Bagian 19

4.8K 82 0
                                    

"de, mau makan?" ia pun menggeleng, aku memegang tangannya

"de?"

"'de?"

"de?"

Ia tetap diam, aku melihatnya pun ikut diam , kami menuju parkiran tanpa adanya obrolan

"kak, pengen nasi goreng mang kiwil" ucapnya yang membuat ku kaget

"mang kiwil? Dimana?"

"deket kampus, kesana yuk ka'"ucapnya manja

Akupun tersenyum dan mengangguk setelah itu kita pulang kerumah dan kita pun langsung masuk kamar, ia membuka kerudungnya dan membuka lemari membawa celana pendek yang ia belikan minggu lalu

"nih kaka ganti celana dulu" akupun mengangguk

"ko masih disini? Eits jangan ganti disini ka, ade juga mau ganti baju"

"yaudah ganti aja"

"ih kaka mah sana keluar kamar"

"kenapa sih de? Kita kan udah halal, ganti aja disini lagiaan kaka engga mungkin kan ngehamilin ade tanpa..." ia membungkam mulut ku

"aish kaka nyebelin banget sih, udahlah aku yang keluar ganti dikamar mandi" ucapnya dan langsung keluar kamar, aku tertawa melihat tingkahnya, setiap kali ia merajuk aku seperti sedang berhadapan dengan imel, dia benar benar lucu, akupun selesai menggangti celanaku dan membaringkan tubuhku ke tempat tidur, meltapun masuk kamar dan langsung membaringkan dirinya ke tempat tidur, akupun menghadap ke padanya dan langsung memeluknya, ia melepaskan pelukanku

"kenapa?" ucapku dengan wajah polos, "ade masih belum biasa juga dipeluk sama kaka? Ko dilepas pelukan kaka?"

"mulai malam ini kaka jangan gitu meluknya, ade tuh sebenernya engga suka kaka peluk kaya gitu, gini nih" ucapnya dan menyeretnya tanganku memeluk pinggangnya dan mengarahkan kepalaku ke lehernya, oh my god ia harum sekali, iapun mengelus rambutku

God, ini godaan aku bahkan langsung menghadap ke payudaranya

"ade engga pake bra ya?" ucapku spontan yang langsung membuatnya menjauh dan menyilangkan dadanya

"ih kakak mah" aku tertawa melihatnya

"engga apa-apa kali de, kaka kan suami ade, lagian kaka juga tahu ko, gimana engga tahu selama kita nikah kalo ade ngeratin pelukan dada ade kan nempel ke dada kaka ya kaka ngrasain lah"

"kakak! Ih mulai malam ini kalo tidur engga ada peluk-pelukan"

"ih ko gitu sih de"

"ya kakak nya gitu"

"emang salah ya? Kakakkan suami ade, wajar juga kan kakak tahu kebiasaan tidur istri kakak, emang salah kakak tahu? Lagian kakak juga kan udah janji sama ade, kalo kita nglakuin 'itu' lagi kakak akan izin dulu"

"stop ka, dari tadi kakak ngomongnya engga disaring dulu ya, iih nyebelin" ia pun memunggungiku, akupun mendekat dan memeluknya dari belakang dan tanganku mengelus perut ratanya

"selamat tidur wifey, selamat tidur calon anak ayah" ucapku mencium bahu melta dan mengelus perut ratanya

Melta prov

"selamat tidur wifey, selamat tidur calon anak ayah" ucapnya

Tanpa sadar bibirku menyinggungkan senyum, ah manis sekali sikap ka adnan malam ini, akupun berbalik dan tidur terlentang, membawa tangan ka adnan menyentuh perut rataku dan membawa kepala ka adnan ke leherku , aku pun mengelus rambutnya

'selamat tidur juga hubby" ucapku seraya mengelus rambutnya, ia pun menggeleng gelengkan kepalanya membuatku harus mendongak karena bibirnya menyentuh leherku

"geli ka"

Ia tetap melakukan hal yang sama

"udah ka, ade geli" ia pun baru berhenti lalu bangkit dan menompang kepalanya dengan tangan ia melihatku dan akupun menatapnya

"jagain anak kita baik-baik ya de" ucapnya mengelus perutku

"pasti ka" ucapku tersenyum dan langsung berhamburan ke pelukannya, ah rasaya nyaman sekali

"katanya engga nyaman peluk kaya gini"

"heheh, yaudah sini kakaknya" ucapku dan ia langsung menyusupkan kepalanya dileherku, aku merasa bahagia sekali malam ini terimakasih ya Allah atas nikmat Mu , walaupun awalnya aku bingung namun aku yakin Engkau pasti memberikan yang terbaik untukku

Ia pun bangkit dan mencium bibirku

What? Mencium bibirku? Membuatku teringat malam itu saat ia mencium bibirku dengan kasar namun kali ini beda, ia sangat lembut membuatku terbuai dan membalas ciumannya, lalu ia melepaskannya

"tidurlah.." ucapnya mengelus bibirku , aku pun mengangguk, oh my god pasti mukaku merah deh

Kitapun memejamkan mata dan terlelap tidur

Aku terbangun mendengar adzan subuh dan merasakan seseorang memelukku erat

"ka, bangun yuk udah subuh nih" ucapku menunduk dan mengelus rambut hitam lembat miliknya

"hemmm" gumamnya dan menggeliatkan tubuhnya namun tetap memelukku

"masih nyaman de, 5 menit lagi yaa bangunin " ucapnya dengan suara serak orang bangun tidur dan kembali menyusupkan kepalanya dileherku

Aish manja sekali dia,"ayo dong ka, sholat subuh dulu nanti tidur lagi, yuk ah udah mau jadi calon ayah ko males-malesan gini" ia pun langsung bangun

"iya iya, ade galak banget sih sekarang" aku tersenyum mendengar ucapannya, dan ia pun langsung ke kamar mandi mengambil wudhu

Setelah sholat subuh akupun langsung keluar kamar dan menyiapkan makanan unutuk suamiku itu, aku menanak nasi dan memotong tempe , setelah itu aku melihat jam masih menunjukkan pukul 06.06 wib, aku lalu mencuci pakaian kotor yang memang cuman beberapa setel baju sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama, karena selama ini aku selalu mencuci 3 hari sekali, setelah mencuci akupun langsung menjemur pakaian itu dan menuju dapur lagi melihat nasi yang sudah matang, akupun menyiapkan telur dan segera menceplokannya, saat aku membolak-balikkan telur itu tiba-tiba tangan kekarpun sudah berada dipinggangku

"pagi bunda"

"bunda?"

"iya, nantikan dipanggil bunda" ucapnya lalu mencium bahuku dan membuatku geli

"mandi dulu sana kakaknya "

"entar ah,makan dulu baru mandi"

"loh ko gitu?"

"lagi pengen aja, ayo sini kakak bantuin, ini tempenya mau digorengkan"

"iya"

"kakak aja yang goreng, kakak kan jago masak'

"halah..."ucapku meledeknya dan meninggalkannya didapur lalu menyiapkan baju seragamnya, saat aku kembali ke dapur iaa pun mengangkat tempenya

"cepet banget, udah mateng belum tuh?"

"cepet...cepet.. engga sadar ade lama ninggalin kaka disini"

"ahaha, maaf kan ade juga sekalian nyiapin baju ade, yaudah yuk diangkatin kesana" tunjukku menuju ruang santai kita entahlah aku bingung menyebutnya apa , kita pun memakan sambil menonton tivi

Tiba-tiba sebelum aku menyuapkan nasiku kembali rasa mual menghampiriku

I want youWhere stories live. Discover now