Fiftheenth -- Give me more

Start from the beginning
                                    

Aulion terdiam dan terus menatap mata Camel secara intens, seperti memang sengaja menunggu wanita yang membuatnya gila itu untuk mengucapkan apa isi kepalanya.

Dengan ragu Camel mengucapkan apa yang diinginkannya dan baru kali ini ia menurunkan harga dirinya, "Give me more, please." Dan akhirnya kata itu keluar dari bibirnya ditambah dengan tatapan matanya yang benar-benar sayu.

Dan dengan ucapan itu Aulion menarik ujung bibirnya membentuk sebuah senyum dan segera keluar dari dalam mobil dan menggendong Camel dalam pangkuannya dengan bibir mereka yang saling melumat satu sama lain.

---

Camel tersenyum lebar di bawah kungkungan Aulion, sementara Aulion yang berada di atasnya tetap mempertahankan tubuhnya supaya tidak menindih Camel dan membuat wanita itu berat. Sesekali tangan Aulion mengusap peluh di dahi Camel.

Keadaan Camel sudah benar-benar tidak memakai sehelai benangpun, dengan tatapan mata yang terus memandang Camel dengan lembut sesekali tangan nakalnya itu akan mengusap gundukan menyerupai bukit yang berada di bawahnya.

Sesekali Camel mengerang karena tersengat akan sentuhan Aulion yang membuatnya selalu bergetar. Tubuhnya memang tidak pernah bisa menolak sentuhan Aulion yang selalu membuatnya melayang itu.

Camel menyentuh rahang Aulion dan mengusap bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitaran dagunya. Hal itu membuat Camel geli dan terkikik saat merasakan bulu-bulu halus itu seperti menyengat telapak tangannya.

Kali ini mereka berdua baru saja masuk ke dalam tahap foreplay dan belum sampai pada tahap inti. Nampak keduanya masih ingin terus bermain-main merasakan setiap inci tubuh lawan bermainnya, seakan waktu tidak akan pernah berhenti untuk membuat keduanya melayang di dalam lingkaran surga dunia bagi mereka.

Aulion melepaskan sentuhannya dan kembali mencium bibir Camel dengan sedikit ganas, seakan memberitahu pada wanita di bawahnya itu bahwa ia benar-benar menginginkannya. Tidak lupa juga dengan kedua tangannya yang bermain-main ke segala arah. Sehingga membuat Camel selalu mengerang dan mendesah tertahan akibat ciuman itu.

Aulion selalu suka suara erangan dan desahan Camel akibat sentuhannya, suaranya benar-benar membuatnya semakin menginginkannya. Camel mendesah penuh kenikmatan saat lidah milik Aulion bermain-main di bagian bawah tubuhnya. Camel menjambak rambut Aulion dan meremasnya supaya dia memperdalam ciumannya.

Aulion mengangkat kepalanya dan menatap Camel dengan senyum khasnya.

"Kenapa berhenti?" wajah Camel yang sudah memerah itu benar-benar membuat Aulion ingin menggoda wanitanya.

"Need more?" Aulion mengangkat sebelah halisnya menunggu persetujuan Camel untuk melanjutkan pada tahap inti.

Bodoh! Untuk apa dia bertanya seperti itu?!

Camel yang benar-benar sudah sampai pada puncak hasratnya hanya mengangguk kecil karena lemas sudah mulai menghampiri tubuhnya. Aulion tersenyum tipis dan melanjutkan aksinya ke bagian inti. Hingga menciptakan desahan-desahan keras dari bibir Camel.

---

Rasa dingin yang menggelitik tubuh polos Camel membuatnya menggeliat kecil dan menyerudukkan kepalanya serta merapatkan tubuhnya supaya lebih rapat dengan tubuh hangat Aulion.

Aulion? Tunggu dulu. Camel segera membuka mata dan terlonjak kaget melihat Aulion yang tengah memperhatikannya tidur. Tatapannya benar-benar mengarah pada wajahnya yang tengah kaget itu.

"Nyaman?" Aulion kembali menggoda Camel dan menampilkan senyum smirknya seperti biasa.

Camel segera mendorong dada Aulion dan memundurkan tubuhnya menghindari Aulion, "What the hell!"

Aulion terkekeh dan kembali menarik tubuh polos Camel supaya kembali merapat pada tubuhnya yang sama-sama polos itu. "Sudahlah. Kamu tidak usah marah-marah. Aku tau kamu menikmatinya tadi sore."

"Kamu gila!"

"Atau kamu yang tergila-gila padaku?"

Pipi Camel bersemu merah karena ucapan Aulion yang tepat itu. Camel kembali memukul dada Aulion dengan kesal. Dia paling benci kondisi saat seperti itu.

"Kamu kurang ajar!"

Aulion kembali terkekeh dan memeluk Camel dengan erat. "Ssst.. Diam saja Camel. Biarkan seperti ini dulu." Aulion mengusap kepala Camel dengan lembut.

Camel pun terdiam menikmati usapan Aulion. Nyaman. Ia ingin terus seperti ini.

"Camel..."

Camel mendongak dan menatap Aulion yang tengah menatapnya juga. "Ya?"

"Can we get back together?"

✖✖

a/n balikan gak nih? Ceilah macem anak abege wkwk. Akhirnya setelah diriku menyesap kopi hangat ide langsung kembali mengalir wkwk.

Lia Mulyani

09 September 2017

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now