Prolog

97 32 42
                                        

    Di dalam ruangan bernuansa hitam, perempuan itu menatap pria di hadapannya. Ruangan ini adalah panggung, dan mereka berdua adalah aktor dalam drama yang telah ditulis berabad-abad lalu. Tapi hanya satu yang tahu akhir naskahnya. Tatapannya tenang, tetapi dalam, seperti lautan di bawah langit mendung—tak menunjukkan ketakutan, meskipun tali yang melingkar di pergelangan tangannya cukup kuat untuk meninggalkan bekas.

   "Aku memberimu pilihan," suara pria itu datar, penuh otoritas. "Bergabunglah atau kau akan benar-benar mati kali ini."

     Mendengar pernyataan tersebut tidak menimbulkan rasa takut baginya, sebaliknya ia tersenyum tipis, senyum yang membuat pria itu merasa tidak nyaman, meskipun ia tidak tahu mengapa. Sebelum menjawab pria yang berdiri di hadapannya, ia berbisik dalam hati, 'Aku sudah memilih sejak lama. Kalian hanya belum tahu.'

28/02/2025

Moriarty Code: 42Where stories live. Discover now