Berawal dari kebodohan Jake yang terlalu percaya diri. Teman-temannya menantangnya untuk menggoda pria tampan di bar, dan Jake yang merasa bisa saja menerima tantangan itu. Tapi, alih-alih berhasil, dia malah ceroboh sampai obat perangsang yang seha...
Namun, tidak butuh waktu lama sebelum Cedric kembali turun. Dan saat Jake melihatnya, dia hanya bisa melongo heran.
"Kamu hanya mengantarku belanja bulanan, bukan rapat," komentar Jake spontan.
Cedric menunduk melihat pakaiannya, kemeja rapi, celana panjang, dan sepatu kulit. Sangat berbeda dengan Jake yang hanya memakai sweater rajut longgar.
"Apa yang salah?" tanya Cedric dengan wajah datarnya.
Jake menggigit bibirnya, ragu. "Tidak, tidak ada yang salah. Hanya saja... ah sudahlah, ayo."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
( ilustrasi Cedric & Jake, sumber : pinterest )
Cedric tak membalas, hanya berjalan mendahului Jake menuju pintu.
Jake menatap punggung kekar itu dengan perasaan campur aduk. Kenapa Cedric mulai bertingkah seperti ini? Kenapa tiba-tiba dia lebih perhatian?
Jake sebenarnya sudah berusaha berhenti berharap pada pria itu. Sejak mengetahui tentang Jaeyun, sosok yang menjadi alasan Cedric membawanya ke sini, dan sejak merasakan sendiri betapa Cedric awalnya menolak keberadaan anak dalam kandungannya, Jake sudah memutuskan untuk tidak lagi menggantungkan perasaannya pada pria itu.
Tapi jika Cedric terus begini...
Bagaimana bisa Jake menahan diri untuk tidak berharap? Hatinya benar-benar lemah, ya.
Tapi harapan itu berbahaya. Karena siapa tahu, semua ini hanyalah pelampiasan Cedric lagi, atas nama Jaeyun.
***
Sejak mereka tiba di swalayan, Cedric hanya mengikuti Jake ke sana kemari, berjalan di belakangnya tanpa suara. Sejujurnya, ini cukup mengganggu. Jake sudah menyarankan agar Cedric menunggu di dalam mobil, tapi tentu saja pria itu keras kepala dan memilih tetap menemaninya.
Dan tentu saja, kehadiran Cedric langsung menjadi pusat perhatian.
Bukan hanya karena penampilannya yang terlalu rapi untuk sekadar belanja bahan makanan, tapi juga karena siapa yang tidak mengenal Cedric? Dia memang bukan artis, tapi nama dan wajahnya sering muncul di berita televisi sebagai pengusaha sukses. Beberapa pelanggan mencuri-curi pandang, bahkan ada yang berbisik-bisik sambil sesekali melirik ke arah mereka.
Jake pura-pura tidak peduli dan tetap fokus memilih bahan makanan. Namun, saat ia memasukkan beberapa potong daging ke dalam keranjang belanja, suara Cedric terdengar di belakangnya.
"Kau hanya membeli sedikit daging?"
Jake mendongak, menatapnya bingung. "Ini sudah banyak."
Cedric menatap isi keranjang, lalu mengangkat alis. "Tambah lagi. Aku ingin steak."
Jake terdiam sejenak, lalu tanpa protes mengambil lebih banyak daging. Kebetulan, dia juga sedang mengidam steak, jadi permintaan Cedric bukan masalah. Tapi tetap saja, tingkah pria ini akhir-akhir ini semakin membingungkan Jake.