Bestie?

329K 15.4K 338
                                    

BESTIE

Bella's POV

Pagi ini aku sudah terbangun dengan sendirinya, mungkin aku mulai terbiasa dengan semua yang ada di Indonesia secara perlahan. Aku mandi dengan air hangat, ketika aku mandi kembali terngiang "likes accident" yang terjadi tadi malam sungguh benar-benar memalukan. Setelah aku selesai mandi dan mengeringkan rambut dan berdadan simple, aku turun kebawah. Sampai setelah aku tiba di Indonesia, aku belum bertemu Papi lagi. Sudah tepat dugaanku kalau dia akan kembali sibuk dengan urusannya. Hari ini aku ke sekolah masih diantar oleh Pak Sukiman, sambil aku melihat kearah jalan dan berusaha perlahan mengahafal jalan-jalan dijakarta yang sangat luas ini. Setidaknya, aku hafal jalan menuju sekolah dari rumah dan begitupula sebaliknya. Karena masih pagi dan tidak macet, tibalah aku di gerbang sekolah, hari ini aku berniatan tidak akan melihat atau saling bertatap dengan Axel. Walaupun akhirnya aku bertemu dengannya, aku akan pura-pura tidak tahu tentang kejadian semalam.

Keep calm Bell dia enggak akan sadar kok kalau kamu yang stalk dan tidak sengaja like foto dia di instagram. Kekhawatiran aku tadi malam, mengakibatkan sekarang instagramku tidak memakai photo profile, akupun mengganti display name dan mem-private account. Sungguh kejadian yang sangat memalukan hingga aku seperti ini, ah sudahlah. Hari ini, aku sebangku bersama Fany lagi, dia bukan satu satunya temanku kok, aku cuman malas untuk berbaur dengan orang yang cuek bahkan pemilih teman seperti yang lainnya.

Semenjak kedatanganku di sekolah ini, aku semakin dekat dengan Fany. Tiffany atau Fany, dia cukup ramah kepadaku, dan dia juga selalu jadi chairmate-ku, entah dia dari dulu memang tidak punya teman dekat yang lain, atau memang dia penyendiri. Tapi setelah aku semakin dekat ternyata dia anaknya cukup asik, easy going dan seru. Diamemiliki kepribadian baik dan ramah. Dia juga cukup menarik karena memiliki keturunan Arab dan Belanda sehingga ia memiliki alis yang tebal dan hidung yang mancung.

Disekolah ini mungkin dia cewek yang cantik setelah aku pastinya. Aku mulai bertukar cerita dengan Fany, dia berbanding terbalik denganku. Dia tidak terlalu bawel, dan dia juga mungkin tidak suka stalking siapapun lebih tepatnya. Sehingga saat kita bersamaan dan bersahabat, sifat kita satu sama lain saling melengkapi satu-sama lain. Serius, Fany sangat pintar kalau dalam hitungan. Aku tidak terlalu jago math dia membantuku dan mengajariku dan kalau dia tidka bisa art aku yang selalu membantu dia. Begitulah teman, saling membantu. Aku bawel dia selalu ingin mendengarkannya dengan sabar walaupun aku kadang membahas hal yang tidak penting sekalipun, begitulah teman never get tired of me.

Namun kadang, aku masih merasa apakah terlalu cepat? Yaaa, tetap saja dia sangat berbeda dari sahabatku yang dahulu, aku nyaman mengenalnya seperti baru bertemu dengan bestie who knows me better than my papi. Aku dan Fany merencanakan untuk pergi ke Mall sehabis belajar disekolah, salah satu mall di Jakarta Pusat tepatnya Grand Indonesia. Kita shopping bareng, makan-makan cantik, dan cari sepatu keluaran terbaru untuk sekolah. Fany selalu memiliki pikiran yang sama denganku banyak hal sekali yang kami sukai itu adalah hal yang sama, seperti belanja, makan sesuatu yang pedas, dan suka mengikuti style jaman sekarang.bKetika Fany tidak berada disekolah dia cenderung lebih hyperactive atau rame seru asyik! Tapi sifat dia ke aku tidak pernah berubah, dia mau aja tuh ngomong jujur kalau aku lagi jelek atau apapun. Ya begitulah Fany.

Selesai aku dan Fany nongkrong cantik dan berbelanja secukupnya, akhirnya Fany dan aku memutuskan untuk pulang kerumah. Kita tidak pulang bersama karena di jemput supir kita masing-masing.

18.44

Aku merebahkan badan ke kasur, terlalu capek hari ini karena seharian jalan-jalan berkeliling di Mall, sungguh senang hari ini hangout bersama sahabat baruku. Akhirnya, aku bisa merasa semakin nyaman di Indonesia, setidaknya. Setelah aku mau tertidur, tiba-tiba saja aku terngiang dengan nama Keenan. Oh iya keluarga dia memiliki usaha keluarga yaitu mall besar di Jakarta, berarti dia yang punya Grand Indonesia juga kan..

Aku membuka laptop baruku pemberian Papi. Aku membuka google untuk stalking Keluarga Fasinata. Melihat aset-aset yang dimiliki nya sangat tidak mungkin kalau tidak ada cewek yang enggak mau sama dia. Artinya, sudah yakin kalau sekarang Keenan pasti memiliki pacar dan bisa saja dia cowok ' playboy ', tapi itukan bukan urusanku. Akupun memutuskan untuk menyudahi staking Keenan.

Anehnya diriku, mungkin saat aku berada diluar rumah, aku akan terlihat tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Mungkin orang akan menganggap diriku ini benar-benar aneh jika mengetahui bahwa aku adalah stalker.

Hampir aku kelupaan, aku belum terlalu mengenal latar belakang Keluarga Ardina. Itu adalah nama keluarga Fany, Tiffany Ardina. Sahabat-ku ini ternyata memang anak salah satu direktur perusahaan pajak. Dari dugaanku dia pasti memiliki keluarga yang harmonis,
memiliki orang tua yang peduli dan menyayanginya, sehingga terlihat. Tidak salah. Dia tumbuh menjadi perempuan yang nice to talk with and low profile.

Aku iri, sungguh merasa sangat iri dengannya. Kapan ya aku bisa berubah gak jadi sombong dan angkuh seperti ini? Kapan aku bisa mendapat perhatian dari mami dan papi aku sendiri?

Tapi, aku dapat menerimanya mungkin memang sudah takdirnya seperti ini, Bella yang menjadi stalker dan tidak diperdulikan oleh orang tuanya.

Walaupun sahabat.
Walaupun teman.
Dia pantas untuk aku jadikan contoh, supaya aku bisa berubah jadi lebih baik ya kan, mami papi?

Seenggaknya aku tau, kalau Fany memang baik dan tulus saat berteman denganku.

B E S T I E ?

---------------------------------------------------------------------

thanks readers!

sahabat itu apasih menurut kalian?
apa mereka pantas jadi sahabat?
vote&comment!

- silverbuttons

Stalker In Love, SUDAH TERBIT 。 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang