Perlahan aku bangkit dari tempat dudukku, meninggalkan pasien yang tertidur lelap di kursi periksa. Seminggu telah berlalu sejak aku tiba-tiba terdorong ke dunia asing ini. Sementara itu, aku memilih untuk melanjutkan pekerjaan Yeon Seon-woo di antara dua jalan yang disarankan oleh Lee Je-hee.
Lee Je-hee, yang tampak sedikit kecewa, tetap membantuku dengan segala cara yang memungkinkan. Berkat dia, aku dapat menjalankan klinik tanpa kesulitan. Ini semua berkat penjelasan Lee Je-hee yang mudah dipahami tentang cara menggunakan skill tersebut. Namun setelah seminggu, rasa syukur itu perlahan berubah menjadi ketidaknyamanan.
"Sudah selesai?"
Huh, Begitu aku membuka pintu ruang periksa dan melangkah keluar, pria yang bersandar di dinding itu berdiri tegak. Lalu, seolah sudah pasti, dia mengulurkan tangan kepadaku.
"....."
Aku menatap tangannya, lalu menghela napas dan diam-diam menyerahkan tangan yang telah menggunakan skill pada pasien. Kemudian, dia mulai menggosok tanganku dengan tisu basah yang dipegangnya dengan tekun, seolah-olah sedang membersihkan tanganku yang telah menyentuh sesuatu yang kotor.
"Hei, Jehee."
"Ya."
"Kau nggak sibuk?"
"Gapapa. Aku punya wakil master yang cukup cakap."
"...."
Apa sebenarnya yang dilakukan wakil master yang cakap itu? Pria itu, yang telah membersihkan tanganku hingga ke ujung jari, akhirnya melepaskan pergelangan tanganku. Mataku bertemu dengan mata Asisten Yoon, yang sedari tadi mengamati kami dengan penuh minat, dan aku mengernyitkan dahi. Ia mengepalkan tinjunya memberi semangat, seolah berkata,
"Lakukan yang terbaik."
Apa yang kau dukung, kak? Setelah menahan desahan lain yang hampir meledak, aku mengalihkan pandanganku ke ruang tunggu. Meja dan kursi kecil yang telah disiapkan untuk pasien telah hilang, digantikan oleh sebuah sofa lebar. Itu adalah sofa yang dibeli Lee Je-hee untuknya. Sofa itu begitu mahal sehingga aku merasa malu untuk duduk di atasnya, tetapi sofa itu menjadi tempat duduknya yang khusus, seolah-olah sudah menjadi haknya untuk terus duduk disana.
Setiap hari, Lee Je-hee akan tiba di depan pintu apartemenku tepat pada waktu aku berangkat kerja, menungguku, lalu mengantarku ke klinik. Lalu, sepanjang konsultasi, dia duduk di sofa itu, menatap tabletnya. Kalau cuma itu saja yang dia lakukan, maka tidak akan jadi masalah. Hanya saja begitu ada pasien yang ingin duduk di sofa itu, bajingan itu akan mengubah tatapannya dan menatap mereka dengan tajam. Sikapnya persis seperti binatang buas yang sedang waspada, wilayahnya diserbu.
Saat masuk, para pasien, setiap kali membuka pintu, akan terkejut dengan intensitasnya dan melihat sekeliling. Lalu, mereka akan segera mengenali Lee Je-hee dan meminta tanda tangannya, atau mengonfirmasi melalui asisten Yoon atau aku bahwa itu memang Lee Je-hee.
Ketika ada pasien yang datang padaku dan mengajukan pertanyaan, tatapan Lee Je-hee menjadi sangat tajam, jadi tidak jarang bagi pasien yang telah memperhatikannya menjadi ragu-ragu dan lari ke ruang pemeriksaan tanpa berani melakukan kesalahan apa pun. Meski begitu, hal ini sama sekali tidak menurunkan jumlah pasien yang datang ke klinikku. Malahan, Le Jehee benar-benar membantu penjualan. Kabar menyebar bahwa ini adalah klinik yang sering Le Jehee kunjungi, dan reservasi pun meningkat.
Juga ada rumor yang menyatakan bahwa "jika Anda datang ke sini, Anda dapat melihat Lee Je-hee". Karena itu jumlah pelanggan baru tiap hari selalu bertambah.
Dengan begitu banyak orang berkerumun di sekitar, dapat dimengerti mengapa dia merasa tidak nyaman, tetapi Lee Je-hee bahkan tidak berkedip. Sebaliknya, dia duduk dengan tenang di sofa yang sudah menjadi hak nya, memperhatikan pelanggan yang datang dengan mata waspada sebelum beralih ke tabletnya.
ESTÁS LEYENDO
Creating A Hidden Ending Ending + Side Story
FantasíaSetelah melihat akhir dari permainan 'Returning Of D-Class Hunter', Yeon Seon- woo terbangun sambil menatap langit-langit yang tidak dikenalnya dan segera menyadari bahwa dia telah merasuki fuguran yang bahkan tidak muncul dalam permainan . Saat men...
