Fiftheenth -- Give me more

6.1K 276 3
                                    

Camel hanya menutup mulutnya selama perjalanan berlangsung. Dia sudah lelah terus memprotes Aulion yang sama sekali tidak menanggapinya. Dasar memang Aulion itu sialan sekali.

Sesekali Aulion melirik Camel yang menyandarkan tubuhnya dengan terkulai lemas, sesekali dahinya mengernyit heran. Apa wanita di sampingnya itu sedang sakit?

Dan ternyata wanita yang statusnya masih istrinya itu menegakkan tubuhnya saat mobil yang di kendarai Aulion berhenti di halaman sebuah rumah yang sudah sangat Camel kenal, ia membulatkan matanya dan melirik Aulion horror.

"Untuk apa kamu membawaku kesini?" Camel segera melepaskan seatbeltnya dan ingin segera pergi saja dari tempat itu.

Bagaimana bisa Aulion membawanya kembali ke rumah yang Aulion belikan untuknya itu? Dan bodohnya Camel tidak berontak lebih agresif.

"Jalan-jalan." Aulion menampilkan senyum smirk andalannya. Dan membuka seatbelt yang melingkar ditubuhnya.

Oh shit! Aku terjebak!

"Kamu tidak bisa pergi, Camel." Oh sialnya ia hari itu. Dia memang benar-benar tidak bisa melarikan diri kemanapun karena sudah dipastikan Aulion bisa mengejarnya.

Aulion memegang pergelangan tangan Camel dengan erat hingga Camel sulit melepaskannya. Terkutuklah kau Aulion!

Camel memasang wajah memelas menatap pria di hadapannya yang entah kenapa menurutnya sangat tampan sekali hari itu. "Tolong... Lepaskan aku, Aulion."

"Sekali saja, Camel. Aku menginginkanmu." Aulion menatap Camel dengan tatapan yang begitu intens. Camel sampai harus menahan napasnya beberapa saat mendapati tatapan menginginkan dari Aulion.

"Kamu gila? Aku tidak mau!" Camel terus mencoba melepaskan pegangan Aulion yang mulai terasa sakit, mungkin akibat dia terlalu banyak bergerak. Ayolah, ia tidak mau melakukan hubungan intim dengan Aulion, walaupun memang status mereka masih suami-istri yang sah.

"Jangan salahkan aku. Karena kamu yang berontak aku akan bertindak cepat, Camel."

Camel menatap Aulion tajam. Jika sudah berkata seperti itu Camel benar-benar harus waspada Aulion. "What the--mm..," Aulion segera menyumpal bibir Camel yang menurutnya cerewet itu dengan ciumannya.

Kurang ajar sekali dia! seenaknya saja menciumku!

Dan hal yang lebih sial lagi Aulion mencium bibirnya lembut, ciumannya itu tidak menuntut dan tidak ada unsur hasrat di dalamnya, Aulion menciumnya dengan penuh sayang dan itu membuatnya tergoda. Aulion mulai menyusupkan tangannya ke dalam kaus tipis yang Camel pakai untuk bermain-main dengan bukit kembar kesukaannya.

Ciuman dan sentuhan yang Aulion berikan itu hanya beberapa saat karena setelahnya Aulion kembali mengeluarkan tangannya dan menjauh tubuhnya dari Camel. Camel membuka matanya dan merasa sangat kehilangan, pandangan matanya menatap Aulion sayu. Dan dalam hitungan detik senyum smirk Aulion kembali muncul.

"Menikmatinya Camel?" Aulion menarik dagu Camel untuk mendekatkan wajahnya dengan wajah Camel yang sudah memerah itu dan tatapan matanya tidak bisa lepas dari kedua bola mata Camel.

Camel menatap mata coklat di hadapannya yang selalu membuatku tergila-gila. Aulion menaikkan sebelah halisnya. Menunggu jawaban yang tadi ia pertanyakan.

"Katakan saja." Aulion seperti tau apa isi kepala Camel yang benar-benar tidak bisa menghindar dari Aulion itu. Tapi tentu saja ia tidak akan mengatakan hal itu karena itu hanya akan menurunkan harga dirinya!

"Say something, Camel."

Camel menggigit bibir bawahnya ragu dan juga mencoba menahan hasrat yang dibangkitkan oleh sentuhan Aulion dan menggeleng kecil menolak Aulion.

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now