Tinggalkan jejak kalian dengan vote & komen👍🏻
Hari-hari berlalu, ujian tengah semester yang akan datang membayangi para mahasiswa seperti mimpi buruk. Bagi Leehan, kecemasan itu menyesakkan. Malam-malamnya yang sudah diganggu oleh sulit tidur menjadi semakin menyiksa. Pikiran akan kegagalan menggerogotinya, pikirannya diliputi badai kekhawatiran yang tiada henti.
Taesan mengadakan ujian mingguan untuk mempersiapkan mahasiswanya menghadapi Ujian Tengah Semester. Ketegangan di ruang kelas terlihat jelas. Leehan duduk dengan gelisah, tangannya gemetar saat dia menatap kertas itu.
Meskipun ia telah berupaya semaksimal mungkin, pikirannya bagaikan kertas kosong, kata-kata dan angka-angka menjadi kabur. Saat hasilnya diumumkan Leehan adalah satu-satunya mahasiswa yang gagal dalam ujian mingguan. Hatinya dipenuhi rasa takut, kegagalan yang ia dapat membuat rasa penyesalan Leehan pada dirinya sendiri.
Ekspresi Taesan tidak bisa dibaca, tapi secercah kekhawatiran terlihat di matanya. Pikirannya melayang pada perkataan ayahnya yang menuntut kesempurnaan mengajarnya. Ia tidak bisa membiarkan kegagalan seorang mahasiswa merusak reputasinya.
Setelah semuanya mendapat hasil ujian mingguan mereka, materi kuliah pun dilanjutkan. Taesan memperhatikan tatapan Leehan yang kosong, matanya menatap tanpa tujuan dan dapat dipastikan bahwa Leehan tidak mendengarkan penjelasannya.
"Kim Leehan" panggil Taesan, tapi tidak ada jawaban. Dia memanggil lagi, kali ini lebih keras, tapi Leehan tetap tidak menyadarinya.
Dengan emosi memuncak, Taesan berjalan mendekat dan menjentikkan jarinya ke depan wajah Leehan, berhasil membuat Leehan terkejut.
"Hukuman kelas tambahan bagimu setelah kelas ini berakhir" kata Taesan tajam, suaranya bergema di ruangan yang sunyi. Teman-teman sekelas Leehan bertukar pandang, ada yang menyeringai, ada pula yang memandang dengan kasihan.
.
.
.
.
.
.
Matahari terbenam di bawah cakrawala, menimbulkan bayangan panjang di halaman universitas. Hari itu telah berakhir, dan para mahasiswa berhamburan keluar dari ruang kelas mereka, tawa dan obrolan memenuhi udara.
Teman-teman Leehan. Jaehyun, Woonhak, Riwoo, dan Sungho, tetap berada di dekatnya, kekhawatiran mereka terlihat jelas. "Apakah kau yakin tidak apa-apa kami tinggal?” Jaehyun bertanya, suaranya diwarnai kekhawatiran.
Leehan menggelengkan kepalanya, senyuman kecil terlihat di bibirnya. "Aku baik-baik saja. Kalian pulang saja. Sampai jumpa besok"
Sungho menepuk punggungnya "Baiklah, tapi jika kau butuh sesuatu, telepon saja kami" yang dibalas anggukan oleh Leehan.
Ketika teman-temannya mulai pergi, Leehan merasakan sedikit kesepian. Lorong-lorong menjadi lebih sunyi, gema langkah kaki memudar menjadi sunyi. Dia berjalan ke ruang kelas, udara dingin menusuk kulitnya yang hanya ditutupi kemeja tipis.
Ruangan itu remang-remang, bayangan malam menciptakan suasana mencekam. Taesan memasuki ruang kelas, kehadirannya mengesankan seperti biasa. Dia memperhatikan Leehan duduk di belakang, sedikit menggigil.
"Kim Leehan" serunya, suaranya memecah kesunyian.
"Ayo duduk di sini, di sampingku" Leehan ragu-ragu sejenak sebelum berdiri dan berjalan ke depan kelas. Dia duduk di sebelah Taesan, gerakannya melambat.
YOU ARE READING
'Save Me' [END]
Fanfiction⚠ Warning bxb area! (Taesan x Leehan) Status : Tamat Leehan mahasiswa yang selalu terlihat tak bersemangat itu membuat Taesan penasaran. Ada beban dan keresahan di matanya yang membuat Taesan tergerak untuk menolong anak bimbingnya itu. Akankah in...
!['Save Me' [END]](https://img.wattpad.com/cover/383669423-64-k254910.jpg)