"Cakep ya gue demen aja"
"But sorry, he's mine"
"Pacar lo? HAHAHA" ucap vio sambil tertawa mengejekku.
"Seriusan gue kan paling cantik"
"Tapi sekarang engga"
"Lo ga ada apa apa nya"

Dia memilih untuk mengalah dariku dan berdiam diri memainkan iPhone nya, dia saja baru memakai iPhone 5s yang pasti nanti kalau nanti Tante Linda jadi nikah sama papi, Vio pasti meminta iPhone yang sama denganku 6s berwarna rose.

***

Sambil berjalan sendirian menuju toilet, aku melihat sekarang jam sudah pukul 8 lebih 3 menit.

Ya kurang lebih, 3 menit yang lalu aku membayangkan kejadian tadi pagi.

Beruntung nya hari ini Axel dan yang lainnya tidak terlambat, sehingga aku bisa duduk bersama Axel lagi.

Dan sialnya, Fany harus kembali duduk bersama Vio.

Ah ya, aku kemarin belum sempat bercerita bersama Fany apa saja yang Vio ceritakan saat mereka duduk bersama.

Setelah dari toilet aku kembali duduk disamping Axel.

"Bell"
"Hm kenapa?"
"Tadi vio nyamperin gue"
"Mau ngajak gue ke kantin bareng nanti"
"Xel! gue ga suka lo deket deket dia pokoknya jangan"
"Iya engga, lo tau kali gue ga gampang deket, apa lagi ini cewek nya nyamperin gue duluan. Beda banget ga kaya lo bell, lo sih bikin gue penasaran" ucap Axel dengan wajah gombal nya.
"Haa babyy" ucapku sambil berseri.

Aku sangat tenang mendengar kata-kata Axel, tapi itu memang kenyataan kalau dulu aku tidak stalking dia mungkin tidak akan menjadi seperti ini.

***

Bell pulang sudah berbunyi, hari ini aku dan Fany sudah berjanjian akan bertemu.

Aku memutuskan untuk pulang kerumah dahulu, aku sampai rumah dan sepanjang perjalanan aku hanya terdiam seperti tidak memperdulikan kehadiran Vio disampingku.

Sifat aku memang seperti ini, aku tidak mau memperpanjang masalah selama dia tidak menyentuh apa yang seharusnya milikku.

Karena Axel juga tidak memperdulikan sama sekali.

Aku sudah berdandan cantik dan rapih bersiap untuk bertemu Fany di Senayan City.

Pak Sukiman supirku sudah siap di depan rumah untuk mengantarkanku.

Stalker In Love, SUDAH TERBIT 。 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang