Prolog 🕰

57 16 0
                                        

Pagi ini sekolah ricuh sekali, suara langkah kaki yang kesana dan kemari terdengar dengan jelas. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur semester. Namun yang membuat heboh adalah para siswa yang terkejut karena tahun ini diberlakukan sistem rolling class. Semuanya sibuk sendiri untuk mencari tahu dimana kelas mereka.

Namun, lain halnya dengan seorang gadis yang sedang memakan es krim sambil memainkan ponselnya di bangku taman. Ia tampak tidak peduli dengan kelasnya, apakah dia kebagian di rolling atau tidak. Gadis dengan name tag Eisha Cattlea itu justru sibuk bermain game di ponselnya.

"Ca?! astaga bukannya ngecek kelas malah sibuk main cooking mama??!" ucap teman Eisha yaitu Nova yang baru saja menghampiri-nya dengan raut wajah heran.

Sementara yang dipanggil Ca hanya menyengir "Hehehehe, ngapain gue repot-repot desak-desakan. Nova kan pasti bakal ngecekin juga nama gue sekalian."

Nova mendengus kasar "Hadeh, masalahnya gue aja dari tadi belum ketemu nama gue dimana. Jadi nama lo juga ga ketemu" keluhnya.

"Anjir, jangan-jangan kita ga naik kelas Nov! ihh ayo liat nama kita!" tanpa menunggu jawaban Nova, Eisha langsung menyeret tangan gadis itu untuk mencari nama mereka berdua di kawasan kelas XI.

"Ca ihhh gue mau minum dulu padahal" Nova menggerutu sepanjang jalan.

"Ntar ntar gue beliin minum, cari nama kita dulu. Ngeri amat gue kalau tinggal kelas" raut wajah Eisha terlihat cemas sementara Nova hanya santai.

"Gue yakin kita ga sebego itu jir"

Mereka berdua pun akhirnya sibuk mencari nama, menyusuri dari kelas MIPA 1 dan sekarang mereka sudah di MIPA 3 namun nama keduanya belum juga terlihat.

"Jir ini serius ga ada nama kita? lebarin mata lo lagi coba Ca" ucap Nova yang mendapat decakan dari Eisha.

"Santai kan MIPA ada 1-6"

Perasaan tadi dia panik juga deh

"Lagian kenapa sih pake acara rolling rolling nyari nama manual gini, kenapa ga dikirim ke dalam bentuk softfile aja"

"Katanya budaya literasi Ca"

Ck!

"Duh mana ya namanya kok dari tadi ga ada, mana tinggi banget lagi nempelinnya" Eisha menjijit-jinjit untuk mencari namanya dan Nova.

Bukan Eisha yang pendek, tapi memang kertas pemberitahuannya di tempel ketinggian.

Eisha sibuk membaca nama-nama siswa satu-persatu dari atas.

"Mau nyari nama siapa emang?" tanya laki-laki disamping Eisha yang sepertinya juga sedang mencari namanya namun Eisha sepertinya tidak mendengarnya karena terlalu berisik.

"Sadam.." gumam gadis itu membaca sebuah nama yang tertera.

"Lah? gua? ngapain nyari nama gua?"

"Eh!?" Eisha terkejut ternyata sang pemilik nama ada disampingnya.

"Eh engga, gue cuma baca" jawab Eisha dengan cepat.

Laki-laki yang bernama Sadam itu pun mengangguk paham. Ia melirik ke arah baju Eisha untuk melihat nama lengkap gadis itu.

"Eisha Cattlea ya? ada nih di nomor 25"

"Eh? Makasih ya" ucap Eisha dengan raut wajah tak terbaca.

Sementara Sadam hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Ketika ia hendak pergi dari kerumunan suara bising-bising menghentikannya.

"AIR PANAS WOII AIR PANAS MISI MISI WOII MISII"

"Bangke el! congor lu keras bener, liur lu muncrat juga nih"

"Astaga.. bukan temen gua" gumam Sadam yang justru merasa malu karena kelakuan dua temannya Kael dan Najen.

Semua orang kini memperhatikan Kael dan Najen yang datang membawa baskom berisi Es batu.

"Katanya air panas tapi dia bawa es batu"
"Longor"

"WOII CURUT KOK LU NINGGALIN KITA HAH?!" tanya Kael menyolot.

"Kecilin suara lu sat, gua malu. Udah kaya mau baku hantam" ucap Sadam berbisik bisik.

"Tau tuh Kael" dengus Najen.

"Lu juga dodol, ngapain bawa es batu" hardik Sadam.

"Sebenarnya gua kebelet berak tapi karena ga ada batu alam yaudah gua megang batu es" jelas Najen sambil nyengir-nyengir ganteng.

"Pinter kan? saran dari gua itu" ucap Kael berbangga diri.

Astaga otak Kael seperempat sendok nyamnyam malah dituruti.. batin Sadam meringis.

"Ah pe'a unfriend kita jir" ucap Sadam kepalang malu karena sedari tadi mereka jadi sorotan dan obrolannya di dengar semua orang yang otomatis tertawa.

"Ga bisa sayang, soalnya kita sekelas lagi bareng-bareng" ucap Kael dengan suara yang di imut imutkan membuat Sadam dan Najen menatap horor.

"AAAA CAAAAA KITA GA SEKELAS!" kini mata orang orang beralih menatap Nova yang teriak namun mulutnya sudah dibekap oleh Eisha.

Nah cocok ni cewe sama Kael, congor nya sama sama kaya ember bocor

"Ihh lo, liat kita jadi Miss Universe dadakan" gerutu Eisha yang malu karena semua mata memandang.

Eisha jadi salah tingkah sendiri dan bingung harus melihat ke arah mana. Saat mencoba membuang mukanya ia menatap name tag di baju Sadam.

Sadam Alverio

Why did I feel so strange when I knew his name?

***

TimelessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora