Jemima selalu memiliki mimpi yang terasa begitu nyata. Sejak kecil, ia terbiasa mengalami Lucid Dream, di mana ia bisa mengendalikan setiap detail dalam tidurnya. Namun, ada satu hal yang membuatnya resah-kehadiran seorang pria misterius yang selalu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Om Andra," panggil Jojo.
Pria yang dipanggil itu langsung menoleh. "Eh, Jojo!" balasnya.
"Om ketinggalan ini," ujar Jojo sambil menyerahkan kotak bekal. "Tadi di jalan ketemu Chiko, dia nitipin ini buat Om."
Om Andra menggaruk kepalanya dan tersenyum kaku. "Wah, makasih, Jojo. Om sampai lupa kalau belum makan. Jadi ngerepotin kamu, deh."
"Santai aja, Om. Ngomong-ngomong, investigasinya gimana? Udah ada titik terang?" tanya Jojo, penasaran.
Om Andra menghela napas. "Belum. Tapi bukannya kamu juga udah menganalisis? Gimana menurutmu?"
Jemima yang sedari tadi diam memperhatikan langsung terkejut. "Jojo juga ikut campur kasus ini?" batinnya.
Jojo menyandarkan tubuhnya ke dinding, lalu menunjuk ke arah jendela. "Kalau menurutku, sementara ini, pasti pelaku pakai trik ilusi ruangan tertutup."
Om Andra mengangkat alisnya. "Maksudnya?"
Jojo mendekat dan mengetuk kaca jendela. "Jendela ini cuma bisa dikunci dari dalam. Kalau memang ditutup dari luar, seharusnya kait kuncinya nggak terpasang."
Jemima yang penasaran langsung berjalan ke arah jendela. Ia memperhatikannya dengan saksama, dan benar saja-kait kunci itu tidak terpasang.
"Dia hebat," gumam Jemima dalam hati.
Jojo melanjutkan analisanya. "Kemarin aku juga lihat CCTV yang kabelnya terputus. Sekilas, coraknya memang seperti gigitan tikus. Tapi kalau diperhatikan lebih dekat, potongannya terlalu rapi untuk ukuran tikus yang biasanya suka grasak-grusuk."
Om Andra mengangguk, mulai memahami arah pemikiran Jojo. "Sudah jelas ini pembunuhan. Tapi... apa motifnya?"
Jemima mengepalkan tangannya. Ia juga ingin tahu-siapa yang tega melakukan ini pada Natalie?
"Untuk saat ini, tersangka utama kami hanyalah pacar dan teman-teman dekatnya. Tapi setelah melihat reaksi mereka, kami mulai sedikit meragukan kalau mereka benar-benar pelakunya. Walaupun begitu, kita nggak boleh lengah. Zaman sekarang, banyak pelaku kriminal bermuka dua," bisik Om Andra.
Jojo terkekeh. "Benar. Aku juga masih ngumpulin bukti yang lebih kuat buat nemuin pelakunya. Nggak ada kejahatan yang sempurna di dunia ini. Bukankah begitu, Jemima?"
Jemima yang sejak tadi diam langsung terkejut karena dipanggil. "Iya... sepertinya," balasnya, masih agak kikuk.
Jojo tertawa kecil. "Jangan gugup gitu, nanti malah makin dicurigai." Candanya membuat Jemima mendengus kesal.
"Baiklah, aku balik ke apartemen dulu, Om," pamit Jojo.
Om Andra mengangguk. "Hati-hati, dan terima kasih sudah membantu."
Jojo menoleh ke Jemima. "Jema, ikut nggak?" tanyanya santai.
Jemima berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Ayo pulang."