True 15

1.1K 130 10
                                    

Tok tok tok.

"Vila." panggil seseorang.

"Oy?" Vila mendongak ke arah pintu ruangannya. Disana ada Lovi yang tengah berjalan menuju meja kerjanya.

"Ntar temenin gue ya pas makan siang. Ada klien kita, mau ngasih proyek. Dia minta ngomonginnya di resto gitu. Temenin yak? Kali aja proyeknya nyantol kalo ada elo." ujar Lovi. "Atau lo mau makan sama Nelo ya?" tambahnya.

"Enggak. Nelo lagi keluar kota." jawab Vila.

"Okedeh. Bareng aja ya naik mobil gue."

"Atur aja sono dah." kata Vila lalu kembali fokus ke pekerjaannya. Lovi tersenyum miring. "Bagus."

*******

Vila dan Lovi sampai di sebuah restoran mewah berbintang 5. Meja-meja bundar yang tertata rapi dengan dinding dilapisi karpet berwarna merah maroon menambah kesan mewah dari restoran ini.

"Ck. Mau ngasih proyek kok disini." celetuk Vila.

"Eh, dia ini klien mahal kita loh. Bukannya lo tau?" tanya Lovi sambil mencari-cari orang yang ingin mereka temui.

"Lo cuma ngajak doang tanpa menjelaskan. Ya mana gue tau."

"Ntar juga tau. Nah itu dia." Lovi berjalan di depan Vila, membuat Vila tidak bisa melihat siapa yang Lovi tuju.

"Selamat siang, Pak Oktav. Saya Lovi, dari grup Tigaraksa." sapa Lovi lalu mengulurkan tangannya. Oktav memiringkan kepalanya sedikit, mencoba mengingat apakah dia pernah bertemu Lovi sebelumnya, tapi akhirnya ia menyambut jabatan tangan Lovi.

'Oktav?', tanya Vila dalam hati. Dia masih tidak bisa melihat orang bernama Oktav itu karena tubuh Lovi menutupinya.

"Dan ini, Vila." Lovi bergeser untuk memperkenalkan Vila. Akhirnya Vila dapat melihat wajah Oktav sepenuhnya. Wajah keduanya sama-sama menunjukkan ekspresi kaget. Namun Oktav lebih dulu menyapa Vila. "Again?"

Vila mengangguk dan berjabat tangan dengan Oktav. Setelahnya, Lovi dan Vila duduk.

"Jadi kalian satu kantor ya?" tanya Oktav.

"Seperti itulah." jawab Vila sekenanya.

"Dan kalian sepertinya sudah kenal dekat? Oke kalo gitu perbincangan bisa jadi lebih luwes ya. Bisa langsung saja?" Lovi secara tak langsung meminta Oktav untuk menjelaskan tentang proyeknya.

Oktav menjelaskan tentang deskripsi proyeknya. Selang beberapa lama, Oktav menutup penjelasannya.

"Baik, Pak. Percayakan saja pada kami. Anda tidak akan kecewa dengan perusahaan kami." kata Lovi dengan penuh keyakinan.

"Oke. Karena tujuan awal kita udah selesai, kita bisa ngobrol-ngobrol. Oh ya, kita kayanya seumuran. Jadi pake bahasa yang biasa aja ya." ujar Oktav. Akhirnya mereka berbincang-bincang seputar pekerjaan masing. Sampai ada SMS masuk di handphone Vila.

Nelo: Halo, sayang! Lagi makan ya? Duh kangen kamu nihh...

Vila tersenyum membacanya. Baru saja Vila ingin membalas, Lovi menyikut tanda meminta perhatian.

 "Ya kan, Vil?" tanya Lovi.

"Ha iya apaan?" tanya Vila balik.

"Makanya dengerin. Mane aje sih lo."

"Ohehehe sorry. Sebentar ya, gue mau ke toilet dulu."

Vila berjalan menuju toilet, meninggalkan handphone-nya diatas meja dan melupakan SMS Nelo yang ingin dia balas. Karena tak mendapat balasan, Nelo menelpon Vila.

TrueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang