PLEDIS Studio, beberapa minggu kemudian.
Velin resmi kerja sebagai asisten produser trainee.
Tapi anehnya…
Setiap kali dia dekat Woozi, jari-jarinya gatal pengen nulis lirik.
Dan setiap malam, dia denger melodi yang sama mengalun di kepalanya.
Woozi juga mulai ngerasa aneh.
“Kenapa gue sering banget mimpi cewek yang… nangis di panggung?”
“Tapi gue gak tau siapa dia.”
Sampai suatu malam…
Velin nginep di studio buat ngedit demo trainee.
Dia ketiduran di depan piano.
Tapi tiba-tiba… jarinya main nada yang gak dia inget pernah pelajari.
Melodi itu… adalah Last Loop.
Woozi masuk studio, dan kaget.
“Kamu… dari mana tau nada itu?”
Velin diem.
Air matanya netes, tanpa sadar.
“Aku… gak tau. Tapi rasanya kayak lagu ini manggil aku.”
Mereka duduk berdua di depan piano.
Tanpa skrip. Tanpa rencana.
Woozi pelan-pelan nyambung melodi itu.
Velin tiba-tiba nyanyiin satu bait—yang tidak pernah ditulis sebelumnya.
“Jika aku hanyalah gema dari masa lalu…
Biarkan aku bernyanyi sekali lagi… hanya untukmu.”
Woozi terdiam
Lalu, pelan-pelan… dia menoleh.
“Velin… kita pernah ketemu, ya?”
Velin senyum, dan jawab dengan mata berkaca-kaca,
“Bukan sekali. Tapi berkali-kali.
Dan kali ini… aku harap kita gak lupa lagi.”
Lampu studio perlahan meredup.
Dan di luar jendela, bintang-bintang terlihat lebih terang dari sebelumnya.
Seolah dunia pun ikut mendengar lagu mereka.
__________________________
YEAYYY KALI INI BENERAN SELESAI🥳
YOU ARE READING
LAST LOOP || WOOZI (END)
FantasyLAST LOOP: PILIH AKU, ATAU PULANG Velin hanya ingin mencari jawaban dari sebuah surat misterius. Tapi satu langkah ke dalam dunia idol Korea, malah menyeretnya ke dalam lingkaran waktu yang tak pernah berakhir. Antara rahasia, pengkhianatan, dan tat...
