PROLOG

5.9K 368 31
                                        


Kau tahu rasanya melihat sesuatu yang bukan milikmu... tapi kau yakin itu seharusnya milikmu?

Begitulah rasanya melihatnya.
Langkahnya. Suaranya. Napasnya.
Semua bukan untukku. Tapi tetap kutonton, kutandai, kuhafal.

Kau pernah menonton seekor burung kecil yang terus kembali ke tempat makan yang sama setiap hari? Aku memberinya remah. Sedikit, tak pernah terlalu banyak, aku sabar.

Karena aku tahu, pada akhirnya, burung itu hanya akan mengenalku sebagai satu-satunya tangan yang memberinya makan.

Begitu juga dia, Jake.

Dia datang padaku. Dulu, dengan senyum polos itu.
Dan sejak hari itu, aku tahu, dia tidak akan pernah pergi. Tidak boleh.

Aku membunuh untuknya.
Aku menghancurkan hidup orang tuanya untuknya.
Aku menghapus semua yang bisa mengalihkan perhatiannya.

Dan dia masih tidak sadar?

"Jake... aku sudah merobek terlalu banyak hal untukmu," bisikku ke layar monitor yang menampilkan wajahnya tertidur.
Kamera kecil tersembunyi di kamar. Aku bisa melihatnya bahkan saat ia tidak melihatku.

"Jangan paksa aku jadi kejam lagi."

Aku menyentuh layarnya pelan, menatap pantulan mataku sendiri yang gelap dan hampa.
"Tapi kalau kamu terus berusaha lari... aku akan buat kamu tidak bisa berjalan lagi."

Hening. Lalu senyum.

"Aku akan pecahkan kakimu, kalau itu satu-satunya cara agar kamu tetap di sisiku."

Detak jantung di layar USG berdetak cepat. Bayi itu. Bukti dari milikku.

Darahnya. Nafasnya.

"Kau pikir itu cinta?" gumamku pelan, tertawa kecil.

"Tidak. Ini takdir, Jake. Takdir yang kau pilih sendiri, sejak hari kau menoleh padaku di lorong sekolah dan berkata, 'Hei, kamu nggak apa-apa?'"

BOUND BY OBSESSION • SUNGJAKEحيث تعيش القصص. اكتشف الآن