Hari ini seharusnya sama seperti hari-hari sekolah biasanya. Riuh suara obrolan di lorong, derap langkah siswa yang terburu-buru ke kelas, dan suasana kantin yang selalu ramai ketika jam istirahat. Tapi hari ini ada yang berbeda, terasa ada yang janggal.
Atmosfer di sekolah mendadak terasa lebih berat dan dingin, seolah menyimpan sesuatu yang tak terlihat. Biasanya, pagi di koridor sekolah disambut dengan sapaan ceria dan tawa lepas, tapi kali ini, wajah semua murid yang melintas terlihat berbeda, mereka menjadi lebih berhati-hati, bisikan-bisikan kecil terdengar dari seluruh sudut koridor, membicarakan kejadian-kejadian aneh yang kemarin terjadi. Tidak ada yang berani untuk bicara secara terang-terangan, seakan takut sesuatu akan mengganggu mereka lagi.
Sekolah ini tidak seperti biasanya. Ada sesuatu yang berubah, mengintai dari riuhnya suara siswa.
Joevanny, Agnesta, Rei dan Indri yang baru saja mendaratkan bokongnya di kursi masing-masing langsung membicarakan keanehan tersebut.
"Sumpah ya, sekolah jadi suram banget semenjak kejadian kemaren. Gue jadi takut hari ini diajarnya bukan sama guru yang asli, tapi sama kloningannya." kata Rei sambil menyisir rambut panjangnya.
"Iya eh, gimana kalo Bu Ida tiba-tiba masuk?! Terus ternyata itu kloningannya lagi? Hari ini kan masih ada jam Bu Ida!" kata Indri.
"Tapi ya, kalian ngerasa aneh nggak sih? Kemaren, pas rekaman cctv kelas kita diputer, tepat banget abis kejadian Bu Ida keluar kelas, cctv tiba-tiba mati. Padahal nggak rusak sama sekali. Rekaman cctv kelas kita kayak literally berhenti pas Bu Ida keluar dari kelas, rekaman pas Pak Agung masuk ke kelas itu nggak ada."
Agnesta menatap satu persatu sahabatnya dengan tatapan bingung, merasa ada yang janggal.
"Nes, cctv itu bisa aja mati karena listrik. Kamu nggak inget? Pas kemaren kita lagi liat rekaman kan gedung barat sempet mati listrik." seru Joevanny mencoba tenang, walau dirinya juga merasakan kejanggalan itu.
"Tapi Joe, aliran listrik gedung barat sama gedung yang lain kan beda. Kemarin kita cek cctv di gedung timur. Sedangkan yang mati listrik cuma gedung barat." kata Agnesta.
"Gimana kalau nanti malem kita ke sekolah?"
Agnesta menatap satu persatu temannya, sebelum pada akhirnya Joevanny, Rei dan Indri melemparkan tatapan terkejutnya.
"Gila lo! Gue nggak mau cari mati, gimana kalau kita dibunuh sama kloningan Bu Ida? Hihh! Amit amit."
Indri langsung menatap horror ke arah teman-temannya, kemudian Rei mendorong pelan kepala Indri.
"Bloon!" dengus Rei sebal.
"Apa nggak berisiko? Kita nggak tau kondisi sekolah kalau malem kayak apa. Belum lagi sekolah kita tuh jarang banget hidupin lampu kalau malem. Nggak tau tuh antara pelit atau emang hemat listrik."
Agnesta, Rei dan Indri sontak menatap Joevanny dengan tatapan penasaran. Mengapa Joevanny berbicara seolah mengetahui banyak hal tentang sekolah?
"Kok lo tau? Lo pernah ke sekolah malem malem?" tanya Rei sambil menaikkan satu alisnya.
"Pernah, ya tapi bukan buat penyelidikan! Gue cuma lewat doang karena kebetulan lewat. Gelep banget suer, kayak bukan sekolah." kata Joevanny sambil mengangkat kedua jarinya.
"Halah! Nggak percaya gue, lo kan tukang boong." dengus Rei.
"Astaga! Seriusan! Ya... gue cuma iseng doang kok ke sekolah! Kan gue emang suka yang berbau horror gitu, emang kenapa sih? Aneh tah kalau murid ke sekolah malem-malem?" tanya Joevanny sambil memasang wajah lugunya.
"Yaiya lah! Pake nanya! Nih ya dipikir pake logika aja deh, ngapain coba murid malem-malem ke sekolah cuma karena iseng? Apalagi lo kan anaknya males sekolah noh, gabut amat ke sekolah malem-malem. Kalau lo cinta sekolah nah baru gue nggak heran. Lo aja masuk sekolah pagi-pagi dah merengut."
YOU ARE READING
Lonceng Akhir yang Tak Pernah Berbunyi [TERBIT]
Mystery / ThrillerJoevanny, Agnesta, Rei dan Indri, empat sahabat yang selalu menganggap sekolah hanya tempat menimba ilmu. Mereka tak pernah menyangka bahwa tempat dimana mereka belajar justru menyimpan teror mematikan. Guru-guru mulai bersikap aneh, memperingatkan...
![Lonceng Akhir yang Tak Pernah Berbunyi [TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/391165201-64-k38566.jpg)