Chapter 10.

765 59 11
                                        


Matahari sudah ingin terbenam, langit berwarna jingga keemasan memantul lembut di jendela ruang tamu. Suasana rumah yang tadi ramai kini mulai sepi. Setelah menghabiskan beberapa hari penuh tawa, makanan cepat saji, dan keributan rebutan kamar mandi, teman-teman Mingyu Seungcheol, Dokyeom, dan Soonyoung. Akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Satu per satu mereka pamit, menepuk pundak Mingyu, memeluk Soobin, dan meninggalkan sedikit lelucon basi sebagai salam perpisahan. Mobil mereka sudah menghilang di ujung jalan, tapi sisa energinya masih menggantung di udara.

Mingyu kembali masuk kedalam rumah dengan keadaan letih menghadapi sikap teman-temannya, yang walaupun asik tetapi, merepotkan juga

"Gila, akhirnya sepi juga," gumam Mingyu, menjatuhkan tubuh ke sofa. Tangannya meraih bantal dan memeluknya erat, dia mengambil ponsel yang tergeletak sendirian di meja itu.

"Kok jadi sepi banget?" bingung Soobin yang kini duduk bersila di lantai, membongkar lego yang sempat dia sembunyikan dari om-om rusuh tadi.

"Lu gak bosen cil? Sama tamu tadi," tanya Mingyu, melirik anak kecil itu dengan satu mata. Soobin menatap balik Mingyu yang hanya melihat nya sedikit itu pun sambil bermain media sosial di ponsel.

Soobin mengangkat bahu. "Dikit, tapi kan ada mama disini." lalu dia tersenyum manis sambil melihat Mingyu

Mingyu mencibir kecil, dan menaikan alisnya sedikit.

"Masih kecil gitu, udah sok manis aja lu. "











































































































































































































































Balik ke sudut ruangan kerja, terdengar bunyi ketikan keyboard komputer yang cepat dan konsisten. Wonwoo yang sedang duduk di kursi kayu mewah dekat jendela, mengenakan pakaian rumah yang santai tapi tetap terlihat formal saat dia memakai nya. Rambutnya sedikit berantakan karena ia beberapa kali mengacak-acak rambutnya sendiri ketika sudah letih sendiri.

Mingyu mengetuk pintu, dan belum sempat Wonwoo persilahkan untuk masuk. Dia seperti biasanya sudah masuk duluan, Mingyu menatap pria itu sejenak, lalu berkomentar, "Lu kerja terus. Sakit pinggang baru inget ada dunia nyata, ya?"

"Memang lebih tenang saat dunia nyata kamu sedang diam di sofa," balas Wonwoo tanpa menoleh, tetap fokus pada pekerjaan nya yang membuat itu terkesan menyebalkan bagi Mingyu.

Mingyu berdecak, dan memutar mata,"Sarkas lo kelas atas banget."

Wonwoo hanya tersenyum kecil, lalu mengetik beberapa baris lagi sebelum akhirnya menutup laptopnya. Ia meregangkan punggung, lalu berdiri sambil menarik napas panjang. Tatapannya kemudian beralih ke arah Mingyu yang sedang duduk santai di sofa tempat kerjanya  lagi dan lagi.

"Saya ada undangan untuk pemilik perusahaan, besok malam," ujar Wonwoo dengan santai dan kembali bersandar pada sandaran kursi.

Mingyu menatap bingung "Lu, mau pergi besok?" Alisnya sedikit terangkat keatas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

COLLIDE  | WongyuWhere stories live. Discover now