🧶 • I promise

8 0 0
                                        

🧶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🧶

Hari keempat setelah kematian Natalie, hasil otopsi sudah keluar, dan sore ini Natalie akan dimakamkan.

"Saya rasa ini karena benturan di kepalanya. Dia meninggal karena kehabisan darah dan terlambatnya pertolongan," ujar dokter forensik itu.

Mendengar itu, dada Dewangga terasa sesak. Kemarin ia melihat lokasi tempat kekasihnya tewas. Memang, di sudut ranjangnya ada bekas darah. Mungkin saja ini hanyalah kecelakaan. Tapi apa yang dia lakukan hingga bisa terpentok sudut ranjang?

Mata Dewangga sendu menatap jasad Natalie dari balik kaca yang sudah ditutup kain putih.

"Bro." Seseorang menepuk pundaknya. "Jangan berlarut-larut. Nata pasti nggak suka lihat lo terpuruk kayak gitu."

Dewangga menoleh ke belakang, melihat Jojo dan Afdal yang menyusulnya.

"Lo nggak bakal tahu kalau nggak ngerasain. Perasaan gue hancur, Jo," ucapnya setengah menangis.

Jojo merangkul Dewangga, berniat menghiburnya. "Jangan nangis di sini. Malu diliatin cewek lo," ujarnya mencoba bercanda.

"Gue udah denger hasil otopsinya," sambung Jojo. "Dan gue ngerasa nggak masuk akal kalau cewek lo tiba-tiba mentokin kepalanya ke ujung kasur."

Dewangga mengusap air matanya. "Cewek gue nggak mungkin bunuh diri. Dia excited banget mau married sama gue," ucapnya dengan nada sendu.

Afdal dan Jojo saling bertatapan, bingung bagaimana caranya menghibur Dewangga.

Telepon Afdal berdering, ternyata dari Rama yang sedang di klub.

"Nyusul lima menit, nggak pake lama," ujarnya singkat lalu mematikan telepon.

"Gue nggak dulu, sorry. Gue mau ngurusin Nata dulu," ucap Dewangga lalu meninggalkan mereka berdua.

"Bangsat si Rama, sempet-sempet amat," umpat Jojo.

"Kita cabut atau nemenin Dewa?" tanya Afdal.

"Kita temenin Dewa dulu, baru nyusul Rama," balas Jojo yang langsung berlari menghampiri Dewangga.

"Tapi Rama udah reservasi," ucap Afdal sambil menunjukkan chatnya.

"Tapi Rama udah reservasi," ucap Afdal sambil menunjukkan chatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Red String Theory ||•On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang