True 20

805 121 4
                                    

BIASAKAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA ;D

Nelo langsung berlari keluar taksi ketika sampai di bandara.

"Eh, mas! Bayar dulu!" teriak supir taksi itu.

"Ahelah! Ngelamain gue aja sih! Gatau apa lagi buru-buru." dumel Nelo dan berjalan kembali menuju taksi. Ia baru sadar jika dia masih memakai baju rumah sakit dan tak membawa uang sepeser pun.

"Eh. Pak. Saya balik ntar lagi, saya janji. Saya mau ngejar seseorang dulu ya pak? Bentar ya pak. Bentaaaaar!" kata Nelo sambil kembali berlari lagi.

Ia mencari ke tempat penerbangan internasional.

"Belgia..." gumamnya saat memperhatikan layar televisi diatas. Matanya membesar saat melihat jam penerbangan menuju Belgia yang menunjukkan bahwa sekarang lah waktunya terbang.

Nelo berlari menuju petugas bandara.

"Pak! Pesawat ke Belgia yang mana?" tanya Nelo.

"Belgia? Udah mau take off, mas. Tuh, dari sini keliatan."

Nelo langsung berlari menerobos petugas di hadapannya.

"Eh mas! Mau kemana?" tanya si petugas sambil mencegah Nelo.

"Pacar saya dibawa kabur, pak! Lepasin pak tolong." Nelo berusaha melepaskan pegangan tangan petugas itu.

"Percuma mas ngejar. Ga bakal mas bisa cegah pesawat itu buat ga take off. Nyampe sana juga mas pasti ditahan sama petugas-petugas lain."

"Tapi pak, pacar saya..."

"Bener tuh. Percuma, sayang..." Sahutan dari seseorang terdengar. Nelo menoleh mencari pemilik suara. Dilihatnya Lovi yang sedang tersenyum miring. "Maaf ya, pak. Bapak bisa kembali bertugas." kata Lovi kepada petugas tadi. Ia mengangguk dan meninggalkan mereka berdua.

"Kalian ga ditakdirkan bersama." kata Lovi. "Kamu itu buat aku." tambahnya.

"Ga akan pernah kalo lo kaya gini. Cewe bejat!" timpal Nelo dengan penuh emosi. Sementara Lovi hanya tertawa.

"Kamu yang bikin aku kaya gini. Kamu yang bikin aku jadi gila." ujar Lovi dan kemudian berkata lagi. "Sekarang gaada yang bisa menghalangi kita. Ayo nikah." kata Lovi sambil tersenyum miring.

"Seenaknya aja lo ngomong kaya gitu?! Gue ga akan nikah kalo ga sama Vila!"

"Oh ya? Mari lihat nanti."

Drrttttt!

Nelo terkulai lemah. Diam-diam, Lovi membawa alat kejut listrik dengan tegangan tinggi dan ia gunakan untuk menyengat Nelo. Sekali pencet saja, mampu membuat orang nyaris pingsan karena tegangannya yang tinggi.

"Masukkin dia ke mobil." perintah Lovi kepada dua orang bodyguardnya yang berjaga dari jauh sejak tadi.

"Ga nyangka ya bisa berjalan dengan semulus ini."

*******

Vila terus melihat keluar jendela dari tadi. Menatap ke dalam bandara, menembus kerumunan orang banyak, berusaha mencari sesuatu yang bahkan ia tak tau apa yang dicarinya. Hanya saja, matanya tak bisa lepas dari bandara. Seperti ada sesuatu yang mengusik hatinya.

"Ngeliatin apa sih, sayang? Kok kayanya pemandangan sana lebih menarik ya daripada aku di samping kamu." kata Oktav lalu mendekat ke kepala Vila, ikut melihat apa yang dilihat Vila.

"Hehe masa cemburu sama pemandangan?" jawab Vila sambil terkekeh. Ia melirik Oktav disampingnya. Kebetulan matanya bertemu dengan mata Oktav yang terlampau begitu dekat.

TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang