Chapter 11 - Setelah Enam Tahun

602 32 1
                                    

happy reading aja yaaaa...

***

Aku melangkahkan kakiku cepat, bahkan suara pantulan dari high heels yang kugunakan begitu menggema di setiap lantai yang kupijak. Aku benar-benar sudah telat karena jumlah pasien yang membludak di weekend  ini.

Mataku langsung menemukan orang-orang yang kukenali. Segera saja kutambah kecepatan berjalanku untuk bergabung bersama mereka.

"Wei, Bu dokter, lama banget. Sampe acara dansa udah mau dimulai."

Aku hanya membalas Kamila yang hari ini tampak begitu cantik dan bersinar itu dengan cengiran lebarku. Dia datang bersama Vero, kekasih yang kini berprofesi sebagai sutradara yang sudah berhasil menyutradarai beberapa film yang terb ukti berkualitas.

"Gue kan baru telat sekali doang. Lah, apa kabarnya lo yang tiap janjian ngaret mulu?" 

Kali ini dia yang menertawakan kalimat sinisku. Nah kan, bukannya merasa bersalah ini orang.

"Gue 'kan sibuk syuting sama pemotretan. Lo kaya nggak tau gue aja."

Ya, Kamila Rain Daniswari itu kini memang menjadi model sekaligus aktris yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Tak kusangka, sahabat bersuara cemprengku itu kini menjadi salah satu aktris tersukses di umurnya yang masih muda. Begitu serasi dengan profesi sang kekasih. Kalau Kamila mau, dia bisa saja memanfaatkan pekerjaan Vero, kan? Hitung-hitung sambil menyelam minum air. Hehehe.

"Kamu sendirian aja, Ra? Gak bawa pasangan?" 

Kali ini si Miss Perfect Sherryl yang bertanya. Dia menggelayutkan sebelah tangannya mesra pada Air. Aku meringis iri melihat pasangan-pasangan langgeng ini.

"Gue harus bawa siapa? Gue kan nggak punya pasangan." Balasku tak acuh.

"Terus si Alfa mau dikemanain, Neng?"

Air yang sedari tadi hanya diam langsung menyeletuk yang kubalas dengan pelototan tajamku.

"Alfa itu cuma temen, gue gak ada rasa sedikit pun sama dia."

Alfario Hangganda, rekan sesama dokter di rumah sakit tempatku dan Air bekerja. Ya, siapa yang sangka jika kami dipertemukan kembali dengan profesi dan tempat bekerja yang sama setelah dipisahkan beberapa tahun karena lokasi universitas yang berbeda. Hanya bedanya, aku di bagian dokter anak, Air-dokter khusus ortopedi, sedangkan Alfa-dokter bedah.

Alfa pemuda yang tampan, mapan, cerdas dan pekerja keras. Bukannya aku tak tahu jika dia menyimpan rasa padaku. Hanya saja... katakanlah jika aku belum move-on dari pria berengsek bernama Angkasa Adirangga, sehingga pesona laki-laki manapun tak ada yang berhasil mempengaruhiku.

"Iya lah, secara lo kan belum move on dari yang ono," Kamila berkata sinis. Sementara aku hanya mengulum senyum menanggapinya. Sama sekali tak membantah, karena memang itulah kenyatannya.

"Eh, Sher, gimana sama butik baru lo di Bali itu? Kapan diresmiinnya?" tanyaku antusias pada Sherryl. 

Kini Sherryl menjadi salah satu desainer yang cukup terkenal di Indonesia. Karya-karyanya bahkan sudah beberapa yang diakui di luar negeri. Selain itu, yang benar-benar membuatku merasa iri, dia juga membuka butik yang cabangnya menyebar hampir di seluruh Indonesia.

"Minggu depan peresmiannya. Aku harap kalian mau dateng kesana nanti." Katanya sumringah.

"Pasti. Gue pasti dateng, apalagi kalo dikasih salah satu gaun lo, Sher." Kataku penuh modus.

"Gue juga, ya." Kamila terseyum begitu lebar pada Sherryl. Aku hanya mendengus melihatnya. "Eh tapi, gue mau dirancangin gaun pengantin aja deh buat pernikahan gue entar. Ya?" Imbuhnya seraya mengedipkan matanya beberapa kali.

PACAR SEWAANWhere stories live. Discover now