Benarkah Aku Sudah Berusaha Terlalu Keras?

4K 362 3
                                    

For my little brother yang kemarin berulang tahun,

Happy birthday, Mug. Tetap jadi dirimu dan terus bikin bangga keluargamu. Aku selalu bangga punya kamu sebagai adekku.

FantaC.

---

Val mengerang dan perlahan bisa merasakan tubuhnya menjadi berat. Ia membuka matanya dan langsung menutupnya rapat kembali saat cahaya terang menyilaukan matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya terang itu, dan ia mendapati sedang berhadapan dengan langit-langit ruangan yang putih bersih, seketika ia panik. Ia tak mungkin berada di rumah sakit, kan?

Ia menoleh ke kanan dan mendapati sebuah jendela besar yang menghadap ke pepohonan rimbun, di sisi itu juga banyak terdapat bermacam-macam alat yang Val tak tahu untuk apa. Di sudut lain, berjajar ranjang rumah sakit yang tak berpenghuni, juga sebuah meja kerja dengan seorang wanita berumur sekitar 30an duduk dan tampak seperti sedang mengerjakan sesuatu. Val menghela nafas lega, paling tidak ia tahu dimana ia berada sekarang. Rumah paman Anthony.

Val mencoba mengingat apa yang terjadi. Ia mengerjakan soal ujian di kelas, dan... apa? Ia tidak ingat apapun, setelah itu rasanya semua yang terjadi hanyalah bayangan kabur di pikiran Val. Lalu ia ingat Nora yang wajahnya penuh kekhawatiran.

Val menelan dengan susah payah, apa akhirnya Nora tahu tentang dirinya?

Val tersentak dari lamunannya saat dirasakannya sesuatu bergerak dari sisi lain ranjangnya, ia menoleh ke kiri, dan berhadapan dengan mata yang bulat dan sehitam malam, "Nou..." suaranya serak saat menyuarakan panggilan itu.

Nora terlihat bingung sejenak, sebelum ia terlonjak berdiri, "Val!!!" pekiknya, agak terlalu keras, membuat Val bergidik. Tak berapa lama terdengar suara-suara dari lorong dan semakin mendekat ke arah mereka.

Val mencoba duduk, tapi sedikit kesulitan. Ia meraih panel untuk mengatur ranjang yang biasanya ada di meja di samping ranjang dan mengaturnya hingga ia sekarang dalam posisi setengah duduk.

Dan berdiri di sana, Al, Maya, paman Anthony, paman Andre, juga Reyansh. Val sebenarnya heran, kenapa Reyansh selalu ada di mana-mana, sih? Tak cukup kah ia ada di rumahnya setiap hari, kini Reyansh ada dimana-mana setiap saat.

Mereka menghambur bersamaan memasuki ruangan, berebut untuk masuk terlebih dahulu melewati pintu ganda yang hanya terbuka separuh, Val terkikik melihat tingkah mereka, sementara mulut Nora sedikit menganga saat melihat tingkah mereka.

"STOP!!" Maya berteriak, membuat mereka membeku dan mundur selangkah, hal inilah yang dimanfaatkan oleh Maya untuk segera memasuki ruangan dimana Val berbaring, yang segera diikuti oleh yang lainnya.

"Val, apa sih yang ada di otakmu itu?!" tanya Maya tiba-tiba setelah sampai di ujung ranjang Val, tangannya bersedekap, wajahnya keras dan memerah, hidungnya kembang kempis mirip banteng yang sedang mengamuk.

"Aku baik-baik saja sekarang, May. Terimakasih sudah bertanya." balas Val sarkastis sambil memutar matanya.

"Val, kapan terakhir kali kau makan?" tanya paman Anthony lembut sambil mengecek nadi Val, dan menyesuaikan laju IV.

"Umm... sarapan tadi pagi?" Val ingin menyuarakan jawaban yang tegas dan percaya diri, tapi malah berakhir dengan sebuah tanda tanya di belakangnya.

"U-uh! Wrong answer." Maya menggeleng.

"Aku sarapan kok pagi ini. Ya kan, Al?" Val berusaha mendapatkan bala bantuan, tapi yang diharapkannya malah ikut menggelengkan kepala. Ia beralih menatap Reyansh yang duduk di kursi di samping jendela, tapi yang ia malah sedang melihat keluar jendela, seakan pepohonan di luar sana lebih menarik karena tiba-tiba saja ia bisa berjalan.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang