Percakapan Pertama

139K 5.8K 104
                                    

"No sini!" Teriak isal cukup mencengangkan telinga, dan membuat Annika diam membeku.

Derap langkah itu semakin dekat tepat dibelakang Annika dan

"Anj*** tai aing(aku) kebelakang ga ada!" Umpat Refeno yang duduk disebelah Annika.

Annika menegang mendengar umpatan Refeno, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya mengetahui Refeno duduk disebelahnya.

"Ini anjir si Dito mau nyamperin pacarnya dikantin, no. Kebetulan kita juga lapar belum sarapan tadi." Jelas Max, salah satu temannya.

Ya, Annika sama nabila memang ada dikantin. Nabila mengomeli Dito habis habisan ketika tahu Dito belum sarapan. Dan dia langsung memaksa Dito kekantin.

Dan yahhh, yang datang malah segerombolan pria. Tentunya teman teman Dito. Untung tidak ada Refeno, tapi akhirnya Refeno datang juga, menyusul.

Annika mati gaya.

"Anjir kuliah teh kaya yang mau ke pasar, nyubuh." Gerutu Febrio kesal.

"Kalo ga inget masadepan, rek bolos aing mah (mau bolos aku)." Timpal Valdy.

"Iya, tidur lebih enak kayanya." Kali ini Zain yang berkata

"Masih ngantuk." Giliran Rifan berkata.

"Udahlah berisik daks! Makan dulu nih biar ga ngantuk." Dito melerai teman temannya yang terus mengeluh.

"Beuki tunduh wareg mah (tambah ngantuk kalo kenyang)." Celetuk Ganesh yang badannya seperti namanya, sebesar gajah, eh, tidak sebesar itu juga deh, saat semuanya selesai makan.

Dan semuanya mengangguk setuju.

Btw, teman teman Refeno memang banyak. Mulai dari teman SMP, SMA, teman kampus beda beda, jadi jika disatukan, begitulah, banyak.

Refeno sepertinya bukan typical orang yang berteman dengan itu itu saja.

Tetapi, dari sekian banyak temannya, ada salah satu dari mereka yang paling tahu Refeno. Katakan, teman dekat.

***

"Minta id line Annika, kata Thomas." Celetuk Sendi saat semuanya tengah mengobrol usai makan.

Annika yang sedang mengotak atik Handphone nya mendonggakan kepala melihat kearah suara.

Sebenernya pura pura main Handphone, padahal gak ada notif yang penting, cuman sok sibuk aja biar gak kelihatan salting duduk disebelah Refeno yang hari ini sungguh mempesona.

Kaos hitam, jeans, vans. Sederhana, yang membuat begitu mempesona ada sedikit rambut tipis di dagunya, ya jambang! Tipis sekali sehingga jika Annika menyentuhnya, mungkin akan menggelikan ughh. Stop it!

"Annika, tuh ditanya malah bengong." Tegur Nabila

"Apa?" Annika tersenyum kikuk, Annika kesal sendiri dengan sikapnya yang kikuk.

"Id line nya apa cancikkkkk." Thomas bertanya, alay, sungguh

"Annikavalencia." Kata Annika tersenyum semenawan mungkin.

Annika tak sadar, Refeno memperhatikan Annika dari tadi kalo, buka ada line dari Nabila.

Nabila beleria
Anjir sieno kaya tai liatin maneh(kamu) mulu

Annika sontak menoleh kearah Refeno, dan benar saja dia sedang menatap Annika.

Refeno tertangkap basah sedang memperhatikan Annika, tidak tahu malu. Bukanya langsung berpaling. Ini malah terus menatap Annika.

Annika malah yang memalingkan wajahnya, Annika tak tahan dengan detak jantungnya yang semakin cepat ketika bertatapan dengan Refeno.

"No, belum juga pdkt maen tikung aja. Kasian si Thomas." Canda Reza.

Refeno hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"Kaya tau." Refeno berbisik pelan tepat di telinga Annika, seakan ingin menciumnya.

"Tau Ap..ppppa?" Kata Annika tergugu, bodoh. Terlihat sekali grogi!

"Lupakan." Kata Refeno singkat lalu berlalu begitu saja.

"Woy no mau kemana?" Teriak teman teman nya

"Masuk kelas lah bego!" Jawabnya sambil tetap berjalan

Annika tertegun, dalam hatinya menggerutu, Refeno kasar banget ngomongnya.

SlightedWhere stories live. Discover now