Prolog

17 6 0
                                        

Tidak ada yang tahu aku tinggal di sini. Tidak ada suara dari luar. Tidak ada cahaya matahari yang masuk sepenuhnya. Hanya suara napas yang bukan milikku.

Aku tidak pernah melihat wajahnya, Bahkan bayangannya pun tidak. Tapi aku mendengar langkahnya setiap malam, berhenti di depan kamarku, lalu menghilang begitu saja.

Ada surat di bawah pintu. Selalu ditulis dengan tinta hitam, kertas lusuh, dan kalimat yang sama:

“Jangan buka pintu itu, Elvaira.”

Aku tidak pernah memberitahu namaku pada siapa pun. Tapi dia tahu.Dia selalu tahu.

Kadang aku bertanya, apakah ini nyata? Apakah aku benar-benar tinggal di rumah ini atau semua ini hanya permainan pikiranku sendiri?

Tapi yang paling kutakuti bukanlah pria tanpa wajah itu.

Yang kutakuti adalah diriku sendiri, yang perlahan-lahan mulai menunggu suara langkahnya setiap malam.

Dan saat rumah ini benar-benar hening. Aku mulai merasa, ada sesuatu yang lebih menyeramkan dari kehadirannya.

Ketiadaannya.

A Name Without a FaceWhere stories live. Discover now