Seulas senyum getir terukir, Yujin melangkah terlebih dahulu membawa Taehyung menuju kamarnya.

"Ini adalah kamar mu," Yujin membuka pintu dan mempersilahkan putranya masuk.

Taehyung mengangguk kecil. "Saya ingin sendiri,"

Yujin menelan ludahnya yang tercekat. Mencoba terus tersenyum seolah tak terjadi apa-apa. "Panggil ibu kalau kau butuh sesuatu," ucapnya.

Setelah tinggal sendiri di dalam kamar yang luas dan bersih tersebut Taehyung melangkahkan kaki untuk melihat apa saja yang ada di dalamnya.

Tidak ada yang berbeda dari kamar anak laki-laki pada umumnya, namun yang mencuri perhatian Taehyung adalah deretan foto dirinya bersama Kim Jisoo yang tersusun rapi di atas meja khusus.

Taehyung mengamatinya satu persatu. Hingga sebuah pertanyaan muncul di pikirannya.

"Sebenarnya sedekat apa aku dan dia,"

Taehyung memejamkan matanya kuat saat rasa nyeri tiba-tiba menyerang kepalanya. Ia memegang kepala dengan kedua tangan. Menggeram tertahankan.

Untuk beberapa saat Taehyung mencoba menguasai diri. Setelah rasa sakitnya hilang dengan kesadaran penuh ia meraih salah satu foto dan membawanya menuju tempat sampah.

Brak.

Bersamaan dengan figura foto tersebut jatuh kedalam tempat sampah pintu kamarnya terbuka.

"Taehyung maaf tadi aku tidak sempat menemani mu di rumah sakit. Lalu lintas hari ini benar-benar macet dan...," ucapan Jisoo terhenti saat kedua matanya melihat ke arah dalam tempat sampah.

Sontak kedua mata Jisoo melebar. Melihat foto dirinya bersama pria itu tergeletak disana dengan konsisi kaca figura retak.

Tanpa permisi Jisoo langsung mengambilnya.

"Apa yang kamu lakukan??" tanyanya dengan raut wajah tidak terima.

"Kamu tau ada kenangan di setiap foto ini. Dan dengan mudahnya kamu membuangnya begitu saja!!" Jisoo meninggikan suaranya. Ia marah melihat tindakan Taehyung, seolah lupa jika pria di hadapannya itu tidak mengingat apapun tentang foto-foto tersebut. Tentang kenangan mereka dulu.

"Foto itu membuat kepala saya sakit," ucap Taehyung dengan tatapan datar.

Kedua mata Jisoo memanas menahan tangis. "Kamu mungkin tidak ingat apapun tentang foto-foto kita, kamu mungkin menganggapnya tidak penting dan mungkin kamu juga terganggu melihatnya. Tapi bagi aku, foto ini sangat berharga, sangat penting. Karena waktu tidak bisa di putar kembali untuk menciptakan kenangan yang sama,"

Perlahan air mata Jisoo mengalir, namun dengan cepat ia memalingkan wajah. Jisoo memejamkan mata, berusaha mengontrol emosi.

"Jisoo tahan emosimu. Jangan biarkan Sooya muncul," batinnya.

"Maaf...," ucap gadis itu lirih. Setelah menghapus air matanya, Jisoo kembali tersenyum.

"Aku akan membawa foto-foto kita dan menyimpannya," sambung gadis itu.

Taehyung tidak menjawab, ia hanya diam dan membiarkan Jisoo melakukan apa yang dia mau.

"Oh iya, aku membawa kan pancake kesukaan mu. Ada di meja makan, kalau kamu mau makan saja. Sekarang aku pamit pulang," dengan senyum tulus Jisoo pamit.

Sebenarnya ia masih ingin mengobrol lebih lama dengan Taehyung, namun tiba-tiba mood nya hilang setelah melihat Taehyung membuang foto mereka.

Dengan membawa box berukuran sedang berisi foto-foto mereka perlahan Jisoo meninggalkan kamar Taehyung.

Tepat berada di ambang pintu Jisoo menjatuhkan box tersebut.

Taehyung menoleh. Dan disaat yang sama Jisoo juga sedang menatapnya tajam.

Kening pria itu berkerut halus, Jisoo kembali menghampirinya.

"Kenapa kamu kembali?"

Jisoo tidak menjawab, namun dari sorot matanya Taehyung bisa melihat kebencian yang terpendam.

Gadis itu menyeringai.

"Ternyata pria ini benar-benar hilang ingatan. Bukankah sangat menyenangkan jika aku membuatnya membenci Kim Jisoo. Dengan begitu mereka tidak bisa bersama, dan aku tidak menderita sendirian,"

Tbc

6 September 2025

Find me in your memory Where stories live. Discover now