Taehyung pasti bangga, akhirnya calon istrinya ini bisa membuatkan makan siang untuknya.
Batin Jisoo sambil melangkah masuk ke dalam lift.
Sampai di depan ruangan Taehyung, Jisoo menyisir rambut dan memperbaiki penampilannya, ia ingin semuanya terlihat sempurna.
"Selamat siang Kim Taehyung sayanggg," teriak Jisoo dengan lantang. Salah satu kebiasaan Jisoo saat berkunjung di kantor KTH group adalah meneriaki nama Taehyung dengan suara manja.
Namun kali ini berbeda. Jisoo langsung menutup mulutnya begitu menyadari jika di dalam ruangan tersebut bukan hanya ada Taehyung, namun sekertaris Park dan Jungkook ada disana.
Taehyung langsung menatapnya tajam. Teriakan Jisoo membuatnya malu.
"Maaf, aku tidak tau ada orang lain," Jisoo menundukan kepalanya dan berjalan mendekat.
"Untuk apa kamu datang kesini?" tanya Taehyung dengan raut tidak suka melihat kehadiran Jisoo. Gadis itu terus mengganggunya membuat kepalanya pusing.
"Aku membawakan makan siang untuk mu. Sup iga... makanan kesukaan mu," jelas Jisoo sambil mengangkat kotak bekalnya tinggi.
Taehyung menghela nafas jengah.
"Wahh romantis sekali," puji Jungkook dengan senyum menggoda.
Park Jimin, atau yang biasa di panggil dengan nama sekertaris Park ikut tersenyum melihat aksi Jisoo.
"Aku belajar membuat ini dari subuh dan meminta bantuan dari Jennie juga. Oh iya apa kalian juga mau? Kebetulan aku membawa lumayan banyak," ucap Jisoo. Ia meletakan kotak bekal di atas meja kerja Taehyung.
"Tidak-tidak, kau pasti membuat sup itu spesial untuk Taehyung. Jadi kami tidak akan mengganggu. Benar begitu kan sekertaris Park?" Jungkook mengode Jimin agar setuju dengan pendapatnya.
"Iya benar tuan," sahut pria itu.
"Kalau begitu kami akan keluar, silahkan nikmati waktu kalian," Jungkook merangkul bahu Jimin, kemudian memutar tubuhnya dan melangkah keluar.
"Kamu mau makan sekarang?" tanya Jisoo pada Taehyung.
Pria itu tidak bergeming. Rasanya begitu malas menghadapi Jisoo.
"Coba dulu sedikit, aku yakin kamu akan suka," Jisoo membuka kotak bekalnya.
"Berhenti," Taehyung menghentikan.
"Kamu... tidak bisakah kamu berhenti melakukan semua ini? Apa kamu pikir saya tidak terganggu? Saya sangat terganggu nona Jisoo,"
Jisoo mengerucutkan bibirnya. "Ini adalah bentuk perhatian ku untuk mu Taehyung,"
Taehyung mengusap wajahnya gusar. "Bentuk perhatian? Saya sudah katakan saya tidak butuh itu. Dan lagi, berhenti bertingkah seolah-olah anda paling tau semua kesukaan saya. Panckae coklat... bubur abalone... sup iga... saya tidak menyukainya!" Ucapnya dengan tegas dan rahang mengeras.
Semua makanan yang Jisoo bawakan untuk pria itu adalah makanan kesukaannya dulu. Jisoo pikir dengan membawakan makanan kesukaan Taehyung akan membuatnya perlahan mengingat jati dirinya. Namun ternyata hal itu salah, sangat sulit menghadapi sikap Taehyung yang keras kepala.
Jisoo sedikit memalingkan wajah dan tersenyum getir. Taehyung benar-benar berbeda.
"Saya tidak tau apa yang terjadi di masa lalu. Tapi saya adalah orang yang paling mengerti dengan diri saya sendiri. Jadi saya mohon berhenti mengganggu dan mengusik kehidupan saya,"
Jisoo kembali menatapnya. Dalam hati ia meneguhkan niat. Memantapkan tujuannya untuk menyembuhkan Taehyung dengan cara apapun.
"Kalau aku tidak mau?" tantang gadis itu dengan senyum miring.
VOCÊ ESTÁ LENDO
Find me in your memory
Ficção Adolescente"Aku lelah tapi tak ingin menyerah. Aku rindu tetapi hanya bisa menunggu. Kamu tidak pergi, namun anehnya aku merasa kehilangan" Nyatanya hal tersulit di dunia ini adalah pura-pura tersenyum di saat hati menangis. Pura-pura bahagia saat hati menjeri...
Part 4
Começar do início
