Just Talk Me Down...

4.6K 404 14
                                    

Aku nggak tahu apa sebenarnya yang kutulis ini.
But I hope you all enjoy this part.

A lot more than I enjoy to write this part. °_°

Here you go. Happy reading \^0^/

---

Val duduk di kursi kantornya, kakinya ia letakkan di atas meja, tak peduli lagi dengan tumpukan file yang berserakan di atasnya. Ia memijat kepalanya yang sedikit nyeri. Ia mengambil ponsel di meja kerjanya dan mengetikkan pesan,

Val : Nou, talk to me. Apa aku berbuat salah padamu?

Satu diantara ratusan pesan yang ia kirimkan beberapa hari ini. Satu diantara ratusan pesan yang tak mendapatkan balasan.

Val tak habis pikir, ada apa dengan Nora. Sejak sepulang kencan itu, ia tak lagi membalas pesannya, ia tak lagi mau bicara dengannya. Ada sesuatu yang salah. Tapi ia tak tahu apa. Nora tak mau bicara padanya. Tak mau mengangkat telepon darinya.

Bahkan di kelas, ia selalu menghindar jika Val mendekatinya. Val mengerang frustasi, dan merapikan mejanya sebisa mungkin, tapi melihat file yang begitu berantakan di atas mejanya, dan ia tak tahu lagi yang mana harus masuk ke map yang mana, jadi ia langsung membawa tak sekolahnya dan berjalan keluar.

"Tina, maaf tadi aku sedang memperlajari beberapa file, dan membuka semuanya sekaligus, sekarang ak tak tahu lagi yang mana gabungan dari yang mana. So, bisa tolong kau rapikan untukku? Aku harus pulang." Val berhenti di meja Tina sebentar, lalu berjalan lagi ke arah lift.

"Val, kau tak apa-apa?" tanya Tina khawatir.

"Ya. Kenapa?"

"Kau terlihat kurang baik."

"Aku oke." akan lebih oke jika Nora mau bicara padanya. Tambahnya dalan hati.

"Oke." Tina tak ingin menunda Val lebih lama lagi, jadi ia tak lagi bertanya karena memang pintu lift sudah terbuka, dan Val segera memasukinya.

Tina tidak bisa tidak khawatir, Val terlihat sedikit gusar akhir-akhir ini. Dan sepertinya hal itu sedikit merusak suasana hatinya.

---

Val kembali mengirimkan pesan untuk Nora ketika ia sampai di rumah, tapi lagi-lagi tak mendapatkan balasan. Dengan geram, Val melepas baju seragam, dan menggantinya dengan setelan renang. Ia kembali menggulung rambutnya yang tadi sempat ia gerai ketika di kantor, dan mengikatnya dengan salah satu ikat rambut yang ia pakai di pergelangan tangannya.

Ia menyambar sebuah handuk besar di rak penghangat, dan keluar kamar menuju ke kolam renang di halaman belakang rumahnya. Ia mendapati Al, Maya, dan Reyansh duduk bersama di depan TV, tampak berargumen tentang apa yang ditayangkan di TV.

"Val, mau berenang?" tanya Reyansh.

"Nggak, mau ke diskotik." ujar Val memutar matanya, dan pergi berlalu. Ia bisa merasakan Reyansh berjalan mengikutinya dari belakang. Ia berhenti sebentar di dapur untuk mengambil sebotol air, meminum setengah isinya, dan kembali berjalan ke halaman belakang.

Val melakukan sedikit peregangan, begitu juga dengan Reyansh. Sepertinya anak ini juga akan mengikutinya berenang. Val tak tahu lagi bagaimana ia harus menyingkirkan anak ini, jadi ia akan membiarkannya saja untuk melakukan apa yang ia inginkan.

Val, mengambil posisi di ujung kolam dan menceburkan diri. Ia melakukan 20 putaran tanpa henti dengan kecepatan tinggi. Ia sedang kesal. Dan ia biasanya akan berenang hingga kehabisan nafas jika sedang kesal. Ia bisa merasakan Reyansh juga berenang di sisi lain kolam, dengan mudah mengimbangi kecepatannya. Bahkan saat Val akhirnya berhenti dan duduk terengah-engah di tepi kolam, Reyansh yang bertelanjang dada dan hanya memakai boxernya hanya menghela nafas beberapa kali, kemudian bernafas seperti biasanya.

VALERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang