🧶 • before the incident

10 0 0
                                        

🧶

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

🧶


Sore itu, angin berhembus pelan. Udara terasa sejuk, tidak panas, tapi juga tidak terlalu dingin setelah hujan turun beberapa jam yang lalu. Di sebuah sudut sebuah cafe, ada empat mahasiswa duduk mengerjakan tugas praktik mereka. Sudah lebih dari dua jam mereka di sana, kecuali dua orang-Inez dan Jemima yang belum lama tiba disana.

"Nat, temenin gue yuk minggu nanti," ujar Inez, menyenggol Natalie yang tengah fokus membuat karya Nirmana. Deadline-nya tinggal besok, tapi bahkan setengah pola pun belum selesai.

"Minggu gue gak bisa, ada tugas gereja," jawab Natalie tanpa mengalihkan pandangan dari gambarnya.

"Kalo Sabtu?"

"Main sama cowok gue lah," balas Natalie santai.

Inez mendengus kesal. "Mentang-mentang ada cowok, huh," sindirnya.

Di sisi lain, Mona sudah menyelesaikan tugasnya sepuluh menit yang lalu.

"Jema, lo laper gak? Kayaknya gue mau pesen carbonara lagi," kata Mona sambil bangkit dari tempatnya.

"Gue pesen dimsum aja, Mon," sahut Jemima.

Mona mengangguk, lalu mengambil ponselnya untuk memesan makanan. Suasana kembali tenang, hanya diiringi suara angin dan sesekali gemerisik dedaunan.

Natalie meletakkan kepalanya di atas meja, menghela napas panjang. "Bosen banget... Udah semester akhir, tapi semangat gue buat kuliah rasanya udah habis," keluhnya, malas-malasan menatap tugas akhirnya yang masih terbengkalai.

"Lu enak, IPK tinggi," sahut Mona sambil menunjuk dirinya sendiri. "Lah gue?"

Inez menoleh, langsung menyambar. "Ya, lu juga sih. Udah tau gak bisa gambar, kenapa SNBP malah masukin DKV?"

Mona meringis, tak bisa membantah. "Mana portofolio joki lagi," lanjut Inez dengan tatapan menyelidik.

Mona terkekeh kecil. "Ya, dulu gue cari aman aja sih, hehe. Mau nyesel, tapi udah terlanjur."

Natalie terkikik mendengar pengakuan jujur itu, sementara Mona kembali melanjutkan, "Ah, gue gak sabar banget! Setelah lulus, gue mau buka jasa iklan kayak di TikTok. Atau enggak, bikin jasa edit-edit gitu."

"Pantesan gak niat ngerjain tugas," ledek Inez, sementara Natalie hanya menggelengkan kepala dengan senyum tipis.

"Kalo lu gimana?" tanya Natalie, melirik ke arah Jemima.

"Gue?" Jemima menunjuk dirinya sendiri, memastikan pertanyaan itu memang ditujukan padanya.

"Iya, setelah lulus nanti, rencana lu apa?"

Jemima mengangkat bahu, lalu menjawab, "Kayaknya gue mau nyari lowongan HRD aja, atau enggak jadi bimbingan konseling gitu. Kayaknya seru."

Mona tiba-tiba menyahut, "Kalian gak ada yang mau lulus terus langsung nikah?"

Red String Theory ||•On GoingTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon