Park 2 ... Sera... who are you ?....

Mulai dari awal
                                    

Ruang uks saat itu cukup dingin dengan ayah dan anak saling mengeluarkan sisi gelap mereka.

Sekarang Baron hanya menatap tajam kearah Sera dan Arster. Sera seolah tidak peduli dan makin mengelayut di pangkuan Arster.

" As... bagaimana jika kekamarku." Bujuk Sera. bangun dan menarik Arster. " tidak usah pedulikan Baron.."

Arster pasrah saja dibawa Sera. dan Baron menghempaskan tanganya dimeja. Saat mereka sudah tidak lagi berada diruang itu.

" dia secuil saja berbuat begitu lihat saja nanti." Geram Baron..

" Baron... apa yang terjadi dengan Sera. jangan katakan ini pengaruh permen itu." Ucap Revan yang akhirnya bicara.

" bukan... ada alasan kenapa saat kami remaja harus bertingkah tidak tahu apa-apa sebelum siap menerima kedewasaan. Dan menjadi kepala keluarga." Kesal Baron. " kurasa permen itu pemicunya.... Sial ... bajingan kecil itu harus menerima akibatnya." Geramnya.

Sementara itu Sera menarik Arster berkeliling, berjalan di taman. Dengan langkah riang.

" Sera... apa kau benar Sera..?" tanya Arster.

" hem... kenapa kau bertanya seperti itu... apa kau tidak mengenaliku. Kita bahkan melakukan hal panas itu." Terangnya menuju taman labirin dan Arster mengikutinya.

" Sera yang kukenal sedikit pemalu dan polos."

" apa kau ingin Sera membosankan. Dan bertingkah sok polos dan tidak peka itu." Cibir Sera.

" kenapa kau mencibir dirimu sendiri." Ucap Arster. Sera berbalik dan mendekati Arster.

" karena Sera yang itu membosankan." Bisiknya melingkarkan tangannya dileher Arster yang tingginya membuat Sera harus berjijit seperti ballerina.

" bukankah disinimu sudah tegang, sedari tadi kau tahan-tahan." Usap Sera mengusap bagian berbahaya Arster.

" Sera kau mulai nakal." Desah Arster.

" hem... ya...." Berusaha membungkukkan badan Arster agar sejajar dengan tingginya.

" tidak Sera..." tolak Arster saat bibir mereka begitu dekat.

" kenapa..." kejut Sera.

" karena kau bukan Sera ku." Dingin Arster. Melepaskan tangan Sera yang melingkar dileher Arster.

" apa... aku juga Sera... aku Sera... mu... " shock Sera. atas penolakan Arster.

" jika kau Sera... maka tunjukan... wajahmu memang dia tapi sifat Sifat naïf Sera yang polos itu dimana." Ucap dingin Arster. Sebenarnya Arster tahu keadaan Sera, namun dia diam saja, diam-diam dia mengamati tingkah Sera, sejak pengaruh dari permen itu. Dan Arster cukup terkejut saat tadi di ruang kerja. Baron menjelaskan tingkah Sera yang berubah 180 derajat dari sifat biasanya. Arster memang suka sifat Sera yang jalang satu ini. tapi tidak kali ini. sifat liar diranjang sangat mengairahkan tapi menjamah Sera dengan tingkah polosnya. Itu yang ingin Arster rasakan. Bagaimana sifat polos itu bermain diatas ranjang. Bagaimana desahan dan suara mengairahkannya. Arster ingin mengetahuinya.

Sera tidak menyerah dengan penolakan Arster, dia kembali tenang dan mendekati Arster.

" sekarang dihadapanmu itu aku... As... bukan yang lain." bisik nakal Sera. mencengkram jas Arster dan menariknya maju, hingga Arster menunduk. Sejajar dengan tinggi Sera.

" dengar As... tak ada yang bisa menghalangi keinginnanku... jadi bagaimana kalau kita puas kan dulu masalah yang sudah tak bisa kutahan ini." bisiknya mengecup leher Arster.

love gameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang