1 Moon For The Heir 🌑

Start from the beginning
                                        

Namun, di ruang makan yang terang oleh cahaya matahari...
Ada Jisoo.

Mengenakan apron putih lembut, rambutnya disanggul sederhana. Wajahnya tenang, seperti biasa. Tak pernah terlihat marah. Tak pernah menunjukkan kekecewaan.

"Sarapanmu, oppa..." ucapnya lembut, meletakkan semangkuk bubur ayam hangat dan secangkir kopi hitam kesukaan pria itu.

Taehyung hanya melirik. Tak menjawab.
Ia menarik kursi, duduk, dan mulai makan... tanpa berkata sepatah kata pun.

Jisoo berdiri di dekat rak piring. Tak menatapnya, tak juga meninggalkannya.

Ia hanya menunggu...
Kalau-kalau... pagi ini berbeda.
Kalau-kalau... pria itu akan berkata sesuatu.

Tapi seperti biasanya, yang terdengar hanyalah denting sendok, suara napas berat, dan suara halaman koran yang dibalik.

Taehyung berdiri setelah beberapa menit. Ia mengambil jasnya kembali, memasangnya cepat-cepat.

"Jangan lupa jadwal rumah sakit besok. Jam 9 pagi," katanya datar. "Appa dan Eomma menunggu hasilnya."

Jisoo mengangguk pelan. "Ne..."

Taehyung berjalan melewatinya. Tak menatap. Tak pamit. Tak menyentuh.
Hanya keheningan yang tertinggal di ruangan itu, bersama uap dari kopi yang mulai dingin.

.....

Hari itu, Jisoo duduk di kamar baca.

Ia menatap jendela, lalu buku di pangkuannya. Tapi tidak membaca.
Pikirannya kosong, hanya terisi kata-kata suaminya tadi pagi:

"Appa dan Eomma menunggu hasilnya."

Mereka tak bertanya apakah ia lelah. Apakah ia siap.
Yang mereka tanyakan hanya satu: hasil. Keberhasilan mengandung.

Seolah dirinya hanyalah tanah sewa yang diminta untuk segera tumbuh bunga-tanpa peduli musim, tanpa peduli perasaannya.

Malamnya, hujan turun.

Jisoo duduk di ruang tamu. Hanya ada suara hujan dan jam dinding yang berdetak. Pukul 10 malam... belum ada tanda-tanda Taehyung pulang.

Ia menaruh secangkir teh jahe di meja ruang tengah. Untuk Taehyung, kalau pulang.
Walaupun tahu... seperti biasa, pria itu mungkin tak akan menyentuhnya.

Namun tetap... Jisoo menunggu.

Karena ia tidak pernah berharap cinta datang tiba-tiba.

Tapi ia percaya, menunggu adalah bentuk cinta yang paling diam-diam-dan paling dalam.

.....

Pukul 11.48 malam. Hujan belum berhenti.

Pintu depan akhirnya terbuka pelan. Taehyung masuk dengan langkah berat, setelan jasnya basah sebagian, rambutnya sedikit berantakan, wajahnya tampak lelah... sangat lelah.

Jisoo berdiri refleks dari sofa.

"Ka...kau... ke...kenapa?" suaranya pelan, tapi terdengar cemas.

Taehyung hanya diam. Matanya sekilas menatap Jisoo... untuk pertama kalinya malam ini.

Namun yang keluar dari mulutnya hanya satu kalimat lirih:

"Aku capek..."

Lalu ia berjalan melewatinya, meninggalkan jejak basah...
dan Jisoo yang tetap berdiri membisu-dengan tatapan yang mulai bergetar.


.....

Taehyung baru saja mengganti baju. Kini duduk di tepi ranjang, menunduk sambil memijat pelipisnya. Hujan masih terdengar di luar.

(one) shoot story (vsoo) ++ k-idolWhere stories live. Discover now