"Maaf"

6.1K 501 30
                                    

4 April

* * *

Hari ini aku berangkat sendiri, seperti sebelumya sih. Eh, tidak, sebenarnya dulu --sebelum Angga dan Risha pacaran-- Angga selalu menjemputku. Sayangnya itu semua berubah, dia bahkan sudah tidak memperhatikan aku lagi. Tidak heran sih. Kata orang saat seseorang telah memiliki kekasih, dia akan melupakan sahabatnya, dalam kasusku, itu terjadi.

"Nit," aku tak menoleh, karena aku tahu itu siapa, malah aku semakin mempercepat langkah kakiku. Kelas pertamaku Bahasa. Sampai di kelas, aku langsung menuju tempat dekat jendela di baris paling belakang.

"Maaf, Nit." Angga sialan, aku lupa jadwal milikku dan Angga sama semua!

Aku tak menjawab, malah menaruh wajahku di atas lipatan tangan dan mulai memejamkan mata. Aku tak bisa tidur dengan tenang karena si gila Angga terus menerorku dan melempar kerikil ke kaca jendelaku.

"Gue gak bermaksud, sumpah, Nit, gue bener-bener lupa." Angga kembali bersuara. "Lagi lo harus mulai cari teman, 'kan gue gak selamanya ada di samping lo. Cari kehidupan baru lah, Nit. Gue capek kali."

"Kenapa juga lo marah sih? Cuma sekali ini doang," tiba-tiba suara Angga meninggi, membuatku langsung duduk tegap. "Lo tuh kekanakan banget tau gak, Nit? Masalah kaya gini aja marah."

Aku mengerjap beberapa kali, "oh, kalau lo lupa, gue yang selama ini ada di samping lo! Even, gue sakit pun gue tetep dateng saat lo manggil! Dan sekarang lo nyuruh gue get a life? Well, dude, thanks for being a jerk!" Dengan kasar aku menarik tasku dan keluar kelas.

Baru kali ini aku menangis berhari-hari dengan alasan yang sama; Angga.

"Nit, kenapa?" Risha menyentuh pundakku, namun aku langsung menepisnya.

"Gak usah sok peduli," aku menatapnya tajam. "Kalian emang cocok ya, sama-sama sok peduli."

"Nit, Risha gak ada hubungannya," Andre menyahut dari belakangku. Aku menoleh, menatapnya tajam. "Gue gak ngomong sama lo."

"Gue lupa bahwa orang-orang yang bakal nyakitin gue adalah orang yang paling dekat. Dan itu lo Ga," aku tersenyum, miris. "Lo ngancurin semuanya."

Dan dengan itu aku berjalan keluar gedung sekolah.

* * *

Cinta dan RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang