"Kamu harus buktikan perubahanmu nggak membuatmu lemah. Fokus pada ujian dan proyek akhir. Batasi waktu dengan Fiona. Elisia akan bantu kamu belajar."
Galaksi menatapnya tajam. "Aku nggak butuh Elisia, dan aku nggak akan menjauh dari Fiona. Justru dia yang membuat aku tetap stabil."
"Itu bukan permintaan, Galaksi. Itu perintah. Kalau kamu gagal, Papa yang akan menentukan siapa pendamping hidup kamu."
Ancaman itu sangat jelas, Papanya membatasi waktu untuk Fiona, atau dijodohkan dengan Elisia.
Galaksi keluar dari ruang kerja ayahnya dengan beban berat. Ia segera menghubungi Fiona melalui panggilan video call dan menceritakan semuanya.
"Jadi mereka ingin kamu menjauhi aku?" tanya Fiona lirih.
"Ya. Ini sudah jadi perang antara hati dan logika bisnis mereka. Tapi aku nggak akan menyerah. Aku akan tunjukkan kalau aku bisa sukses bersama kamu."
"Gimana caranya?"
Galaksi menatapnya penuh keyakinan. "Kita buktikan bahwa ketulusan jauh lebih kuat dari efisiensi dingin. Kita susun rencana baru—rencana kita."
Fiona tersenyum puas. "Aku siap. Aku akan jadi partner terbaik kamu dalam perang ini. Karena cinta sejati bukan bug, tapi investasi."
Itulah awal dari babak baru: bukan lagi sandiwara, melainkan perjuangan sesungguhnya. Antara cinta, logika, dan keberanian melawan masa lalu.
🌼🌼🌼🌼
Keesokan harinya di SMA Paramitha, kabar tentang kembalinya Elisia Aurana Marendra—mantan anggota OSIS yang dikenal sempurna dan dingin menyebar secepat kilat. Namun, yang paling merasa terancam bukan hanya Fiona, melainkan juga Senna, Bricia, dan Audia. Mereka tahu betul siapa Elisia: gadis berotak tajam, penuh perhitungan, dan tampak seperti manusia yang sepenuhnya diprogram untuk efisiensi.
Dan kini, Elisia tampak berusaha menarik Galaksi kembali ke masa lalu yang dulu ia tinggalkan.
Saat jam makan siang, Elisia muncul di kantin dan langsung menghampiri meja Galaksi tanpa sedikit pun menoleh ke Fiona yang duduk di depannya.
"Galaksi, gue udah siapkan timeline belajar untuk ujian akhir," ujarnya tenang sambil menyodorkan binder berwarna merah. "Kita belajar tiap Senin dan Rabu sepulang sekolah, di perpustakaan Evanza Group. Kalau kita kembali ke ritme lama, gue yakin efisiensi lo bakalan bisa pulih sepenuhnya."
Galaksi memandangi binder itu tanpa minat.
"Nggak perlu, dan sorry. Tapi gue udah punya jadwal sendiri."
"Jadwal yang Fiona buat, maksud lo?" Elisia menampilkan senyum meremehkan. "Yang isinya waktu luang untuk menikmati matahari pagi dan makan cupcake? Galaksi, itu bukan disiplin. Itu buang-buang waktu."
Sebelum Fiona sempat bereaksi, Senna sudah lebih dulu menyambar binder itu dengan gaya teatrikal.
"Wow, Elisia! Halus banget, ya. Tapi sayang, ini udah kedaluwarsa. Galaksi sekarang udah upgrade sistemnya."
Tatapan Elisia menajam. "Berani banget lo nyentuh barang gue. Siapa lo?"
"Gue Senna," jawabnya dengan senyum sinis. "Koordinator Kebahagiaan Fiona, sekaligus antivirus Galaksi dari kekakuan versi lama. Lo itu cuma update jadul yang gagal di-install ulang. Soalnya, storage hatinya Galaksi udah penuh sama Fiona. Jadi maaf, error 404: not found buat lo."
Bricia menimpali dengan tenang tapi tajam. "Galaksi yang sekarang udah stabil, Elisia. Dia nggak butuh kontrol, tapi keseimbangan. Mungkin lo yang harus belajar upgrade diri."
Audia ikut mengangguk. "Papa Galaksi boleh aja nyuruh lo deketin dia, tapi lo nggak bisa ngalahin yang namanya ketulusan. Jangan ganggu dunianya Galaksi, deh."
YOU ARE READING
Plot Twist
Teen FictionCerita ini beralur maju dan penyelesaiannya cepat! *** Fiona Raeva Quinn dikenal sebagai Drama Queen sekolah-bukan karena suka lebay, tapi karena hidupnya selalu tampak seperti naskah film yang ia tulis sendiri. Sayangnya, skrip sempurna itu nyaris...
CHAPTER 06
Start from the beginning
