True 2

2.8K 494 52
                                    

BIASAKAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA ;D

--------------------------------------------------------------------

Jangan pingsan.

Jangan pingsan.

Ah, pingsan aja kali ya? Biar gaperlu mikir harus ngapain.

Duh bertahun-tahun ga ketemu, jadi ini Nelo yang sekarang?

Ganteng bangeeeettttt astaga! Dulu yang tingginya sedikit lebih pendek dariku, sekarang jauh mengalahkan tinggiku.

Yaampun. Dia. Ganteng. Parah. Cool. Juga. Deh.

Gajauh beda sama yang dulu. Kalo dulu dia cakep dan manis, cool juga. Sekarang kadar gantengnya bertambah entah berapa kali lipat.

"Vila?" Panggil Nelo membuyarkan lamunanku.

"Eh iya Nelo. Oh Nelo ya hehe baru inget." Jawabku santai. Jangan lihat santainya aku. Dibalik itu, mati-matian aku menyembunyikan kesaltinganku. Aku gaboleh kaya dulu yang selalu ketauan kalo lagi suka sama orang. Aku harus bisa lebih menjaga sikapku. Kulihat ada perubahan raut wajahnya namun dia kembali berbicara dengan senyumnya yang manis. Aihhh. Senyumnya itu loh. Hal yang pertama kali bikin aku jatuh hati sama dia.

"Hehe masih inget juga. Bagus deh. Emmmm lu mau pulang ya?"

Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya. Harus cool, Vil. Biar ga ketauan kalo kamu masih sayang sama dia. Dia terlihat susah payah menelan ludah.

"Bareng yuk? Gue juga mau pulang. Rumah lo dimana?"

"Gajauh dari sini. 5 menitan lah. Rumah lo emang dimana?"

"Di komplek sebelah."

"Ngapain jauh-jauh ke taman sini?"

"Yaaa gapapa butuh refreshing aja hehe. Gue boleh kan ikut lu jalan pulang?"

"Gue sih gapapa, rumah gue deket ini. Elo nya, rumah komplek sebelah. Kan lumayan jauh. Masa iya lu juga jalan kaki?"

"Tadi gue juga jalan kaki kok. Sehat hehehe."

"Oh..." kataku sambil mengangguk-angguk. Kata ganas yang akan mengakhiri pembicaraan. Sebenernya ga niat pengen ngomong itu sih. Abis gatau mau jawab apa lagi. Yaudah aku ber-oh ria aja. Duh deg-degan, asli! Kulirik Nelo dengan sudut mataku, dia menunduk dan memegang tengkuknya dengan resah. Dia kemudian melihatku, dan aku tertangkap basah sedang meliriknya. Ahelah, gaada objek lain apa yang bisa aku perhatikan selain ngelirik ke dia? Kan kalo ketauan ngeliatin dia ntar dia ngira aku masih suka sama dia. Hufftttt stay cool, Vil.

"Apa kabar, Vil? Long time no see. Oh iya sekarang kerja dimana?" Ujarnya membuka pembicaraan. Syukurlah dia ngajak ngomong duluan. Jadi aku gaperlu repot muter otak buat nyari bahan pembicaraan.

"Alhamdulillah baik. Kerja di salah satu kantor di Jakarta Pusat. Grup Tigaraksa. Lo sendiri?"

"Syukur deh hehe. Wuih keren bisa kerja disitu. Keren banget lo ya haha. Ah gue mah, karyawan biasa aja. Kantor gue jauh, di Jakarta Barat."

Aku hanya menjawab dengan gumaman. Duh, Vila! Gaada apa jawaban yang bermutu dikit?! Jahat amat jadi cewe! Kami saling diam selama hampir 1 menit. Duh bentar lagi nyampe rumah nih. Ajak ngomong kek, Nelo! Salah gue juga sih jutek banget balesnya.

"Selama ini... Kemana aja, Vil?" Tanyanya yang membuatku mendongak ke arahnya. Kemana apanya? Apa dia berusaha nanya aku ini dulu ngilang kemana?

"Gue ke Jogja buat kuliah disana. Terus pindah lagi kesini. Lo?"

"Gue ke Depok, kuliah juga." Jawabnya yang membuatku mendelik.

"Hah? Depok? Maksud lo kuliah di UI???" Tanyaku heboh. Dia mengangguk.

TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang