"Aku ingin dia menderita," jawab Sooya dengan tatapan tajam.
"Apa kau tidak pernah berpikir itu akan berujung sia-sia? Kau hanya mendapatkan kepuasan sesaat. Dan seterusnya itu bisa menorehkan luka pada orang lain. Orang yang nantinya kehilangan Taehyung,"
Sooya terlihat mengepalkan kedua tangannya kuat.
"Sooya... aku tau Taehyung pernah berbuat salah padamu. Tapi untuk sekarang jika kau balas dendam, rasanya itu percuma. Karena Taehyung tidak bisa mengingat apapun, termasuk kesalahan yang pernah diperbuatnya,"
"Tapi aku tidak suka melihatmu bahagia sedangkan disini aku menderita Kim Jisoo,"
Jisoo tertawa miris. "Aku bahagia? Dimana letak kebahagian ku Sooya? Dulu memang aku akui aku bahagia. Namun setelah kau mencelakai Taehyung pernah kah kau melihat ku bahagia?"
"Setidaknya dia tidak mati,"
"Dia memang tidak mati. Dia memang tidak pergi. Tapi aku merasa kehilangannya setiap hari," ucap Jisoo dengan suara bergetar menahan tangis.
"Kau tidak pernah tau rasanya di lupakan oleh sesorang yang kau cintai,"
Sooya terdiam mencerna ucapan Jisoo, tanpa kata perlahan ia menghilang.
Jisoo masih berdiri di tempatnya. Ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan pelan. Setelah merasa dirinya tenang Jisoo melanjutkan aktivitasnya.
🥀🥀
Hari ini Jisoo berencana untuk datang ke kantor Taehyung seperti kemarin. Namun bedanya hari ini ia sengaja tidak membawa bekal makan siang atau apapun. Jisoo datang dengan tangan kosong.
Niatnya siang ini ia akan mengajak Taehyung makan di luar dan menanyakan makanan apa saja yang pria itu sukai.
"Selamat siang Kim Taehyung sayang!!!" Jisoo meneriaki nama Taehyung setelah pintu ruang kerjanya terbuka. Kali ini ia tidak malu-malu lagi seperti kemarin, entah didalam ada Jungkook, Jimin maupun presiden sekali pun tidak akan membuat Jisoo malu.
"Eoh???" Jisoo kebingungan saat ruangan tersebut ternyata kosong.
Sontak ia melihat jam di layar ponselnya. Jam masih belum di angka 12 tapi Taehyung sudah tidak ada.
"Ahh... dia berusaha menghindar rupanya,"
Tak ingin menyia-nyiakan waktu Jisoo kembali menutup pintu ruangan tersebut dan berbalik arah.
Jisoo berjalan ke arah kooridor dan bertemu Jimin disana.
"Apa kau melihat Taehyung?" Tantanya menghentikan langkah pria itu.
"Tuan Taehyung saya lihat kearah lift nona Jisoo. Sepertinya akan pergi mencari makan di luar,"
Jisoo mengangguk. "Baiklah terimakasih untuk informasinya, Jimin,"
Belum sempat Jimin menjawab Jisoo sudah lebih dulu berlari menuju lift.
"Nona Jisoo hati-hati lantainya licin baru saja di pel," peringatan dari Jimin sambil menatap Jisoo was-was.
"Tenang saja, tidak masalah," Jisoo berteriak menjawabnya. Kedua kakinya merasakan jika lantai yang dipijaknya memang licin. Jisoo sebisa mungkin menjaga keseimbangan, ia lari dengan miring terbirit-birit. Dalam hati ia mengerutu kesal karena memakai heels yang lumayan tinggi. Besok-besok kalau datang ke kantor ini Jisoo akan memakai sneakers siapa tau kejadian hari ini terulang lagi.
YOU ARE READING
Find me in your memory
Teen Fiction"Aku lelah tapi tak ingin menyerah. Aku rindu tetapi hanya bisa menunggu. Kamu tidak pergi, namun anehnya aku merasa kehilangan" Nyatanya hal tersulit di dunia ini adalah pura-pura tersenyum di saat hati menangis. Pura-pura bahagia saat hati menjeri...
Part 5
Start from the beginning
