Tak jauh dari situ, sang ibu, Ratu Seon-hwa, duduk anggun sambil membaca sebuah buku tua-sisa peninggalan dunia manusia yang telah ia simpan sejak masih remaja. Namun tiba-tiba, dari kejauhan, terdengar samar alunan lagu yang familiar.

Ratu Seon-hwa terdiam. Matanya sedikit melembut, seolah terseret pada kenangan lama. Dengan hati-hati, ia menutup buku itu dan menaruhnya kembali ke tempat rahasia, tempat ia menyembunyikan buku-buku sejak dulu.

Ratu Seon-hwa (lembut): "Hae-rin... ayo ikut ibu."

Tanpa menjelaskan lebih jauh, ia segera berenang meninggalkan tempat itu, menuju arah sumber suara.

Hae-rin kecil menoleh kebingungan, tapi rasa penasarannya lebih besar. Ia pun buru-buru mengikuti ibunya dari belakang, bersama seekor lumba-lumba yang setia menemani mereka.

Gumaman Ratu Seon-hwa (pelan, hampir berbisik): "Apakah itu... kamu? Kamu masih ingat lagu ini..."

Hae-rin kecil (bingung): "Ibu? Ada apa? Lagu apa itu?" - menatap ke arah sumber suara dengan mata penasaran.

Ratu Seon-hwa (tersenyum lembut): "Tidak apa-apa, sayang. Itu lagu yang sering Ibu dengar waktu remaja... sebelum Ibu diangkat menjadi Ratu Laut."

Hae-rin kecil (mata berbinar, tersenyum): "Ibu... lagu itu indah sekali!"

Ratu Seon-hwa (mengusap rambut putrinya, lirih): "Benar... sangat indah. Ibu tidak pernah menyangka lagu ini masih terdengar sampai sekarang."

(Di sisi lain, di darat)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Di sisi lain, di darat)

Jae-min duduk di kursi kayu kecil, memperhatikan gurunya memainkan melodi di piano tua. Lagu itu terdengar begitu indah, seolah membawa bayangan dunia laut ke dalam ruangan sederhana itu.

Jae-min (heran): "Guru... lagu ini sangat indah. Rasanya seperti bercerita tentang laut... siapa yang membuatnya?"

Myung-ho (tersenyum tipis, menatap jauh): "Itu lagu yang kuciptakan untuk istriku."

Jae-min (bingung): "Istrimu? Tapi... aku tak pernah melihat istrimu, Kau selalu sendirian di sini."

Myung-ho (suara lembut, penuh kerinduan): "Benar. Raganya memang tak ada di sini... tapi dia selalu hidup di hatiku."

Jae-min (kagum): "Guru... kau benar-benar mencintainya."

Myung-ho (tersenyum hangat, menatap Jae-min): "Aku mencintainya sepenuh hati. Dan aku juga punya seorang putri... seusiamu."

Jae-min terdiam, seakan ingin bertanya lebih jauh. Namun sebelum sempat, suara seseorang terdengar dari luar.

Dae-ho (ayah Jae-min, masuk ke ruangan): "Latihannya sudah selesai? Aku tidak mau anakku terlalu lama di sini." - nada bercampur canda sekaligus perhatian, sambil melirik Myung-ho yang merupakan temannya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Between Waves and Shores (On Going )Where stories live. Discover now