True 24

790 84 5
                                    

BIASAKAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA ;D

Nelo memilih untuk membawa Vila ke taman dekat rumahnya, tempat mereka pertama kali bertemu setelah bertahun-tahun lamanya berpisah. Mungkin, dengan membawa Vila ke tempat bersejarah mereka akan mengembalikan ingatan Vila perlahan.

"Turun di taman situ, Tav." kata Nelo. Oktav mengangguk dan memarkir mobilnya di tempat yang ditunjuk Nelo tadi.

"Lo ngapain bawa dia ke taman?" tanya Oktav penasaran setelah mereka bertiga turun dari mobil miliknya.

"Ini tempat gue ketemu lagi sama Vila." jawab Nelo singkat.

"Gue juga waktu itu ketemu Vila disini." balas Oktav. Nelo langsung kesal saat Oktav berkata seperti itu. Seolah-olah tempat ini juga berharga bagi Oktav. Karena tak mau berdebat, Nelo memilih diam saja sambil terus berjalan menuju suatu tempat.

"Elo, tunggu disini. Khusus gue sama Vila aja. Lo gausah ikut-ikut." perintah Nelo pada Oktav. Oktav hanya menghembuskan napas pasrah lalu bersender pada salah satu pintu mobilnya. "Ayo, Vil." Nelo mengajak Vila untuk berjalan mengikutinya.

Vila berjalan di samping Nelo sambil melihat-lihat keadaan sekitar, "Kamu inget tempat ini ga?" tanya Nelo. Vila mengangguk sebagai balasannya dan langsung membuat Nelo senang karena akhirnya Vila mengingat tempat bersejarah mereka.

"Kamu inget? Serius?" Nelo langsung sumringah.

"Inget. Ini taman deket rumah aku. Aku sering kesini kalo hari libur kerja. Kan aku udah tinggal agak lama di daerah sini. Tapi aku gainget kalo kita pernah ketemu disini." Nelo melengos mendengar penjelasan Vila. Ternyata hanya ingat karena ini tempat yang sering dikunjungi Vila, bukan karena ada hal spesial yang pernah terjadi disini.

Nelo menggelengkan kepalanya tanda tak menyerah. Ia yakin pasti bisa mengembalikan ingatan Vila. Tak lama kemudian, mereka sampai di pohon yang biasa mereka datangi dulu.

"Disini, di bawah pohon ini, aku nembak kamu. Beberapa bulan yang lalu." kata Nelo sambil menunjuk pohon besar yang rindang. Vila masih menggeleng lugu.

"Sebelumnya, kamu waktu itu duduk disini, ngeliat aku disana lagi jalan-jalan gadanta." Nelo menunjuk jalan setapak di depannya. Lagi, Vila masih menggeleng.

"Yaampun Vila...," Nelo tampak berpikir sebentar, "Sini deh kita jalan kesana lagi. Tempat kita pertama papasan dulu." Nelo menarik Vila menjauh dari pohon menuju tempat yang dimaksud Nelo.

"Nih, disini," Nelo berhenti sambil masih memegang tangan Vila, "Waktu itu kamu jalan dari arah sana, aku dari arah berlawanan sama kamu. Terus kita liat-liatan, tapi tetep lewat gitu aja. Sampai akhirnya kamu nyapa aku duluan."

Vila mengerutkan dahinya berusaha mengingat-ingat, tapi semakin dipaksakan, malah semakin sakit kepalanya.

"Kamu tau ga, aku seneng plus kaget banget ngeliat kamu waktu itu. Seneng karena kita masih bisa ketemu lagi, kaget karena aku ketemu kamu lagi," Nelo berhenti sejenak sambil memandang ke atas, memutar kembali memori indahnya, "Apalagi pas kamu manggil aku. Aku gemeteran, takut, seneng, gatau mau ngapain, campur aduk banget. Padahal yang biasanya ada di posisi itu cewek kan ya? Hehehe." Nelo tertawa malu yang membuat Vila sedikit merasa geli, tapi masih mencerna perkataan Nelo sambil menerka-nerka perasaan apa yang ada di hatinya sekarang.

'Kenapa sesuatu yang gue rasa hilang itu, tiba-tiba ga kerasa lagi pas ada dia? Padahal gue aja baru ngeliat dia sekarang.'

"Kamu ngomong dong, biar aku tau apa yang kamu pikirin." ucap Nelo. Bayangan sekilas menyambar otak Vila, Nelo yang berjongkok di depannya dengan perkataan yang sama.

TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang