1 Moon For The Heir 🌑

205 23 0
                                        

Hai...kembali lagi chinggu dengan new story yaa

Jangan mupa vote loh sama komen..kalo ga ini bener bener last story akoo...

Happy reading

.
.

Langit malam Seoul bergelayut dengan awan kelabu, seolah ikut merasakan beban hati seorang gadis bernama Kim Jisoo. Ia duduk diam di kursi panjang di luar gedung pernikahan yang megah-sendirian, berbalut gaun pengantin putih gading. Hanya desiran angin yang menemani pikirannya yang berkelana jauh.

Hari itu, ia menikah... tapi tidak dengan cinta.

"Putri dari keluarga Kim, mohon bersiap. Pengantin pria akan segera datang," ucap seorang asisten dengan suara formal.

Jisoo menunduk pelan. Matanya tak berkaca-kaca, tapi hatinya menganga. Ia tahu... ini bukan awal bahagia. Ini adalah kontrak. Penjara yang dibalut sutra dan berlian.

Taehyung datang dengan setelan tuxedo hitam custom-made. Wajahnya tegas, dingin, dan angkuh seperti biasanya. Ia bahkan tak menatap Jisoo saat duduk di altar. Tak satu kata pun ia ucapkan selama prosesi. Hanya sekadar mengangguk ketika diminta untuk mengucap janji.

Dan saat cincin melingkar di jari manis Jisoo, ia pun tahu:
Cinta tak akan menjadi bagian dari pernikahan mereka.

Malam pertama.

Taehyung berdiri di depan jendela kamar suite mereka yang mewah, memunggungi Jisoo.

"Aku akan berbicara langsung." Suaranya datar, penuh tekanan.
"Kau di sini untuk satu tujuan, Jisoo-ssi. Membawa penerus keluarga Kim-Kim. Setelah itu, kau bebas."

Jisoo menunduk. Tidak menangis. Hatinya lelah.

"Aku mengerti," jawabnya lirih. "Aku tidak berharap apa pun darimu."

Diam.

Taehyung menoleh sekilas, hanya untuk melihat Jisoo duduk diam di sisi ranjang. Mata perempuan itu tak berkedip. Tidak lemah... tapi juga tidak melawan. Penyabar. Terlalu penyabar.

"Bagus," katanya dingin. Lalu pergi meninggalkan ruangan.

Jisoo menatap pintu yang tertutup rapat.

"Selamat malam, oppa..." bisiknya pelan, meski tak pernah dibalas.

Hari-hari berlalu seperti bayangan yang tak pernah disapa cahaya.

Setiap pagi, Jisoo hanya melihat Taehyung dari jauh. Ia berangkat pagi, pulang tengah malam. Tak pernah menyapa, tak pernah makan bersama. Seolah tak ada wanita yang kini resmi menjadi istrinya.

Namun, Jisoo tetap sabar. Ia menyiram tanaman di balkon, membaca buku di ruang santai, memasak untuk dirinya sendiri... dan menulis di jurnal kecil miliknya:

"Hari ini pun ia tak menoleh. Tapi aku masih bernapas. Masih bisa menunggu. Mungkin bukan cintanya... tapi waktu yang lunak bisa membuat segalanya berubah."

Namun, Jisoo tak tahu... rencana keluarga Kim jauh lebih kelam dari yang ia bayangkan.

Dan rahimnya, yang mereka inginkan... bukan hanya untuk satu anak.

"Tepat Sebulan"

Tepat satu bulan sejak cincin pernikahan itu melingkar di jari mereka.

Bukan bulan madu. Bukan bulan penuh pelukan.
Hanya bulan sunyi dengan udara yang selalu dingin, bahkan di tengah musim semi.

Pagi itu seperti pagi-pagi sebelumnya.

Taehyung turun dari lantai atas, jas kerja menggantung rapi di pundaknya, dasi hitam sudah terikat sempurna. Langkahnya tegas, tak terdengar ragu sedikit pun di lantai marmer putih rumah keluarga Kim-Kim yang luas dan dingin.

(one) shoot story (vsoo) ++ k-idolHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin