Hancur

5.8K 471 17
                                    

2 April

* * *

Aku masih tidak pergi ke sekolah, memilih untuk berdiam diri di kamar. Kalau kalian berpikir apakah orang tuaku marah karena aku tak bersekolah, jawabannya adalah bahkan mereka tak peduli padaku. Ayahku sibuk dengan wanita simpanannya dan ibuku sibuk dengan lembaran sahamnya. Aku tak memiliki saudara, lagi pula rumahku dan orangtuaku pun terpisah. Ibu tinggal di pusat Jakarta, ayah tinggal di Bali. Benar-benar keluarga yang harmonis bukan?

Selama ini, hanya Angga yang kuanggap selalu berada di dekatku. Selama ini Angga lah yang selalu berada di dekatku, tapi dia malah pergi. Angga malah memilih berjalan menjauh. Angga yang aku percaya malah membuat diriku sakit dengan sangat.

Ponselku bergetar, sebuah pesan masuk. Aku tak berniat membacanya, tapi aku tetap membuka pesan itu.

Angga: Maaf, gue keterlaluan. Please, let me in. Lo belum makan 'kan? Atau seenggaknya, ambil makanan yang gue taro di depan pintu.

Me: Gak usah sok perhatian. Gue gak butuh manusia munafik.

Angga: Gue minta maaf, Nit, gue salah. Gak seharusnya gue ngomong kaya gitu.

Me: You don't have to, gak ada artinya. Pergi.

Angga: Gue bakal berdiri di depan rumah lo, sampai lo maafin gue.

Me: Like I would care.

Angga: Yes, you do. I'll waiting for you.

Angga, bercanda 'kan? Dia gak serius 'kan? Iya 'kan?

* * *

Cinta dan RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang