prolog

34 8 3
                                        

"maaf kak!,i-iya sopan bakal dapat nilai sempurna!,s-sopan kira kalian g-ga bakal peduli tentang n-nilai sopan lagi..."seorang anak bernetra biru kekuningan itu seperti tengah tergagap mengeluarkan kata kata

Frostfire selaku anak pertama dari keluarga bermarga fushion ini,menatap sopan dengan tatapan mengintimidasi

Tangannya memegang sebuah kayu,sembari menatap sopan yang kini tengah terguncang takut melihat frostfire

Setelahnya,frostfire meletakan kakinya di atas kepala sopan dan menginjaknya lumayan keras hingga sopan menundukan kepalanya dan merintih kesakitan

Frostfire menatap tajam sopan lalu melepas injakannya,kayu yang ditangannya ia taruh kedagu sopan dan mengangkat kepala sopan agar kedua pasang netra mereka berdua saling bertemu

Tatapan frostfire benar-benar tajam sopan bahkan takut menatap mata sang kakak

Frostfire menghela nafas lalu mulai angkat bicara"sopan..,di rumah ini.,ga ada yang peduli sama kamu..."

"kamu tau?,sori sama supra itu lebih pintar dari kamu..,kami tuh ga butuh kamu lagi"

"kamu selain bisa ngebunuh orang tua kami,kamu bisa apa lagi?"

"syukur kamu itu bisa tinggal di gudang,kalau gak kamu mau tinggal dimana?"

"kami nuntut kamu dapat nilai sempurna,bukan berarti kami bakal seneng kalau kamu berhasil ngeraih sesuatu"

"kamu disini cuman sampah,kami ga pernah ngelarang kamu pergi,kalau ga tahan pergi aja"

"apa kamu berharap kalau berhasil ngeraih sesuatu bakal kami semangatin kayak supra sama sori?"

"gak...,kamu disini itu cuman kami anggap hama yang sulit banget di usir"

"menjijikan,dan gak akan pernah berhenti kami singirkan pake cara apapun"

"dasar serangga perusak"final frostfire

"m-maaf-

Bruak!

"ga ada yang nyuruh kamu buat bicara."

Kepala Sopan dipukuli menggunakan kayu di bagian samping dahinya hingga keluar darah segar,pupil matanya mengecil dan berguncang takut,ia menundukan kepalanya tak sanggup menatap mata sang kakak

Tangan kanan ia arahkan untuk memegang wajah yang dilukai frostfire

Keduanya saling diam,hingga frostfire lebih memilih untuk pergi meninggalkan sopan yang ketakutan

. . . . . .

Di dapur yang bising suara,4 kembar bersaudara itu berkumpul di meja makan

"Sori!,jangan rebut punyaku!"ucap anak kelima dari enam bersaudara itu gentar

"gentar!,ini itu punyaku!,punyamu tuh yang brokoli!!"jawab anak ke empat dari keenam bersaudara itu sori

"Supraa!,bantuin!"ucap sori sambil melirik ke kakaknya yang berupa anak ketiga dari 6 bersaudara itu

"berisik,jadi buram fotonya karna kesengol lo mulu,kelahi disana aja lo berdua!"ucap supra

Selaku anak kedua tertua,glacier hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku ketiga adeknya

"kalian,duduk dan makan dengan baik,oke?,lagipula sori..,itu punya gentar,jangan serakah ya"ucap glacier memberitau

"y-yaudah!"jawabnya lalu melepaskan makanan yang ia rebutkan dengan gentar

"yey!"ucap gentar bahagia lalu memakan makanannya

"gentar!,tunggu kak frost dulu!"ucap glacier mengehentikan sang adek

"kenapa glac?"tanya frostfire yang baru saja tiba di ruang makan sambil membawa kayu yang masih terlihat bercakan darah

"gapapa,sini makan dulu"ajak glacier sembari tersenyum manis dibalasi anggukan dan senyuman oleh frostfire

"yaudah,yok makan!"

Supra mematikan ponselnya dan menaruh dimeja,lirikan matanya bertuju menatap sang sulung

Saat melihatnya,matanya terarah kebenda yang dipegang oleh frostfire,seketika matanya terbuka lebar,pupilnya mengecil dan mulutnya seperti akan memuntahkan muatan

"supra?"sori memandangi sang kakak yang menutupi mulutnya

Tak lekas sang kakak menjawab,sori hendak menepuk pundak supra khawatir

Langsung saja tangan sori di tepis supra dengan cepat,lalu ia berlari keluar dari ruang makan

"supra?"glacier hanya kebigungan menatapi adek pertamanya yang berlari terburu-buru

sori lekas mengikuti supra membuat ketiga saudara itu bingung

Glacier hanya diam,pandangannya kini mengarah ke kayu yang dipegang frostfire,glacier langsung saja terlonjak lalu merebut kayu dari frostfire

"bang?!,lupa ya supra itu phobia darah?!"omel glacier

"ah!,iya abang lupa!"jawab frostfire tak kalah panik

Langsung saja mereka berdua beranjak dari meja makan dan berlari mengikuti supra dan sori segera meninggalkan gentar yang diam saja tak bergerak

Supra berlari,ia berlari menuju kamar mandi,tepat di perjalanannya,di ruangan kosong samping kamar mandi netra silver keemasan supra bertemu dengan saphire keemasaan pudar milik sopan,darah sopan yang mengalir masih tampak segar membuat supra benar benar ingin mintah sekarang juga,namun untungnya ia berhasil kekamar mandi

Diikuti oleh 3 saudaranya

......

Diruangan kecil dengan satu lemari dan kardus terpapar,seorang pemuda malang bersandar di dinding abu abu pudar

Pemuda ini menghela nafas sekejap"hahh....,padahal hamba ingin menangis...,namun kenapa air mata hamba tak keluar sedikit pun"pikirnya

Ia meremas dadanya lemah"sesak-..hamba ingin menangis ya allah"

Kucing liar berbulu putih itu menemaninya,namanya Rise,sopan lah yang memeliharanya

Pintu bobrok itu dibuka perlahan,menghasilkan suara denyitan yang nyaring,sopan mengangkat wajahnya melihat kearah pintu,disana menampilkan sosok gentar yang membawa plastik isi perban dan salep

Gentar terlonjak pelan,kaget karna mata mereka berdua bertemu,gentar tidak basa basi,ia melemparkan plastik tersebut kedalam"darah lo ngeganggu sialan"ucap gentar dengan nada kasar terdengar di suaranya,tatapannya seakan akan menusuk sopan

Pintu kembali ditutup oleh gentar,kembali meninggalkan kesunyian

Sopan kembali menutup matanya,berharap bisa menangis untuk meredakan rasa sesak yang ada di dadanya

Kucing sopan mengeong,nadanya seakan akan khawatir

"r-rise...,apa hamba bisa merasakan kehangatan di keluarga ini?"tanya sopan

"hamba lelah,apa hamba akhiri saja ya semuanya ini..."

"meong"-rise

"apa aku kurang rajin beribadah ya?,aku jadi tak ingin mempercayai tuhan lagi"ucap sopan

"meong"-rise

"yah tentu saja tuhan itu ada kan?,aku percaya semuanya akan jadi sedikit lebih baik..."ucap sopan sembari menampilkan senyumannya

"yah!,aku bakal ngobatin diriku terus istirahat sejenak!"

"semuanya pasti bakal jadi lebih baik..,yakan?"

Prolog
Finish

To be continued

switch bodyWhere stories live. Discover now