• PROBLEM •

11 0 0
                                        

    Angel duduk pada tribun paling bawah, tepatnya di lapangan basket indoor

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


    Angel duduk pada tribun paling bawah, tepatnya di lapangan basket indoor. ia menunggu Liara, mereka sudah janjian untuk membicarakan permasalahan yang terkait.

seseorang datang yang Angel kira adalah orang yang ia tunggu, namun ternyata bukan. "astaga, ngagetin aja"

"sorry, Ngel" Ridho terkekeh kecil, "sendirian aja"lontarnya.

"berdua ni, sama lo" ujar Angel terdengar konyol, tertuju pada lelaki di sebelahnya.

suasana tampak canggung, Ridho merasa begitu. sedangkan Angel gusar masih menunggu Liara.

lelaki itu memainkan lidahnya di dalam mulut, seraya menimbang "Kalo gue ajak jalan lo mau ga, Ngel?"tanyanya berandai, namun penuh harap.

"em, kapan-kapan aja ya" ujar Angel tak pasti, lebii terdengar seperti penolakan halus.

"gue suka sama lo, Ngel" pernyataan itu meluncur begitu saja keluar dari mulutnya.

Angel mematung seketika, lidahnya menjadi kelu.

melihat respon gadis itu yang malah mematung seperti sedang menahan nafas, Ridho mencoba mencairkan suasana. "santai aja kali, Ngel. gue ga maksa buat lo nerima gue ko. gue cuma ngasii tau lo aja, biar hati gue lega" confes tanpa bermaksud apa-apa, hanya untuk ketenangan hatinya.

Meski sudah saling mengenal cukup lama, karena dulunya saat duduk di bangku SMP selalu satu kelas, bahkan sekarang di SMA pun mereka tetap satu kelas. Memang takdir mereka, pun Caesa dan Nizer. keempatnya selalu satu kelas dari SMP hingga SMA.

tapii selama itu juga, Angel hanya menganggap Ridho sebagai teman, hanya sebatas itu. meski kadang ia merasa Ridho mencoba mendekatinya, tapii Angel menepis pemikirannya itu.

"Sorry, Do" bingung hendak merespon bagaimana. Angel hanya takut salah bicara yang malah menyakiti lelaki itu.

memampangkan ekspresi santai, lelaki itu mengangguk ringan "gapapa. gue juga ga berharap lo nerima gue. cukup jadi temen lo aja gue udah seneng" ujar Ridho sedikit berbohong, ada setitik harapan jika mereka bisa bersama dengan status lebih dari teman.

tadinya pun Ridho menepis perbedaan mereka yang kentara demi hatinya, tapii sadar Angel tidak memiliki perasaan yang sama sepertinya. mereka semakin tidak mungkin karena perbedaan keyakinan dan berbeda perasaan.

Bangkit hendak beranjak pergi, namun sebelum itu Ridho menepuk puncak kepala Angel beberapa kali "duluan" pamitnya tanpa menunggu Angel membalas.

sepeninggalan Ridho, Angel menelungkupkan kepalanya di atas lutut beberapa saat, sebagian rambut panjangnya menjuntai ke bawah. sambil menetralisir perasaannya yang campur aduk.

Merasa adanya suara derap langkah kaki, mendengar itu ia mendongak. Angel mengkerutkan alis melihat keberadaan Caesa.

"kenapa lo tolak?" Caesa bersidekap dada, terkesan menantang "atau karena lo punya hubungan sama Bagas?"tudingnya tiba-tiba.

We Are ComplicatedWhere stories live. Discover now