15: Dilemma

1.8K 185 1
                                    

Aku berjalan menghampiri Mitch yang duduk sendirian di meja makan. Wajahnya terlihat masam dan... aku tidak melihat Scott duduk bersamanya. Dimana dia?

"Hey," sapaku. Ia hanya berdeham pelan. Ada apa dengannya? Kenapa dia jadi murung begini?

Aku pun duduk di sebelahnya dan menatapnya dengan alis tertaut. "Kau tidak apa-apa, Mitch? Dimana Scott?"

Ia mengedikkan kepalanya ke pojok ruang makan. Aku menoleh dan langsung terlonjak kaget. Aku melihat... Scott dan Alejandro duduk dan makan bersama. Mereka terlihat sangat gembira. Dan mereka... berpegangan tangan?!

"Mitch..." Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari mereka. "Are they together?" Kini pandanganku kembali terfokus pada pemuda tampan di sampingku ini.

Mitch hanya mengedikkan bahunya sambil terus menyantap makan siangnya.

Oke, sudah jelas hubungan mereka sedang tidak baik.

"Ada apa sih? Cerita dong."

Ia meletakkan sendoknya di atas meja. "Semua ini salahku."

"Maksudmu?"

"Saat hari pertama Scott bekerja di TEP, Alejandro bertanya padaku. Apakah aku berpacaran dengan Scott. Aku jawab ya. Tetapi, kujelaskan perasaanku yang sebenarnya padanya.

"Kalau aku tidak mencintai Scott lagi. Dan mungkin... Alejandro memberitahukan hal itu kepada Scott. Apalagi ia mengaku kalau dirinya menyukai Scott."

Aku terdiam sejenak. "Oke, aku tidak mencintainya lagi. Tetapi, aku sangat menyayanginya sebagai sahabat. Avi, kau tahu kan, kami sudah berteman sejak usia kami masih sepuluh tahun?"

Aku menjadi miris ketika mendengar pengakuan sahabatku ini. Kasihan dia. Gara-gara masalah sepele, hubungannya dan Scott hancur.

Aku menjadi kesal juga dengan Alejandro. Dia ternyata licik juga. Tidak boleh kubiarkan hubungan persahabatan antara Mitch dan Scott hancur gara-gara pria itu.

***


Aku melihat Scott sedang berjalan menuju ruang kerjanya bersama Alejandro. Aku pun segera menghampiri mereka berdua.

"Scott, bisa kita berbicara? Hanya berdua saja."

Ia terdiam sejenak dan menatap Alejandro. Pria itu mengangguk dan tersenyum lembut. "Saya tinggal dulu, Pak," pamitnya. Aku hanya mengangguk.

"Ada apa, Avriel?"

"Kau bertengkar dengan Mitch?" tanyaku langsung to-the-point. Raut wajahnya langsung berubah. Ia mendengus kesal.

"Penipu sialan itu mengadu padamu?"

Aku mengernyitkan dahiku. "Penipu? Apa maksudmu?"

"Dia menipuku, Avi. Dia tidak mencintaiku!" Mata Scott mulai berkaca-kaca.

"Dengarkan aku, Scott. Mitch menyayangimu. Tetapi sebagai sahabat. Ia tidak ingin hubungan persahabatan kalian hancur begitu saja karena masalah cinta."

Scott langsung termenung.

"Itu saja yang ingin kusampaikan. See you later." Aku menepuk bahunya pelan dan berjalan meninggalkannya.

Saat aku berjalan menuju ruanganku, salah seorang pekerjaku menghampiriku. "Sir! Saya menemukan ada sesuatu yang salah."

"Ada apa lagi?" Aku menghela napas panjang.

"Sangat sulit untuk menjelaskannya. Lebih baik, Anda ikut saya sekarang ke laboratorium utama." Aku mengangguk dan berjalan membuntutinya.

Ketika kami tiba di laboratorium utama, ia segera menunjukkan data penyanyi lain yang akan kami reinkarnasi.

Aku sangat tidak percaya dengan apa yang kulihat. Ini tidak mungkin terjadi!

"Bukannya kita sudah mereinkarnasinya? Aku baru saja bertemu dengannya."

"Saya tidak tahu, Pak. Sel DNA-nya sama. Sepertinya, mereka memiliki hubungan darah."

"Tidak mungkin ini terjadi!" elakku.

Aku menopang daguku dengan tangan kananku sambil berpikir dengan keras. Semua ini membuatku pusing. Masa kami mereinkarnasi seseorang dua kali?[]

Sorry guys for the long updateeee. Sibuk banget, apalagi belakangan ini ada bimbel, pulang sampai sore, dan Senin depan sudah UTS. Hadeuhh. Super duper sibuk. Jadi, aku bakalan jarang post.

Apalagi aku ada dua project yang pending. So, stay tune for them! Thank you readers for the stars and comments. God bless :)

Love,

Silvertongue.

The EartheniansWhere stories live. Discover now