⚠ Warning bxb area!
(Taesan x Leehan)
Status : Tamat
Leehan mahasiswa yang selalu terlihat tak bersemangat itu membuat Taesan penasaran. Ada beban dan keresahan di matanya yang membuat Taesan tergerak untuk menolong anak bimbingnya itu. Akankah in...
Saat Leehan keluar dari kantor Taesan, rambutnya berantakan dan bibirnya merah. Dia melihat teman-temannya Jaehyun, Woonhak, Riwoo, dan Sungho menunggunya.
"Leehan ayo kesini! " seru Jaehyun sambil melambai penuh semangat. Leehan tersenyum dan menghampiri mereka berempat.
Woonhak berseru senang "Ayo makan siang. Sudah lama sekali kita tidak makan siang bersama"
"Ya itu tentu saja karena satu orang yang mengasingkan diri" canda Sungho.
"Tapi orang yang mengasingkan diri itu sudah bersama kita sekarang. Sudah ayo ke kantin Jaehyun pasti sudah kelaparan" ucap Riwoo berjalan memimpin jalan.
"Hey kenapa cuma aku, ada Woonhak juga yang kelaparan disini kan" bela Jaehyun.
Setelah sekian lama mereka kembali berkumpul untuk menikmati waktu bersama. Mereka mengobrol dan tertawa, menceritakan semua yang mereka lewatkan.
Kelas selanjutnya adalah kelas kimia. Namun dosennya tidak hadir hingga Taesan harus mengambil alih. Saat Taesan memasuki kelas, dia menatap langsung ke arah Leehan, yang menatap dengan binar kenakalan di matanya.
"Mencoba menggodaku ya?" gumam Taesan, berusaha untuk tidak memandangnya.
"Baiklah semuanya, ayo pergi ke laboratorium kimia" ucap Taesan.
Di laboratorium, mereka melakukan eksperimen, tapi Leehan tidak tahu bagaimana melakukannya. Taesan memperhatikan Leehan yang sedang kesulitan dan berjalan menghampirinya. Berdiri di belakang Leehan, dia melingkarkan tangannya di kedua sisi tubuh Leehan dan mengajarinya bereksperimen. Tangan mereka sesekali bersentuhan satu sama lain.
“Ini, biar kutunjukkan padamu” kata Taesan lembut, napas hangatnya di telinga Leehan membuat jantung Leehan berdebar kencang, tapi dia mencoba fokus pada eksperimennya.
“Terima kasih, Professor” ucapnya mencoba menstabilkan suaranya.
Taesan melihat semua orang fokus pada pekerjaan mereka sendiri lalu merapatkan tubuhnya agar semakin mendekat. "Kamu melakukan yang terbaik sayang" bisiknya.
Leehan menoleh ke Taesan dengan senyum lucu. “Emm Professor, bolehkah aku datang ke tempatmu malam ini? Kita bisa memainkan permainan baru atau mungkin jalan-jalan?”
Taesan terkekeh melihat ekspresi lucu Leehan. “Tentu, kenapa tidak? Sampai jumpa malam ini” Mata Leehan berbinar senang mendengar jawaban dari Taesan.
Taesan tidak bisa menahan senyum membayangkan menghabiskan lebih banyak waktu bersama kekasihnya.
Matahari yang indah akan segera terbenam sekitar jam 6 sore ketika Taesan mendengar ketukan di pintunya, dia tersenyum lebar mengetahui siapa orang itu, orang tuanya sedang keluar kota karena ada pekerjaa.
Taesan memakai pakaian kasual berupa kemeja hitam yang dua kancing teratasnya dibiarkan terbuka memperlihatkan dada bidangnya yang terlihat jelas.
Dia membuka pintu dan melihat Leehan yang mengenakan kaos hitam polos yang sangat cocok dengan jaket denimnya, Taesan mempersilahkannya masuk.
Leehan masuk dengan membawa kantong belanjaan di tangannya, dia menaruhnya di atas meja di ruang dapur, matanya melihat ruang tengah yang sudah disiapkan dengan beberapa popcorn, konsol game, kaset film yang beragam, dan juga beberapa jenis minuman.
"Sepertinya ada yang bersemangat" ucap Leehan sambil duduk tenang tapi matanya tidak bisa diam menatap ke arah mana saja.
“Baiklah, seperti tujuanmu datang kemari, ayo bermain game” kata Taesan sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.
Leehan mengambil langkah lebih dekat membuat Taesan menatapnya dengan mata penasaran.
"Bagaimana jika kita melanjutkan permainan kita di kantor tadi?"
"Hei, apa maksudmu?"
"Kamu juga menikmati ciuman itu, Profesor Han, jangan berpura-pura seperti itu. Jika tidak, aku tidak akan memiliki tanda itu di dadaku" kata Leehan dengan ekspresi serius.
Taesan menelan ludahnya lalu melangkah mundur, ia mengambil segelas air dan meminumnya
"Ya jadi apa yang ingin kamu mainkan?" Dia bertanya tanpa melihat ke arah Leehan
"Aku kan sudah bilang, aku ingin bermain denganmu" jawab Leehan acuh tak acuh.
"Leehan" kata Taesan sambil memelototinya.
"Ya tuan?"
"Demi Tuhan, berhenti memanggilku tuan"
Leehan mencondongkan tubuh ke arahnya, napasnya hangat di telinga Taesan "Bagaimana dengan daddy?" tanyanya sambil berbisik.
"Ka-kamu benar-benar sadar apa yang kamu lakukan kan?" tanya Taesan membeku
"Apakah aku berbau alkohol?" Leehan bertanya sambil menggoyangkan alisnya, dia melingkarkan lengannya di leher yang lebih tua
"Bermain game, makan, menonton, itu bukan urusanku di sini" kata Leehan saat ini dia berada sangat dekat dengan Taesan, tubuh mereka saling bersentuhan, kehangatan menyebar ke seluruh tubuh Taesan.
"Biarkan aku memeriksa apa yang kamu bawa" kata Taesan meninggalkan Leehan di sana. Begitu dia membuka kantung yang dibelikan Leehan, dia sangat terkejut
"Leehannnnn!!!" Taesan berteriak dari dapurnya
"Ya?"
"Apa ini"
"Kupikir kita akan membutuhkannya"
“Apa yang sebenarnya otakmu pikirkan hah?"
"Karena kamu benar-benar menginginkanku tadi"
"Leehan bukan seperti itu"
"Oh ayolah akui saja apa susahnya" Leehan sedang bersandar di kusen pintu, sementara Taesan memegang barang-barang itu di tangannya seperti seorang ibu yang mengomel karena mengetahui putranya gagal dalam ujian, itu adalah beberapa bungkus pengaman dan pelumas.
Taesan berjalan ke arahnya dan menariknya untuk lebih dekat ke arahnya tangannya melingkar apik di pinggang ramping Leehan.
"Sudah cukup acara menggodaku, biarkan aku mengambil keberanianmu malam ini atau mungkin ada yang ingin kau sampaikan sayang?"
"I want you to fuck me right now"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.