Langkah kecilnya mendekat.

Jisoo tersenyum lebar sambil meletakkan kotak bubur diatas nakas.

Taehyung menoleh, menatapnya dengan tatapan asing dan terkesan dingin.

Tatapan yang membuat hati Jisoo berdenyut nyeri. Tatapan yang tidak pernah ia dapatkan dari pria itu sebelumnya.

"Aku membawakan bubur untuk mu," ucapnya dengan nada ringan.

"Kenapa kamu datang lagi?" Taehyung bertanya seolah risih dengan kehadiran Jisoo.

Taehyung tidak mengerti kenapa gadis itu datang lagi padahal ia tidak merasa mengenalnya.

"Memangnya tidak boleh?"
"Aku datang untuk memastikan kau makan dengan benar,"

"Kamu tidak perlu melakukan itu. Disini ada banyak perawat dan dokter yang bisa membantu saya," tolak Taehyung.

Jisoo memilih mengabaikan ucapan Taehyung. Ia membuka kotak bubur kemudian megarahkan sendok ke depan bibir pria itu.

"Ayo buka mulutmu aaaa,"

Tangan Taehyung terangkat mencekal lengan Jisoo.

"Lancang sekali,"
"Sudah saya katakan kamu tidak perlu melakukan ini. Saya tidak mengenal kamu dan saya tidak suka kamu terus mengganggu saya,"

Aku calon istrimu, Taehyung. Aku adalah perempuan yang kau cintai.

Jisoo membantin sambil menahan kepedihan hatinya yang menjerit ingin mengucapkan semua kata yang tertahan di ujung lidah.

Percuma Jisoo jelaskan, kemarin berkali-kali ia mencoba menjelaskan pada Taehyung siapa dirinya, namun respon dari pria itu justru membuatnya sakit hati.

Jisoo mendapat saran dari dokter untuk mendekati Taehyung dengan cara perlahan. Harus sabar jika ingin ingatan Taehyung kembali pulih.

"Oh yaa, perkenalkan nama ku Kim Jisoo. Kemarin sepertinya aku belum memperkenalkan diri," Jisoo beralih memulai topik lain.

Taehyung mendengus, ketara sekali jika dirinya mulai muak.

"Baiklah, bisakah sekarang anda keluar, nona Jisoo. Saya ingin istirahat,"

"Tapi kau harus makan dulu Taehyung," kekeh Jisoo.

"Saya akan makan nanti. Sekarang saya tidak ingin diganggu saat ini,"

Jisoo terdiam, ia menurunkan tangannya. Meletakkan kembali sendok bubur di tempatnya. Sesaat Jisoo merasa dadanya berdenyut sakit, seperti ada ribuan jarum menancap di jantungnya.

"Apa kau benar-benar tidak mengingat sedikitpun tentang ku? tentang kita?" Jisoo bertanya lirih. Suaranya bergetar menahan tangis. Tatapannya dalam penuh harap.

"Tidak!!" jawab Taehyung tanpa ragu. Terlihat matanya menyatakan jika saat ini ia berkata jujur.

Jisoo tau dokter tidak salah menjelaskan. Namun rasanya Jisoo masih begitu denial untuk mempercayai kenyataan.

Air mata Jisoo siap menetes deras kalau saja ia tidak cepat memalingkan wajah, dan menyekanya kasar.

Jisoo menarik nafas beberapa kali untuk mengendalikan emosinya.

Find me in your memory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang