8 Play in Jungle Land

61 8 2
                                    

Setelah itu, mamaku mengembalikan keyboardku ke mobil. Aku dan teman teman tidak sabaran ingin main. Untuk teman temanku... Ya kan? Jujur aja. Haha.

Tiba tiba Pak Eman membagi tiket masuk. Langsung saja anak anak merebutnya. Haha. Kayak ada artis aja. Aduhhh jangan mikirin Justin Bieber lagi. Aku langsung mengambil kartunya.

Aku langsung masuk ke Jungle Land sama Niall Horan, Meghan Trainor, Zayn Malik. Eh kok salah sih? Sengajaaa. Godain temen temen aku. Yang benar sih Dien, Marsya, Chacha, masih banyak lagi, habisnya bareng bareng mainnya. Hmmm aku sudah ganti baju dengan teman temanku. Ribet ya. Aku kan pengen langsung main. Hihi walaupun sudah 3 kali ke Jungle Land, kan tetep aja kangen. Masa kesana belum bahagia ya? Padahal aku sudah pernah hampir menaiki semuanya.

Pertama aku naik pesawat yang merah. Bagi yang pernah ke Jungle Land pasti tahu maksud aku, habisnya aku lupa namanya apa.... Hehe sorry ya. Bagi yang enggak tahu, ini wahana yang diputar 360 derajat. Aku duduk di sampingnya Dien. Aku memakai sabuk pengaman. Mungkin teman temanku juga, tapi mereka beda pesawat. Yaiyalah kalau engggak pakai sabuk pengaman ya bisa jatuh lah. Ya kan? Tiba tiba wahana dinyalakan. Aku mulai tidak sabar. Aku sudah menaiki wahana ini setiap aku ke Jungle Land. Jadi ini adalah wahana favoritku. Awalnya biasa saja, tapi lama lama terbalik. AAAHHHHHHH! Semua teriak. Pertama kali aku naik wahana ini aku nangis ketakutan. Tapi sekarang, santai, aku sudah bersahabat. Haha. Saat sudah selesai, teman temanku pusing. Aku dan Dien sih tinggal lari.

Aku juga main rumah jelangkung. Yang paling seru itu pas di rumah jelankungnya. Awalnya rombongan naik wahana pengen naik rumah jelangkung. Baru mau masuk daerah antrian yang gelap, yang lain takut. Tempat antrinya juga gelap. Jadi kita manggil laki laki, biar ditemenin. Tapi laki lakinya lagi mau naik wahana, jadi kita tunggu di rumah jelangkung. Aku dan Dien yang pertama masuk. Terus yang lain ngikut. Marsya gandeng tangannya Dien. Tiba tiba ada hantunya yang tentu orang yang berperan menjadi hantu di tempat antriannya. Wajar antriannya sepi, jadi takut. Aku berhenti. Dia menunjuk jalan ke mana harus jalan menuju wahana. Aku memang sudah pernah, tapi entah kenapa sekarang berbeda? Sekarang lebih serem. Aku membiarkan ada teman temanku yang jalan duluan. Habis itu aku menyusul. Aku menggandeng tangan Dien. Mungkin kekencengan, sampai Dien enggak mau digandeng. Wajar takut nabrak. Habisnya gelap banget. Sorry ya Dien.

Tak lama ada sapaan dari Fajar. "Hai Echa." Fajar ada di sampingku. "Jar? Eh! Laki laki udah dateng!" Aku berteriak. "YEYYY!" Yang perempuan teriak senang. Tiba tiba, orang yang menjadi hantunya datang. Semua langsung berjalan lagi. Aku hanya melihat lampu yang remang remang. Aku tidak terasa menggandeng tangan temanku. Aku kira itu Marsya. Ok ini bukan rahasia lagi. Lagian itu hanya temanku. Ternyata yang aku gandeng itu Fajar. Aku kaget. Mungkin Fajar juga. Jangan bilang aku sengaja. Aku benar benar tidak tahu. Habisnya badannya Marsya sama Fajar hampir sama. Haha. Pas selesai antri, kita naik kereta. 1 kereta 4 orang jadi aku pisah pisah. Aku sama Dien. Di samping Ariel kosong. Si Chacha mau duduk di situ diciein. Haha. Chacha kan suka sama Ariel. Ehm ehm Cieee. Dia aja pernah ngirim surat cinta ke Ariel. To Chacha : Aku bercanda Cha. Tapi jujur aja, kamu masih suka kan? Hehe. Akhirnya Tawa yang duduk di sana. Aku duduk di belakang sama Dien. Aku merem aku tutup kuping. Aku memang penakut kalau soal hantu. Jadi aku kesini untuk naik aja. Liatnya sih enggak. Haha.

BelieveМесто, где живут истории. Откройте их для себя