Part 9 : Semua tak sesederhana kelihatannya

9.8K 847 36
                                    

***

Sekawanan saudara itu bersekongkol untuk menjebaknya datang kerumah besar bergaya modern di pusat kota Seoul. Dengan bermodal kata bahwa saat ini Kyuhyun sedang sakit dan kondisinya cukup parah, Naemi yang lugu itu tentu saja tak menaruh curiga kala Ahra dan Siwon menjemputnya pada minggu pagi yang cerah ini.

Toh, sekarang, sudah bukan rahasia lagi bahwa Kyuhyun tengah mengencani seorang gadis panti asuhan yang juga merupakan murid program beasiswa di sekolahnya. Bahkan Siwon yang menjadi guru olahraga mereka di sekolah sekaligus merangkap sebagai seorang kakak ipar dari Cho Kyuhyun itu dengan terang-terangan selalu saja mencoba menggoda mereka. sering kali guru bermarga Choi itu membuat mereka berpasangan dalam kegiatan olahraga yang terkadang membutuhkan kelompok. Atau Siwon bahkan pernah dengan sengaja mengunci ruang olahraga hanya untuk membuat mereka berdua terjebak di dalam sana lebih lama.

Bagi Kyuhyun tentu hal itu tidaklah menjadi masalah, namun bagi Naemi—si gadis gagap—yang memiliki pemikiran paling rumit di dunia, hal itu tentu saja menjadi masalah besar untuknya. Naemi belum terbiasa dengan kedekatan seperti ini dengan Kyuhyun. Walau ikrar kepemilikan Naemi sebagai kekasih seorang Cho Kyuhyun telah lewat dari beberapa bulan, tetap tak membuat gadis manis itu terbiasa dengan kehadiran Kyuhyun disisinya. Ia tidak pernah merasa istimewa seumur hidupnya. Dan Kyuhyun mampu membuat Naemi merasa sangat istimewa di mata pemuda itu.

Ia bahkan belum sepenuhnya mengerti, kenapa Kyuhyun menginginkannya untuk menjadi kekasih. padahal, ia bukanlah apa-apa di banding para gadis cantik di sekolahnya. Ia tidak punya apa-apa yang bisa di banggakan. Tapi Kyuhyun selalu menyebutnya istimewa, gadis paling berharga di hidupnya. Dan Naemi tidak tahu, apa itu hanya sekedar rayuan atau basa-basi Kyuhyun semata.

Naemi menghela nafas, ia menatap nampan di depannya yang berisi dua gelas cairan perasan  jeruk segar yang ia tambahkan dengan batu es kedalamnya. Juga sepiring kue cokelat yang tadi baru saja selesai ia buat bersama Ahra. Menghela sekali lagi, Naemi memperhatikan isi dari rumah mewah milik keluarga Cho tersebut. Segalanya tampak mahal dan berkelas. Sebuah hunian kaum jetset yang tak pernah sekalipun ia bermimpi untuk memasukinya. Jangankan memiliki rumah sebesar ini, bahkan untuk bermimpi memasukinya saja, Naemi tak pernah benar-benar membayangkan.

Ia menengok pada pintu kaca yang terbuka lebar di sisi kiri dapur bersih di rumah ini. Sebuah pintu besar yang menghubungkan ruangan ini dari halaman indah di luar sana. Rumput-rumput hijau bak permadani merayunya untuk segera kesana. Ketempat seorang pemuda yang memang tengah menantinya di halaman belakang. Kyuhyun pernah menceritakan bahwa halaman belakang rumahnya begitu luar biasa. Ada sebuah bukit kecil yang tampak sangat jelas dari area belakang terawat itu.

Jadi setelah membantu Ahra membersihkan dapur, Kyuhyun memintanya untuk menemui pemuda itu di taman kecil di belakang halaman.

Langkah hati-hatinya merupakan sebuah hentakan lembut yang telah di hafal Kyuhyun belakangan ini. Seakan mampu merasakan kehadiran Naemi, Kyuhyun segera menolehkan kepalanya kebelakang, memberikan senyum jutaan dollar yang mampu membuat sendi lutut Naemi lemas. Berusaha untuk tak menghiraukan tatapan intens pemuda itu, Naemi kembali menundukkan kepalanya. Hanya tinggal beberapa langkah lagi dan ia akan benar-benar mencapai pemuda itu. Namun usaha santai yang tengah ia usahan tampak tak lagi mampu di terapkan. Karena, semakin dekat jarak antara dirinya dan sang pemuda, maka akan semakin menggila degupan jantung sialannya. Naemi ingin mengerang, namun ia tidak tahu bagaimana caranya.

“Apa rumput-rumput itu lebih menawan dari kekasihmu?” Kyuhyun melotot, pura-pura kesal akan tingkah Naemi yang masih saja bertindak gugup kala tengah berdua saja dengan dirinya. “Kau bahkan mengacuhkan tatapanku dan lebih memilih menatap rumput jelek itu.”

 AYAH?Kau'kah itu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang