⚠ Warning bxb area!
(Taesan x Leehan)
Status : Tamat
Leehan mahasiswa yang selalu terlihat tak bersemangat itu membuat Taesan penasaran. Ada beban dan keresahan di matanya yang membuat Taesan tergerak untuk menolong anak bimbingnya itu. Akankah in...
Sakit, perih, dan sesak itulah yang dirasakan Leehan saat ini. Air matanya mengalir deras diantara dua pipinya.
"Tidak perlu terburu-buru membunuhnya sayang, kita perlu menghukum anak yang tidak sopan ini"
Begitu kedua tangan sang bibi yang mencekiknya terlepas, Leehan langsung menghirup oksigen di sekitarnya dengan rakus.
Tanpa aba-aba sang paman menarik tangan Leehan hingga membuatnya berdiri.
Plak
Suara tamparan nyaring didapatkan Leehan begitu tubuhnya berdiri. Rasa panas dan nyeri membekas di pipi yang sudah dipastikan berubah menjadi warna merah.
Ingin melepaskan diri pun percuma karena yang mencengkeram tangannya bukan hanya sang paman tapi bibinya juga ikut menahannya agar tidak pergi.
"Lepas! Kenapa kalian tega melakukan ini!"
"Kenapa? Karena kalian bertiga itu menjijikkan! Bagaimana bisa seorang laki-laki bisa hamil dan melahirkan, orang seperti kalian memang pantas dimusnahkan. Aku tidak akan membiarkan keturunan kalian menjadi penerus, termasuk dirimu"
"Paman dan bibi tahu kenapa Tuhan tidak mempercayai kalian untuk mendapat anak? Karena kalian tidak pantas menjadi orang tua!"
Bugh
Kini perut Leehan yang menjadi sasaran pukulan dari sang paman.
"Berani-beraninya kau berkata seperti itu pada kami! Akan kutunjukkan padamu neraka yang kami ciptakan!"
Mereka berdua menyeret tubuh lemah Leehan menuju kamar mandi, membenturkan kepalanya di dinding kamar mandi yang keras hingga kepalanya berdarah.
Tak sampai di situ saja mereka kembali memenuhi bath up yang diisi air hingga penuh lalu memasukkan kepalanya di sana dan menariknya kembali, mengulangnya kembali hingga mereka puas.
Terakhir, memasukkan tubuh Leehan yang setengah sadar dengan napas yang terdengar lemah di bath up yang sudah dipenuhi air itu.
"Apa yang sudah terjadi disini!" sebuah teriakan yang berasal dari ruang keluarga mengejutkan mereka berdua.
Dengan cepat mereka mengunci pintu kamar mandi dan membuang kuncinya ke tempat sampah.
Ternyata yang berteriak tadi adalah nenek Leehan yang ingin mengunjungi cucunya. Saat menanyakan dimana cucunya tersebut, menantu dan anaknya itu mengatakan bahwa Leehan belum pulang.
Tentu nenek Leehan tidak percaya begitu saja, dirinya mendapati pecahan kaca dari vas bunga terdapat noda darah. Nenek Leehan memerintahkan para bodyguard untuk mengikuti kemana arah darah tersebut.
Perasaannya sangat tidak enak dan yang ada di pikirannya saat ini hanyalah cucunya, Leehan.
"Jejak darahnya berhenti di depan kamar mandi ini Nyonya tapi pintunya terkunci, apa kita perlu mendobraknya Nyonya?"
Nenek Leehan pun menyetujuinya, begitu pintu kamar mandi terbuka mereka terkejut mendapati Leehan berada di dalam bath up dengan mata yang tertutup juga luka yang berdarah di kepala dan telapak kakinya.
Nenek Leehan langsung menyuruh para bodyguard membawa tubuh cucunya yang sudah tidak sadarkan diri itu ke rumah sakit.
"Apa yang kalian lakukan pada cucuku! Mengapa kalian begitu tega pada cucuku! Cucuku baru saja kehilangan orang tuanya dan kalian yang aku percayai untuk menjaga malah hampir membunuhnya!" murka nenek Leehan.
"Kami hanya ingin menjadi penerus, jika Leehan masih hidup dia yang akan menjadi penerus"
"Hanya karena jabatan penerus kalian melakukan ini! Tidak bisa kupercaya, mulai hari ini nama kalian akan di hapus dari hak harta waris. Pergi dari rumah anakku sekarang juga!"
Setelah kejadian itu, Leehan tidak bisa menempati rumah itu lagi. Setiap dirinya memasuki dirinya tidak bisa mengendalikan dirinya, Leehan akan terus berteriak kesakitan sambil meminta tolong padahal tidak ada yang menyakitinya.
Atas ijin neneknya, Leehan diperbolehkan tinggal sendiri di apartemen dekat universitasnya. Walau begitu setiap malam Leehan tidak bisa tidur nyenyak ia sering merasa ketakutan dan harus dibantu dengan obat penenang setiap harinya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Haiiii gimana chapter ini? Semoga paham ya, ngga papa kalo ngga ngefeel karena aku ngga terlalu bisa nulisnya🙏🏻 alias ngga tega ke ihannya😭